Skenario Dikbud Hadapi New Normal di Sekolah

242
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka Sal Amansyah
Sal Amansyah

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kolaka membuat beberapa skenario menghadapi adaptasi kenormalan baru di sekolah. Apalagi, tahun ajaran baru akan dimulai pada 13 Juli 2020 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka Sal Amansyah menjelaskan, untuk melaksanakan modalitas belajar tatap muka di sekolah harus diputuskan secara hati-hati. Dikhawatirkan proses belajar tatap muka di sekolah justru dapat membawa klaster baru penyebaran dan penularan Covid-19.

Setelah melakukan penilaian, menimbang, dan melihat kondisi saat ini, Dikbud Kolaka memutuskan memilih model pembelajaran offline (luar jaringan) yang lebih memungkinkan untuk diterapkan kepada guru dan siswa di Kolaka ketika pemberlakuan new normal.

Untuk itu, dikbud telah membuat gugus tugas tersendiri yang mengurusi dan mempersiapkan pengembangan dan mengidentifikasi materi yang tepat menjadi pedoman digunakan sebagai bahan belajar guru dan siswa.

Sal Amansyah mengungkapkan saat ini seluruh tim sedang bekerja menyelesaikan pengembangan materi pembelajaran sebelum akhir Juni 2020. Tak hanya itu, pihaknya juga mengupayakan ketersediaan modalitas offline seperti video dan lainnya.

Lanjutnya, materi inilah nanti yang dititipkan ke sekolah dan guru-guru, kemudian diteruskan ke siswa. Sehingga, tetap seolah-olah ada interaksi, tetapi interaksinya offline. Jadi siswa tinggal menonton apa yang dikerjakan dan dikembangkan oleh guru.

“Kita panggil guru pembaTIK, guru dengan metode in on, pengawas, musyawarah kerja program studi, musyawarah kerja kepala sekolah (SMP), kelompok kerja kepala sekolah (SD) untuk memberikan masukan, kemudian menyusun dan mengembangkan materi,” jelasnya di Kolaka, Minggu (28/6/2020).

Kemudian, tugas kedua pengawas dan kepala sekolah, menyiapkan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Sal menyebutkan minimal satu ruang belajar terdapat satu tempat cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun.

Bila tidak memungkinkan, maka pihak sekolah harus menyediakan minimal 50 persennya. Misal, terdapat 6 rombel (rombongan belajar) maka disiapkan tiga sarana cuci tangan dengan air mengalir. Supaya physical distancing yang diharapkan betul-betul bisa terjaga di sekolah.

“Jadi skenario dua-duanya disiapkan. Skenario ini dibuat untuk menghadapi apapun kondisi yang akan terjadi nantinya, baik siswa mulai masuk sekolah pada tahun ajaran baru tanggal 13 Juli maupun belum masuk pada tanggal 13 Juli,” paparnya.

Sementara skenario pemerintah pusat, sekolah yang diperbolehkan melakukan tatap muka di sekolah hanya wilayah yang zona hijau. Hanya saja, zona hijau ini levelnya berbeda-beda, mulai SMA dulu selama dua bulan, kemudian baru masuk pendidikan dasar.

Sebelum pembuatan skenario tersebut, Dikbud Kolaka telah melakukan assessment (penilaian) melalui survei kecil-kecilan di awal pandemi Covid-19. Hal tersebut dilakukan guna memotret seperti apa kondisi sesungguhnya di lapangan dengan modalitas pendidikan jarak jauh yang sudah dijalankan.

Sama halnya dengan daerah lainnya di Indonesia, selama ini guru dan siswa di Kolaka juga mengikuti modalitas pendidikan jarak jauh (PJJ) seperti yang disarankan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI di tengah kondisi Covid-19.

Dari penilaian itu, terpotret bahwa terdapat beberapa tingkatan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dalam berinteraksi dengan siswanya. Pertama, interaksi yang sifatnya real time, siswa dan guru berkomunikasi melalui berbagai perangkat dalam jaringan.

Kedua, model pembelajaran offline (luar jaringan). Pada model ini, guru memanfaatkan materi dan media yang sudah dikembangkan oleh guru dan fasilitator ataupun mengambil materi dari platform ruang guru, rumah belajar, dan sumber lainnya.

Ketiga, guru mengunjungi langsung ke rumah-rumah siswanya. Model ini biasanya hanya terjadi di daerah yang memiliki banyak keterbatasan. Keempat, guru hanya menitipkan buku bahan belajar kepada siswa diikutkan dengan tugas yang harus diselesaikan. (A)

 


Kontributor: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini