Tim Manggala Agni Kesulitan Padamkan Api Lahan Gambut di Koltim

225
Tim Manggala Agni Kesulitan Padamkan Api Lahan Gambut di Koltim
TIM MANGGALA AGNI - Tim Manggala Agni belum berhasil menjinakkan api yang membakar kawasan lahan gambut di desa Keisio, Lalosingi, desa Wesalo, Kecamatan Lalolae serta desa Weamo, Kecamatan Tinondo, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra). (Foto Istimewa)

ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Memasuki 13 hari kebakaran di kawasan lahan gambut di desa Keisio, Lalosingi, desa Wesalo, Kecamatan Lalolae serta desa Weamo, Kecamatan Tinondo, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra),
namun tim Manggala Agni belum berhasil menjinakkan api.

Hari ini, Minggu (8/9/2019) tim Manggala bersama aparat TNI dan Polri kembali berupaya memadamkan api di wilayah tersebut. Sayangnya, tak ada satu pun personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Koltim yang turun membantu di lokasi kebakaran di hari ini.

Sulitnya medan menjadi salah satu faktor utama yang menghambat tindakan tim Manggala Agni bersama tim gabungan TNI-Polri dalam memadamkan api.

Baca Juga : 230 Hektar Lahan Gambut di Koltim Terbakar, Asap Tebal Mengancam Warga

Komandan Regu I Manggala Agni, Andi Iswan mengungkapkan, tim mengalami kendala yang cukup banyak dalam proses memadamkan api. Seperti jumlah personel yang kurang, akses masuk ke lokasi kebakaran serta air yang digunakan.

“Terutama akses masuk menuju titik api. Untuk sampai ke sana,kami harus berjalan kaki sejauh kurang lebih dua kilometer sambil memikul mesin pompa air. Dan itu kami lakukan setiap hari pemadaman api. Mobil yang kami gunakan tidak bisa masuk karena akses tidak bagus. Banyak juga waktu terbuang di perjalanan menuju lokasi kebakaran ,”kata Iswan kepada wartawan zonasultra.id, Minggu (8/9/2019) saat ditemui di posko Lalolae.

Karena akses jalan menuju lokasi kebakaran sangat sulit, tim Manggala Agni terpaksa memikul mesin pompa air dan berjalan kaki sejauh dua kilometer

Untuk menjangkau titik api, tim Manggala Agni biasanya melalui jalur desa Lalosingi,Kecamatan Lalolae. Setiap kali, baik saat menuju lokasi ataupun pulang dari lokasi kebakaran, personel harus memikul mesin pompa air.

“Tidak bisa kami simpan mesin pompa di sana (lokasi kebakaran) karena itu milik negara. Jangan sampai hilang. Setiap kali turun ke lokasi kami melakukannya begitu (memikul mesin) sambil berjalan kaki kurang lebih dua kilo,”ucapnya.

Baca Juga : Asap Tebal Selimuti Pemukiman Warga Kelurahan Lalolae Koltim

Mesin pompa air yang digunakan tim Manggala Agni berjumlah empat unit. Dua pompa air Mark-3 dan dua alkon. Sedangkan jumlah personel yang diturunkan sebanyak 2 regu. Satu regu terdiri dari 15 orang. Yang bertugas di lokasi pemadaman sebanyak 12 orang dan tiga orangnnya memasak di posko. Kedua regu ini saling bergantian tugas (aplos) setiap seminggu.

Iswan berharap agar pemerintah daerah Koltim bersinergik dan ikut serta dalam melakukan pemadaman api di kawasan lahan gambut Kecamatan Lalolae dan Kecamatan Tinondo.

“Setidaknya bisa segera menurunkan alat berat untuk membuat akses jalan menuju lokasi kebakaran sehingga kami bisa lebih mudah dan cepat masuk menuju lokasi pemadaman. Dan juga bisa membuat embun air (kolam penampungan air) sehingga mempermudah proses pemadaman api,”ujarnya.

Tim Manggala Agni Kesulitan Padamkan Api Lahan Gambut di Koltim

Selain alat berat, Iswan juga mengharapkan agar pihak pemerintah daerah menurunkan personelnya dalam upaya pemadaman.

“Minggu lalu di hari pertama sempat datang hanya meninjau lokasi. Dan yang keduanya hanya datang di tenda. Jadi sesuai di lapangan yang saya katakan. Memang ada rapat minggu kemarin waktu saya pulang. Rapat diadakan itu agar pemerintah daerah ikut serta dalam upaya pemadaman. Itu perintah langsung dari pemda. Tapi sampai saat ini, seperti inilah keadaannya kami. Kami selalu bertiga TNI-Polri dan Manggala Agni. KPH itu minggu kemarin saya masih bersama,”sebut Iswan.

Baca Juga : Lahan Gambut di Koltim Kembali Terbakar, Pemadaman Terus Berlanjut

Tim Manggala Agni tidak bisa menargetkan kapan api yang membakar lahan gambut di Koltim bisa dipadamkan. Apalagi kondisi kini, titik api kian bertambah.

“Api merembes semakin jauh dan sulitnya akses jalan. Ditambah lagi faktor arah angin dan cuaca. Semakin siang siang cuaca semakin panas ditambah arah angin yang kencang,”tutur Iswan.

Dikonfirmasi via telepon, Kepala BPBD Koltim, M Anzarulah menjelaskan, dalam memadamkan api, semua sudah bekerja dan berjalan sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pemda Koltim telah mendirikan posko siaga kebakaran hutan dan lahan, di kantor kecamatan Lalolae.

“Dua hari yang lalu ada bupati, ada komandan kodim,ada kapolres,ada pimpinan Manggala Agni, saya juga ada. Sampai sekarang di sana itu masih adakan pemadaman. Cuma memang jangkauan api dan peralatan itu sudah tidak bisa lagi kita jangkau. Satu-satunya itu mengisolasi saja supaya api tidak menyebar,”katanya, Minggu (8/9/2019) pukul 17.45 wita.

Dikatakan, personil BPBD Koltim yang diturunkan adalah Team Reaksi Cepat (TRC) dengan jumlah 25 orang. Sebagian dari mereka ditugaskan secara bergiliran memadamkan api, sebagiannya lagi berjaga di posko.

“Kan tidak serentak turun, karena peralatan yang ada itu di lapangan terbatas. Pada prinsipnya sekarang kebakaran yang terjadi tidak sampai merusak areal perkebunan dan pertanian masyarakat. Belum sampai kesana, masih kisaran rawa,”katanya.

“Dilihat dari kondisi api saja, biar juga kita turun di lapangan kalau tidak bisa juga kita mau padamkan karena jauh sumber titik api, ya kita pantau saja sekeliling daerah dimana titik api. Persoalannya sekarang peralatan kita yang tidak bisa menjangkau titik api karena sudah dua kilo-an dari sumber air. Kalau bisa dibuat semacam kanal untuk menghalau api sehingga tidak jauh merembes lagi,”lanjut Anzarulah.

Baca Juga : Dua Desa di Kolut Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan

Terkait hari ini tak satu pun tim dari BPBD Koltim yang turun di lokasi pemadaman, Anzarulah mengungkapkan bahwa tidak bisa memaksakan timnya dengan kondisi titik api yang sudah sangat jauh merembet. Jadi BPBD di posko saja.

“Bukan karena tidak turunnya lapangan bilangnya tidak ada. Sekarang efektif kerjanya kalau api sudah jauh. Apa kita mau paksa masuk kesana. Berarti kita cari korban sendiri kalau begitu. Di sana itu ada kordinasi ada TNI,ada Polri jadi semua bergerak sesuai tupoksi masing-masing. Jadi tidak ada itu miss komunikasi atau pendapat lain-lain. Kita semua satu tujuan dalam rangka pemadaman api. Tidak ada ini, itu. Manggala Agni juga bekerja juga sesuai dengan tupoksinya. Jadi tidak ada yang perlu disalahkan, semuanya bekerja,”jelasnya.

Menurut Anzarulah, setiap tahunnya memang kawasan rawa tersebut selalu terbakar. Kebakaran bukanlah akibat dari kesengajaan seseorang.

“Memang pemantauaan kami di lapangan, setiap jam 11 siang pada saat panas dan angin tiba-tiba memang muncul titik api,”ujarnya.

Saat ini, pihak BPBD Koltim masih melakukan koordinasi dengan BNPB Pusat. “Kemarin mereka sudah turun melihat langsung. Jadi,kita tinggal menunggu mereka punya bantuan. Dari provinsi juga sudah turun. Semua sudah sinergis. Kordinasi juga sudah berjalan,”tutupnya. (a)

 


Kontributor : Samrul
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini