Sukarman Reses di TPI Sodoha, Nelayan Keluhkan Air Bersih dan Lahan Parkir

262
RESES - Anggota DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Sukarman (ketiga dari kanan) saat berdialog dengan Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sodoha Alda Kesutan Lapae (pertama dari kiri) saat melakukan reses di TPI tersebut, Rabu (30/1/2019). (Agus Staf Komisi III For ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Memasuki masa sidang I tahun 2019, seluruh anggota DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing untuk menyerap aspirasi masyarakat.

Tidak terkecuali Ketua Komisi III DPRD Sultra Sukarman. Anggota DPRD Sultra dari dapil Kota Kendari ini melaksanakan reses di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sodoha, Kecamatan Kendari Barat, Rabu (30/1/2019).

Kedatangan politikus PAN ini di TPI Sodoha langsung disambut oleh Kepala TPI Sodoha Alda Kesutan Lapae dan para nelayan.

Sesampainya di TPI, Sukarman menyalami satu persatu para nelayan sembari berdialog menanyakan terkait keluhan yang dihadapi dan apa yang harus dibenahi agar nelayan merasa nyaman berjualan di TPI.

Kebanyakan nelayan mengeluhkan air bersih dan lahan parkir yang belum memadai. Di mana lahan parkir di TPI ini sudah terlalu sempit.

Hal ini juga dipertegas Kepala TPI Sodoha Alda Kesutan Lapae. Menurutnya, para nelayan kebanyakan mengeluhkan air bersih. Selain itu, TPI Sodoha juga membutuhkan pengembangan, di mana bangunannya sudah tidak layak, karena terlalu kecil.

Sukarman Reses di TPI Sodoha, Nelayan Keluhkan Air Bersih dan Lahan Parkir
Anggota DPRD Sulawesi Tenggara Sukarman saat melakukan dialog dengan nelayan menanyakan terkait keluhan yang dihadapi dan apa yang harus dibenahi agar nelayan merasa nyaman dalam berjualan di TPI. Kunjungan Sukarman di TPI Sodoha ini dalam rangka reses masa sidang I tahun 2019

“Sebenarnya kalau pengembangan TPI kami dapat bantuan dari APBN, tapi persoalan di sini bukan hanya khusus pelelangan ikan, di sini juga termasuk transaksi penjualan ikan. Jadi dia merangkap, sehingga di sini kami sangat butuhkan air bersih, terus kami juga butuh keamanan yang mengatur masyarakat, karena untuk mengatur masyarakat itu, di sini kami sangat kewalahan,” ungkap Alda Kesutan Lapae.

Menanggapi keluhan nelayan, Sukarman mengungkapkan dirinya akan segera menyikapi hal tersebut. Terkait lahan parkir ada satu solusi yang bisa ditawarkan. Menurutnya pemerintah tinggal melakukan reklamasi pantai yang ada di sekitar pelelangan.

“Posisi lelang ini kan, kita lihat agak menjurus ke laut. Kita tinggal meluruskan saja dengan lokasi yang ada di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) sana, sehingga di situ kalau sampai satu, dua hektar masih bisa dilakukan penimbunan atau semacam reklamasi. Itu bisa menjadi lahan parkir,” ujarnya.

Sementara terkait air bersih, kata Sukarman, ini juga menjadi hal yang harus didorong. Sebab kebutuhan air bersih untuk pelelangan ini sangat tinggi. Olehnya itu, terkait hal ini, dirinya akan melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait penyelesainnya.

Ia menambahkan, alasannya melakukan reses di TPI Sodoha karena terkait laporan BPS Sultra yang mengatakan bahwa penyumbang inflasi terbesar di Kota Kendari untuk tahun 2018 adalah tingginya harga ikan.

“Kenapa saya memilih TPI sebagai tempat reses, karena dari laporan BPS Sultra bahwa penyumbang terbesar dari inflasi itu adalah tingginya harga ikan. Kita coba cek di sini, kenapa harga ikan tinggi. Ternyata menurut laporan, kenapa harga ikan di lelang ini tinggi, karena sarana produksi nelayan kita itu harganya tidak tersedia dengan baik,” jelasnya.

Sarana produksi nelayan yang dimaksud adalah BBM bersubsidi tidak pernah mencukupi kebutuhan nelayan. Menurut Sukarman, terkait persoalan ini dirinya tidak atau apa masalahnya.

“Terkait BBM bersubsidi, kita tidak tau apa masalahnya, apa suplai Pertamina yang kurang atau suplai Pertamina sudah cukup, tapi mungkin ada oknum yang bermain. Ini kita tidak tau. Ini penyebab akhirnya nelayan membeli solar industri, sehingga harga ikan jadi naik. Makanya kita nanti menindaklanjuti apa benar kebutuhan solar nelayan tersedia sebagaimana yang dibutuhkan nelayan. Ini semua menjadi masukkan supaya harga ikan bisa stabil, tapi tidak mengorbankan para nelayan,” pungkasnya. (a)

 


Kontributor: Ramadhan Hafid
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini