Teluk Kulisusu Miliki Potensi Besar Pengembangan Budidaya Rumput Laut

378

teluk_kulisusu

 

ZONASULTRA.COM, BURANGA – Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengekspos hasil penelitian potensi 7.000 hektar pengembangan budidaya rumput laut di Teluk Kulisusu di Aula Bappeda Butur, Kamis (20/10/2016).

Koordinator Tim Penelitian BPPBAP Kementerian Kelautan dan Perikanan Mudian Paena mengatakan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti luas potensial sumberdaya pesisir yang memungkinkan untuk dijadikan lahan budidaya rumput laut, memberikan gambaran tingkat kesesuaian lahan sehingga dapat menentukan prioritas pengembangan lahan dan kawasan budidaya rumput laut serta untuk menentukan strategi pengembangan budidaya rumput laut.

“Survei lapangan dan analisis data telah dilakukan selama 3 bulan sejak akhir Juli 2016 di Teluk Kulisusu. Data survei telah dianalisis dan diolah di laboratorium terakreditasi BPPBAP di Maros,” ujar Mudian melalui siaran pers yang dikirim ke redaksi Zonasultra.com.

Peneliti kualitas perairan Chaidir Undu menambahkan, hasil penelitian kualitas perairan menunjukkan variabel lingkungan perairan yang penting untuk budidaya menunjukkan nilai kisaran rata-rata yang normal.  Variabel penting tersebut yaitu suhu, salinitas, kandungan oksigen, pH, nitrat, nitrit, total amoniak nitrogen, padatan terlarut, fosfat, dan bahan organik total.

“Salinitas cukup bervariasi di Teluk Kulisusu karena adanya pengaruh dari sungai-sungai besar yang bermuara di perairan teluk. Dengan demikian dukungan kondisi perairan untuk budidaya rumput laut masih bagus,” kata Chaidir.

Kemudian peneliti geospasial dan dinamika laut Rezki Antoni juga menjelaskan, panjang garis pantai Teluk Kulisusu adalah 233 km dan hasil analisis spasial memberikan informasi potensi lahan budidaya rumput laut di perairan Teluk Kulisusu sebesar 6.952 Ha, dengan kategori luas lahan yang sesuai sebesar 2.030 Ha, cukup sesuai sebesar 3.818 Ha, tidak sesuai sebesar 1.105 Ha. “Daerah yang sesuai berada pada kedalaman 1 – 20 meter dengan kondisi kualitas perairan yang stabil,” jelas Rezki.

Tidak hanya itu, salah seorang tim peneliti BPPBAP, Indra Jaya menjelaskan, bahwa jika rumah tangga pembudidaya rumput laut di dua kecamatan utama sebesar 400-500 orang berdasarkan data BPS, maka produksi optimal dalam satu tahun dapat mencapai 2.400-2.500 ton kering. Dengan demikian nilai potensi ekonomis dalam satu tahun dari usaha budidaya rumput laut di Teluk Kulisusu bisa didapatkan nilai Rp 14 miliar hingga Rp 15 miliar.

Namun, lanjut dia, faktor keselamatan dan kesehatan kerja bagi pembudidaya rumput laut jangan dilupakan, karena berdasakan SNI penilaian beban kerja pembudidaya rumput laut di Buton Utara termasuk kategori pekerjaan sedang-berat.

Sementara itu, Kepala Bappeda Butur Zunaini mengungkapkan, hasil penelitian tersebut sangat bernilai positif karena akan memberikan informasi bentuk pendampingan program pemerintah untuk pengembangan rumput laut. Salah satu program yang dapat dikedepankan yaitu penguatan kelompok pembudidaya yang berbadan hukum sesuai peraturan Menteri Dalam Negeri sehingga pemberian bantuan kepada pembudidaya dapat lebih selektif dan efektif.

Selain itu, tambah dia, dari hasil penelitian yang menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas kompetensi manajerial pembudidaya khususnya aspek manajemen usaha dan bisnis, maka akan menjadi dasar prioritas bentuk pendampingan dan pelatihan bagi pembudidaya. “Usaha budidaya ini efektif mengurangi kerusakan lingkungan karena dahulu masih sering ditemukan penangkapan ikan dengan bahan peledak, sekarang sudah tidak ada lagi,” ujar Zunaini.

Ekspose hasil penelitian tersebut dibuka oleh Kepala Bappeda Butur, dan dihadiri Asisten II Pemkab Butur, Kepala Badan Pusat Statistik Butur, para pejabat Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan Butur, penyuluh dan pemerhati perikanan. Total peserta sebanyak 50 orang. (CW-2/B)

 

Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini