Tidak Kredibel, Tim Asrun-Hugua Anggap Survei JSI Dapat Merusak Demokrasi

452
Rudi Supriono
Rudi Supriono

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Hasil survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) terhadap pasangan calon (paslon) gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) dianggap tidak kredibel dan dapat mencederai proses demokrasi. Sebab lembaga survei ini sudah memiliki catatan buruk di mata rakyat Indonesia, ketika mempublikasikan hasil perhitungan cepat (quick qount) pemilihan presiden tahun 2014 lalu.

“Survei JSI ini tidak kredibel, tidak bisa dipercaya. Saya menduga hanya mencoba melakukan penggiringan opini kepada pemilih, untuk memilih salah satu pasangan calon tertentu. Ini berbahaya, karena merusak sistem demokrasi Indonesia, khususnya di Sultra yang dibangun pemerintah bersama rakyat. Saya himbau masyarakat Sultra jangan percaya,” tegas Ketua Tim Relawan Koalisi Pemuda dan Pemudi Asrun-Hugua (Kopi Surga) Rudi Supriono melalui sambungan telepon selulernya, Sabtu (23/6/2018).

Sebelumnya, JSI juga pernah merilis hasil survei pada saat pemilihan kepala daerah di Sultra, seperti di Kota Kendari, Bombana, Kolaka Utara. Namun hasil surveinya meleset.

“Ini artinya kan tidak akurat hasilnya. Bagaimana rakyat mau percaya kalau hasil surveinya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Saya sarankan, jangan giring opini ke publik seolah-olah ada paslon tertentu yang sudah menang mutlak sebelum pemilihan,” ungkapnya.

Bila membaca lembaga JSI yang terdaftar sebagai konsultan politik Ali Mazi dan Lukman Abunawas, Rudi menilai bahwa hal itu merupakan penggiringan opini publik.

(Berita Terkait : 5 Hari Jelang Pilgub, Ini Hasil Survei Terbaru JSI)

“Saya berani bertaruh bahwa data sensus yang dikumpulkan 60 ribu relawan di Sultra, pasangan Asrun dan Hugua yang terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Sultra. Mari kita lihat hasilnya tanggal 27 Juni 2018, ” tegas Rudi yang juga menjabat
Kepala Bagian Kajian, Perencanaan, Strategi dan Evaluasi di Tim Pemenangan Asrun-Hugua.

Lanjutnya, walaupun JSI menggunakan ketentuan survei sesuai standar, namun sampling data sebanyak 800 orang yang diambil, tidak mewakili jumlah pemilih sesuai Daftar Pemilih Sementara (DPS) KPU Sultra yang jumlahnya 1.666.546 orang.

“Secara statistik data sampling JSI, jauh sekali dengan data DPS. Bagaimana mungkin mau dipercaya data 800 orang yang ditanya, sementara pemilih 1,6 juta lebih. Makanya jangan percaya data survei yang dirilis JSI. Kami memiliki data pembanding hasil sensus yang dilakukan 60 ribu relawan. Data sensus ini lebih akurat, dimana Asrun dan Hugua dominan di semua daerah, kecuali Bau-bau yang sedikit dibawah,” jelasnya.

Sebelumnya, Jumat (22/6/2018) JSI merilis hasil survei terbaru untuk Pemilihan Gubernur Sultra. Hasilnya pasangan Ali Mazi-Lukman masih menempati posisi paling unggul dibanding Asrun-Hugua dan Rusda Mahmud-Sjafei Kahar.

Tingkat dukungan Ali Mazi-Lukman mencapai 47,6 persen sedangkan Asrun-Hugua 17,1 persen dan Rusda-Sjafei 16,1 persen. Responden yang belum tahu/belum memutuskan 13,3 persen dan responden yang tidak jawab/rahasia 5,9 persen. (B)

 


Reporter: Ramadhan Hafid
Editor: Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini