Suhu Terendah di Kendari Capai 19 Derajat Celcius, Ranomeeto Lebih Rendah

4578
Suhu Terendah di Kendari Capai 19 Derajat Celcius, Ranomeeto Lebih Rendah
Kota Kendari - Dalam kurun waktu beberapa hari ini, tercatat suhu udara terendah di Kota Kendari sampai 19 derajat Celcius (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam kurun waktu beberapa hari ini, tercatat suhu udara terendah di Kota Kendari sampai 19 derajat Celcius, bahkan di Ranomeeto, Konawe Selatan (Konsel) mencapai 18 derajat Celcius.

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Faisal membenarkan hal tersebut, bahwa suhu udara terendah memang biasa terjadi pada musim kemarau.

“Untuk suhu udara di Kota Kendari sendiri sudah pernah mencapai 19 derajat pada musim kemarau ini,” katanya melalui pesan WhatsApp, Selasa (10/9/2019).

Baca Juga : Musim Panas, Suhu Terendah Sultra Capai 19 Derajat Celcius

Biasanya suhu udara terendah ini bisa dirasakan pada pukul 3 hingga 5 dini hari, bahkan suhu udara ini masih berpotensi lebih rendah dari 19 derajat.

BACA JUGA :  Prodi Kesmas UMW Kendari, Terima 7 Mahasiswa Baru Pasca Sarjana (s2)

Pasalnya, September menjadi musim kemarau di sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Suhu Terendah di Kendari Capai 19 Derajat Celcius, Ranomeeto Lebih Rendah

Kemudian, untuk daerah pada ketinggian lebih dari 100 meter diatas permukaan air laut, suhu udaranya akan lebih rendah. Biasanya setiap kenaikan 100 meter, suhu udara turun 1 derajat.

“Dari hasil pantauan suhu udara terendah ada di Ranomeeto sekitar 18 derajat Celcius,” ujarnya.

Sebelumnya dijelaskan BMKG bahwa fenomena ini pun biasa terjadi ketika musim kemarau, yang diakibatkan kondisi atmosfer cerah dan cendrung tidak berawan sehingga pelepasan energi/panas dari permukaan bumi tidak terhalang oleh awan dan terus bergerak ke atas atmosfer.

BACA JUGA :  HKTI Sultra Silaturahmi di Pondok Pesantren Shohibul Quran Kendari

Baca Juga : Suhu Terendah di Kendari Capai 20 Derajat Celcius

Akibatnya, suhu di permukaan bumi cendrung dingin daripada musim hujan, hal ini terjadi pada dini hari sampai dengan pagi hari.

Kondisi ini diperkirakan berakhir pada musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yaitu bulan Oktober hingga November.

Sehingga, menurutnya hal ini perlu diwaspadai, sebab efek dari suhu udara yg dingin ini berdampak pada orang yang bekerja malam hari, serta efek dari kelembaban yang kering pada siang hari perlu juga diwaspadai terutama orang yang biasa kerja diluar. (B)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini