Sudah Skripsi, Puluhan Mahasiswa Keperawatan UHO Resah Belum Diwisuda

9155
Gedung Fakultas Kedokteran UHO
Gedung Fakultas Kedokteran UHO

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Puluhan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Dokter Konsentrasi Keperawatan angkatan 2014 dan 2015 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang sudah ujian skripsi hingga saat ini belum juga wisuda. Di antara mereka ada yang menyelesaikan ujian skripsi sejak 2018 lalu.

Untuk angkatan 2014 yang berjumlah 30 orang telah menjalani perkuliahan kurang lebih 4 tahun hingga sampai 90 persen dari mereka telah menyelesaikan ujian skripsi. Sementara itu untuk angkatan 2015 jumlahnya 35 orang dan sebagian besar juga sudah menyelesaikan skripsi. Sehingga tahun 2018 dan 2019 mereka harusnya diwisuda dan mendapatkan gelar sarjana keperawatan.

Sejumlah upaya mahasiswa untuk mempertanyakan nasib mereka ke pihak fakultas pun tidak membuahkan hasil dan mereka hanya diminta untuk menunggu.

Baca Juga : Dosen UHO Terbitkan Buku Panduan Menulis Skripsi

Salah satu mahasiswa angkatan 2014 berinisial IN (21) mengatakan, ia masuk sebagai angkatan pertama di konsentrasi keperawatan melalui jalur kemitraan.

“Awalnya saya dipanggil ikut katanya ada jurusan baru keperawatan akhirnya saya ikut ke sini dan isi formulir. Setelah itu saya ikut tes potensi akademik, alhasil kami semua yang mendaftar 32 orang lulus dan ikut kuliah normal,” katanya kepada zonasultra, Jumat (11/10/2019) di salah satu kedai kopi.

Seiring berjalannya waktu, ada dua mahasiswa yang kemudian kabarnya tidak diketahui sehingga jumlah dari angkatan pertama 2014 sisa 30 orang saja termasuk dirinya. Pertama masuk kuliah dan dinyatakan lulus IN dimintai bayaran Rp10 juta sebagai uang pembangunan dan uang surat persetujuan pembayaran (SPP) sebesar Rp3 juta.

Pengakuan IN, setiap mahasiswa beragam besaran uang pembangunannya serta uang SPP. Pilihan lainnya adalah Rp7,5 juta uang pembangunan dan uang SPP Rp5 juta. “Beragam dikasi pilihan pas sudah lulus, saya pilih yang pertama karena kan Rp10 juta bayarnya hanya sekali saja,” ungkapnya.

Ia sendiri juga telah menjalani perkuliahan dengan jumlah satuan kredit semester (SKS) sekitar 100 lebih. Ujian proposal, hasil, dan skripsi pun sudah dilaluinya kurang lebih selama 5 bulan dari akhir 2017 hingga 2018.

Persyaratan untuk wisuda pun ia sudah dipenuhi semua mulai dari penyebaran skripsi dan mengupload skripsi di sitedi.uho.ac.id. Sitedi merupakan layanan untuk mengupload hasil skripsi, tesis dan disertasi dan akan diverifikasi pihak rektorat.

Tahap ini sudah semua dilakukan, hanya saja untuk persyaratan yudisium belum dipenuhi karena ia juga menunggu informasi dari fakultas mengenai syaratnya. Pasalnya nanti setelah yudisium barulah bisa mendaftar sebagi calon wisudawan.

IN pun berharap kepada pihak fakultas agar memberikan informasi yang jelas kepada dirinya dan teman-temannya perihal kapan mereka akan diwisuda dan berhak mendapatkan ijazah S-1.

Baca Juga : Doa untuk Dua Mahasiswa UHO di Sela Pelantikan Anggota DPRD Sultra

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

“Saya sudah mau masuk dua tahun menunggu wisuda tapi belum juga jelas. Saya punya rencana untuk lanjut S2, tapi mau diapa ijazah belum ada. Mau kerja juga bagaimana,” ujarnya.

Sementara itu mahasiswa angkatan 2015 berinisial A (22) juga menegaskan bahwa hingga saat ini jadwal wisuda dirinya bersama teman seangkatannya belum jelas. Padahal dari pengakuan A, ia telah menyelesaikan seluruh tahapan kuliah hingga ujian skripsi pada bulan Juni 2019 untuk mengejar jadwal wisuda UHO sekitar bulan Agustus kemarin.

Sayangnya meski sudah menyelesaikan semua tahapan tersebut, ia tidak juga mendapatkan jadwal yudisium dan wisuda dari pihak fakultas. “Saya masuk melalui jalur tes lokal SLMPTN tahun 2015 dan ikuti semua tahapan seperti mahasiswa lain hingga kuliah secara normal,” ujar A.

Pengakuan A juga bahwa orang tuanya sudah menghadiri beberapa kali pertemuan dengan pihak fakultas mengenai kejelasan wisuda tapi hingga saat ini belum ada. Ia sendiri merasa kecewa selain sudah menghabiskan waktu kuliah serta pembayaran uang SPP Rp6 juta per semeter, dan belum memiliki ijazah. A tidak dapat melanjutkan pendidikan profesinya serta mencari peluang pekerjaan.

“Iya mau bagaimana ka, nyesek sekali. Ini mau tes CPNS juga tidak bisa karena tidak ada ijazah,” ungkapnya.

A berharap kejelasan jadwal wisuda dapat disampaikan secepatnya oleh pihak fakultas, karena menjelaskan sebagai anak pertama di keluarga dirinya ingin menjadi contoh bagi adik-adiknya. Bukan hanya itu, ia juga ingin membantu kedua orang tuanya untuk mencari pekerjaan.

Pihak Fakultas Kedokteran (FK) UHO mulai dari Dekan Juminten Saiman hingga Wakil Dekan (WD) I Bidang Akademik Satrio yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp sejak Jumat (11/10/2019) kemarin tidak memberikan respon hingga berita ini diterbitkan perihal penjelasan atas keluhan mahasiswa keperawatan yang sudah menyelesaikan studi tapi belum diwisuda.

Kemudian Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik Hamimu pun dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp dihari yang sama hingga saat ini juga tidak memberikan komentar apapun perihal kejadian tersebut. Bahkan pesan yang dikirim awak zonasultra hanya bertanda dua centang biru.

Baca Juga : KMS Desak Polisi Segera Ungkap Pelaku Penembak Mahasiswa UHO

Pada Senin (14/10/2019), tim Zonasultra berusaha melakukan konfirmasi langsung ke fakultas dan gedung rektorat, tapi mereka yang bersangkutan tidak berada di tempat.

Humas UHO Hamdan Hakim melalui telepon mengatakan bahwa mahasiswa yang belum diwisuda meski sudah menyelesaikan skripsi wajib memenuhi semua persyaratan hingga terdaftar sebagai calon wisudawan.

“Saya yakin dan percaya kalau sudah penuhi semua syarat pasti akan diwisuda, mulai dari menyebar skripsi hingga syarat lain,” katanya, Senin (14/10/2019).

Namun ia tidak memberikan penjelasan lebih mengenai mahasiswa keperawatan FK UHO yang belum diwisuda, dan dirinya menyarankan tim Zonasultra ke pihak perwakilan Biro Akademik UHO.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Sementara itu Ketua Prodi Kedokteran Zida membenarkan bahwa mahasiswa keperawatan angkatan 2014 dan 2015 hingga saat ini belum diwisuda. “Oh iya memang kalau mau lebih jelas mungkin bisa wawancara langsung ke kampus dengan WD 1,” ungkapnya, Jumat (11/10/2019) malam melalui pesan WhatsApp.

Ketua Prodi Kedokteran Konsentrasi Keperawatan Larangki menyampaikan dirinya tidak dapat memberikan penjelasan terkait hal tersebut karena itu merupakan ranah pimpinan fakultas.

“Oh iya pak, karena hal ini berkenaan dengan hal yang menjadi kewenangan pimpinan, maka mungkin lebih tepat kalau hubungi dekan pak, soalnya dekan lebih paham akan hal tersebut pak,” ujarnya.

Berdasarkan dokumen sejarah lahirnya Prodi Pendidikan Dokter Konsentrasi Keperawatan yang didapatkan Zonasultra, menyebutkan bahwa pembukaan Konsentrasi S1 Keperawatan ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor UHO Nomor. 1355a/UN29/SK/PP/2014 tanggal 08 Agustus 2014.

Sejak tahun 2015 mulailah diusulkan izin prodi keperawatan pada Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti. Pada tahun 2016 diusulkan secara online pembukaan prodi keperawatan. Hasil penilaian tahap pertama Kemenristekdikti menyatakan dokumen masih perlu diperbaiki terutama data sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana pendukung proses pendidikan dan fakultas pengusul (FK) masih akreditasi C sehingga pengusulan tahap pertama masih perlu diperbaiki.

Sudah Skripsi, Puluhan Mahasiswa Keperawatan UHO Resah Belum Diwisuda
Dukungan pembukaan program studi S1 Keperawatan

Untuk menguatkan dukungan pembukaan Prodi Keperawatan di UHO pada tahun 2017 dilakukan visitasi pertama oleh organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berdasarkan Surat Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama FK UHO Nomor 121/UN29.17.1/PP/2017 tanggal 10 Februari 2017 perihal Koordinasi dengan DPP PPNI.

Selanjutnya tanggal 20 Februari 2017 telah dilakukan visitasi yang dilaksanakan oleh tim penilai dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Provinsi Sulawesi Tenggara dan pada tanggal 22 Februari 2017 DPP PPNI mengeluarkan Rekomendasi Pembukaan Program Studi Profesi Ners kepada UHO.

Baca Juga : Diduga Alami Luka Tembak, Mahasiswa UHO Lapor ke Ombudsman Sultra

Sudah Skripsi, Puluhan Mahasiswa Keperawatan UHO Resah Belum Diwisuda

Kemudian 31 Agustus 2017 berdasarkan nomor Surat Usulan 3385a/UN29/LL/2017 dilakukan pengusulan tahap ke- 2 (Saat itu akreditasi fakultas pengusul sudah akreditasi B) tetapi hasil evaluasi Kemenristekdikti masih belum menyetujui terutama item SDM dan sarana prasarana.

Akrhinya 31 Januari 2018 dilakukan pengusulan tahap ke-3 dan hasil evaluasi tahap ke-3 disetujui dan akan dilakukan visitasi oleh Kemenristekdikti.

Hasil Visitasi tersebut merekomendasikan pembukaan prodi ners (profesi keperawatan) dengan beberapa catatan antara lain pengembangan SDM, lahan praktik, sarana prasarana dan mahasiswa yang telah terdaftar pada dua angkatan sebelumnya untuk diproses selesai pada perguruan tinggi (PT) lain yang memiliki prodi ners. (***)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Muhamad Taslim Dalma

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini