TKA Banjiri Sultra, Haerul Saleh: Ganti Presiden 2019

2730
Anggota DPR RI asal Sulawesi Tenggara (Sultra) Haerul Saleh
Haerul Saleh

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Perbedaan sikap politik dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 mulai ramai di kalangan masyarakat. Tak terkecuali anggota DPR RI yang memang mengambil peran, termasuk Haerul Saleh.

Sebagai kader Gerindra, Haerul tentunya mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) untuk menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini menjabat. Persoalan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Sulawesi Tenggara (Sultra) cukup menjadi alasan rasional dibalik tagar 2019 ganti presiden.

“Bagi saya terlepas dari Prabowo maju sebagai capres. Kita pakai kasus TKA yang ada di Sultra dan saya sudah berkali-kali sampaikan di forum tapi apa hasilnya?” kritik Haerul saat ditemui di ruang kejanya di Nusantara I DPR RI Senayan Jakarta Selatan, Senin (27/8/2018).

Haerul kecewa terhadap sikap pemerintah yang tidak tegas atas persoalan TKA yang membanjiri Bumi Anoa tersebut. Dalam berbagai kesempatan rapat bersama Kementerian Ketenagakerjaan maupun kementerian terkait lainnya, Haerul sering menyampaikan persoalan TKA yang menjadi keluh kesah masyarakat Sultra.

“Yang kita saksikan tidak ada tindakan nyata dari pemerintah untuk menegakan aturan dan mencegah masuknya TKA atau menjamin hak-hak warga lokal untuk mendapatkan pekerjaan,” tutur politisi Gerindra ini.

(Baca Juga : Masih Ingin Perjuangkan Anggaran untuk Sultra, Haerul Saleh Nyaleg Lagi)

Hal itu terlihat dari banyaknya TKA yang didominasi warga Cina yang terus berdatangan ke Sultra. Menurutnya, investasi salah satu dampak positifnya adalah terbukanya lapangan kerja. Tetapi jika ternyata lapangan kerja dikuasi oleh TKA maka bentuk investasi yang mereka lakukan adalah percuma.

Mengingat kondisi ini, Haerul memahami jika ada masyarakat yang menantikan pemimpin baru selepas periode Jokowi. Selain itu, tahun 2019 memang tiba akhir masa jabatan presiden berakhir dan akan dilakukan pilpres.

“Kalau kita mau ganti presiden memang kenapa? Aturannya memang menghendaki ada ruang untuk mengganti presiden. Mungkin masyarakat ingin yang lebih baik,” pungkas anggota Komisi XI DPR RI ini saat menanggapi tagar 2019 ganti presiden. (A)

 


Reporter : Rizki Arifiani
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini