UMK Gandeng WWF Kaji Aktivitas Tangkap Nelayan di Wakatobi

127
UMK Gandeng WWF Kaji Aktivitas Tangkap Nelayan di Wakatobi
NELAYAN WAKATOBI - Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) menggandeng WWF Indonesia melaksanakan kajian dampak aktivitas penangkapan nelayan terhadap keberlanjutan sumber daya ikan karang dan lobster di Kabupaten Wakatobi. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) menggandeng WWF Indonesia melaksanakan kajian dampak aktivitas penangkapan nelayan terhadap keberlanjutan sumber daya ikan karang dan lobster di Kabupaten Wakatobi.

Peneliti UMK Edy Hamka mengatakan, selama 8 hari UMK bersama WWF Indonesia melaksanakan kegiatan kajian penilaian dampak aktivitas penangkapan ikan di Kabupaten Wakatobi yang kaya akan sumber daya ikan karang dan lobster.

“Ini sebagai langkah awal yang nantinya dapat menjadi referensi bersama dalam mendorong rencana pengelolaan ikan karang dan lobster yang mempertimbangkan aspek ekonomi dan keberlanjutan,” kata Edy melalui rilis tertulis kepada zonasultra.id, Senin (22/10/2018).

Alumni Universitas Hasanuddin Makassar ini juga mengungkapkan bahwa komuditi ikan karang (kurapu) dan lobster termasuk dalam kategori sumber daya perikanan ekonomis penting di Indonesia. Harga jual dan permintaan yang cukup tinggi menjadi penyebab utama tingginya aktivitas penangkapan terhadap kedua komoditi tersebut.

Untuk itu, diadakan pengumpulan data dan informasi yang dilaksanakan di tiga pulau yang ada di Wakatobi diantaranya Pulau Wanci, Kaledupa dan Tomia. Tujuannya untuk mengidentifikasi dan menilai dampak penangkapan terhadap kondisi keterancaman populasi dan habitat ikan karang dan lobster serta ekosistem terumbu karang di Kabupaten Wakatobi.

“Hasil kajian ini akan dipaparkan dan didiskusikan bersama stakeholder penting di Kabupaten Wakatobi diantaranya dinas perikanan, balai taman nasional Wakatobi, balai karantina ikan, kelompok nelayan, dan pemerhati lingkungan,” tutupnya. (B)

 


Reporter: Sri Rahayu
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini