Tanggapi Tuntutan Pendemo Soal Cengkeh, Safei Usulkan Solusi Surati Pemerintah Pusat

659
Tanggapi Tuntutan Pendemo Soal Cengkeh, Safei Usulkan Solusi Surati Pemerintah Pusat
AKSI DEMO - Forum Pemerhati Cengkeh di Kabupaten Kolaka kembali melakukan aksi demo di Kantor Bupati Kolaka, Senin (19/8/2019). Setelah sebelumnya melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD beberapa waktu lalu. (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Forum Pemerhati Cengkeh di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali melakukan aksi demo di Kantor Bupati Kolaka, Senin (19/8/2019). Sebelumnya mereka juga melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Kolaka beberapa waktu lalu.

Tuntutan mereka masih sama yakni mendesak Pemerintah Kabupaten Kolaka membuat peraturan daerah tentang penetapan harga standar terendah cengkeh di Kabupaten Kolaka.

Selain itu, mereka menuntut pemerintah daerah agar melindungi dan membantu petani menghadapi pemasalahan kesulitan memperoleh kebutuhan produksi dan saat terjadinya fluktuasi harga di pasaran sesuai dengan undang-undang.

Mereka juga meminta pemerintah daerah memanfaatkan perusahaan daerah (Perusda) mengambil alih pembelian cengkeh di Kabupaten Kolaka. Termasuk, meminta supaya menyuarakan perubahan Permendag Nomor 75 Tahun 2015.

Koordinator Massa Aksi, Fajar Malik mengatakan, harga cengkeh turun drastis dari Rp100 ribuan per kilogram, kini berada di kisaran Rp70 ribu sampai Rp75 ribu per kilogram. Harga tersebut dinilai tidak sesuai dengan harga produksi yang terus meningkat.

“Kami mengharapkan Bupati Kolaka memberikan solusi agar permasalahan ini bisa teratasi,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Kolaka Ahmad Safei menghadirkan pengusaha cengkeh di Kolaka untuk mendiskusikan perihal harga cengkeh yang dikeluhkan rendah tersebut. Kehadiran pengusaha cengkeh ini guna berdiskusi langsung dengan 10 orang perwakilan massa yang terdiri dari petani cengkeh dan mahasiswa.

Tak hanya para pengusaha, dalam diskusi yang digelar di ruangan bupati Kolaka itu, juga hadir Ketua dan Anggota Komisi II DPRD Kolaka, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kolaka, Asisten I dan II Setda Kolaka, dan Kepala BPKAD Kolaka.

“Saya hadirkan pengusaha cengkeh supaya mereka tahu kondisi harga cengkeh saat ini seperti apa. Kita pertemukan semua yang terlibat untuk berdiskusi dan memberikan penjelasan. Jadi tidak ada itu yang namanya permainan harga,” kata dia.

Ahmad Safei mengatakan, dari semua tuntutan yang disampaikan para pendemo, ia hanya bisa memberikan solusi untuk menyurati Menteri Perdagangan terkait aspirasi masyarakat tersebut. Sementara, terkait tuntutan membuat standar harga cengkeh, ia tidak memiliki wewenang membuat peraturan tersebut.

Safei yang juga menjadi Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Sultra ini menuturkan bila pemerintah beberapa tahun terakhir ini tidak pernah lagi merekomendasikan perluasan area untuk lahan perkebunan cengkeh. Sebab, ketersediaan cengkeh yang ada saat ini sudah melebihi jumlah yang dibutuhkan pabrik.

“Asosiasi juga sudah menyarankan untuk menahan agar tidak terjadi over produksi, karena kalau berlebihan harganya sudah pasti turun. Sekarang semua orang bertani cengkeh, dan ini lah yang terjadi sekarang, harga turun karena produksi berlimpah, apalagi di Kolaka,” tambahnya.

Sementara Ketua Komisi II DPRD Kolaka, Amiruddin Massang mengatakan, setelah demo beberapa waktu lalu di Gedung DPRD Kolaka, pihaknya kemudian menyampaikan tuntutan para pendemo kepada bupati dua periode itu. Dengan harapan permasalahan yang disuarakan oleh para pendemo menemukan penyelesaian. (a)

 


Kontributor: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini