Tak Layak Huni, Rumah Zainal Dibedah Jajaran Polres Konsel

333
Tak Layak Huni, Rumah Zainal Dibedah Jajaran Polres Konsel
BEDAH RUMAH - Jajaran Polres Konsel saat membedah rumah Zainal warga Kelurahan Alangga, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Minggu (30/10/2017). (Lukman Budianto/ZONASULTRA.COM)

Tak Layak Huni, Rumah Zainal Dibedah Jajaran Polres Konsel BEDAH RUMAH – Jajaran Polres Konsel saat membedah rumah Zainal warga Kelurahan Alangga, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Minggu (30/10/2017). (Lukman Budianto/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Zainal (35), warga Kelurahan Alangga, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) kini bisa bernapas lega. Rumah ayah tiga anak ini dibedah jajaran Polres Konsel.

Kondisi rumah Zainal memang sangat memprihatinkan. Rumah ini berukuran 4×6 meter dan hanya berlantai tanah. Atapnya yang terbuat dari rumbia sudah rapuh dan tidak mampu lagi melindungi keluarga Zainal saat hujan.

Rumah ini tidak memiliki kamar. Hanya ada sekat di bagian tengah sebagai pemisah antara dapur dan ruang tamu yang merangkap menjadi ruang tidur.

Keluarga Zainal sama sekali tidak memiliki lemari. Penutup makanan yang sudah usang dijadikan alternatif untuk menyimpan pakaian. Wadah untuk menyimpan air minum juga sangat tidak layak untuk digunakan. Ember bekas yang pinggirannya sudah pecah-pecah.

Tak Layak Huni, Rumah Zainal Dibedah Jajaran Polres Konsel
Zainal dan Santi, pemilik rumah yang dibedah

Yang lebih miris lagi, rumah yang sudah didiami oleh Zainal selama kurang lebih lima tahun ini tidak memiliki fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus). Saat Zainal dan keluarganya ingin mandi, mereka harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 150 meter ke sumur warga. Semak-semak di belakang rumahnya terpaksa menjadi tempat buang air besar.

Dari istrinya, Santi (34), Zainal dikaruniai tiga orang anak. Ketiganya adalah Wati (5), Sarlan (2), dan anak bungsunya Muhammad Saiful Ramadhan yang baru berusia 4 bulan. Wati yang normalnya tahun ini sudah bisa mengenyam pendidikan awal di taman kanak-kanak, terpaksa harus turut membantu ayah dan ibunya mengais rezeki.

Zainal tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia menggarap lahan warga dengan upah Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per bulannya. Sebagai pekerjaan tambahan, ia kadang kerja serabutan, dan kadang pula jadi kuli bangunan.

(Baca Juga : Cerita Ita Safitri, Anak Petani di Konsel yang Lolos Paskibraka Nasional)

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

“Saya kerja sebagai petani. Saya ikut kerja kebun orang, biasa juga saya ikut kerja bangunan angkat semen sama pasir. Satu hari saya biasa dapat Rp 20 ribu,” ujar Zainal dengan lirih di depan rumahnya yang sementara dibedah, Minggu (30/10/2017).

Peran Bhabinkamtibmas

Bedah rumah Zainal tidak lepas dari peran Brigadir Gul Bahar, polisi Bhabinkamtibmas yang bertugas di wilayah itu.

Gul Bahar pertama kali mendatangi rumah Zainal pada Sabtu pekan lalu. Setelah melihat kondisi rumah Zainal, Gul Bahar kemudian melaporkan hal ini ke atasannya Kapolres Konsel, AKBP Hamka Mappaita. Setelah melakukan peninjauan, Hamka langsung memutuskan untuk segera membedah rumah Zainal.

Gul Bahar lah yang merekomendasikan rumah tidak layak huni yang didiami Zainal sekeluarga untuk dibedah. Gul Bahar memang pantas menjadi panutan bagi petugas kepolisian lainnya. Pengabdiannya kepada masyarakat tidak diragukan lagi.

“Kita itu ada program menyambangi rumah-rumah warga dengan nama door to door (dari pintu ke pintu). Saat saya datang ke rumah ini (rumah Zainal), saya miris melihatnya karena sangat tidak layak huni,” terang Gul Bahar

Selain aktif menyambangi masyarakat binaannya, Gul Bahar juga aktif sebagai guru mengaji di Masjid Al-Khairat, yang terletak di tengah Kelurahan Alangga.

Tak Layak Huni, Rumah Zainal Dibedah Jajaran Polres KonselDi masjid ini, polisi yang menyelesaikan pendidikannya pada 2005 silam itu mendidik 20 orang santri. Usia santri yang dididik Brigadir Gul Bahar bervariasi. Mulai dari empat tahun hingga 14 tahun.

“Sekarang saya lihat imam masjid sudah kurang. Jadi, saya tergerak untuk lakukan itu. Semoga dikemudian hari banyak imam masjid,” kata Brigadir Gul Bahri di lokasi bedah rumah, Minggu (29/10/2017).

Proses bedah rumah ini berjalan dengan cepat. Pengerjaannya ditarget selesai dalam waktu satu hari satu malam. Tidak ada bangunan yang tersisa dari rumah lama Zainal. Semuanya rata dengan tanah dan diganti dengan bangunan baru, mulai dari atap, dinding hingga alasnya yang dulu tanah kini telah berlantai semen.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Bukan hanya bangunannya saja, seluruh perabotan rumah yang tidak layak pakai juga diganti. Mulai dari lemari, rak makanan, serta alat memasak yang dulunya memakai tungku kini diganti dengan kompor gas.

Minggu sore, terlihat semua perabot rumah tangga telah datang dan siap untuk dimasukkan ke dalam rumah saat seluruh pengerjaannya selesai.

(Baca Juga : Kisah Gusti Sulastra, Kapolsek Beragama Hindu yang Melatih Anggotanya Ceramah di Masjid)

Proses pengerjaan rumah ini dikerjakan oleh polisi Bhabinkamtibmas Polres Konsel bersama warga setempat. Terlihat lurah Alangga juga turut serta dalam proses pembangunan rumah ini.

Hingga malam hari, polisi Bhabinkamtibmas bersama warga masih bersemangat melakukan kerja bakti, sekalipun dengan penerangan yang kurang memadai. Listrik memang belum masuk di lorong rumah Zainal, jadi penerangan dibantu dengan mesin genset.

Sumbangan Sukarela

Rumah Zainal dibangun dari dana hasil patungan anggota Polres Konsel. Kata Kapolres Konsel AKBP Hamka Mappaita, dana untuk membangun rumah Zainal kurang lebih Rp 20 juta.

Tak Layak Huni, Rumah Zainal Dibedah Jajaran Polres Konsel
Kapolres Konsel AKBP Hamka Mappaita (ke tiga dari kiri) bersama lurah dan masyarakat setempat.

 

Dana itu terkumpul dari program sumbangan sukarela di Polres Konsel yang terbilang unik. Jadi, tiap harinya, di Polres Konsel telah tersedia kotak amal untuk masyarakat. Seluruh anggota yang bertugas di Polres Konsel dihimbau untuk menyisihkan sebagian rezeki yang dimilikinya.

“Dari kotak amal ini dana yang terkumpul bisa sampai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dalam per harinya. Jadi, dana itulah yang kita gunakan untuk melakukan bedah rumah warga,” papar Hamka.

Lanjutnya, program bedah rumah ini akan berkelanjutan dengan target satu rumah dalam satu bulan.

“Rumah bapak Zainal ini merupakan rumah yang pertama kita bedah. Program ini akan berkelanjutan, sehingga bulan depan kita akan lakukan lagi hal yamg semacam ini,” ujar Hamka. (A)

 

Penulis: Lukman Budianto
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini