UMKM Terancam Gulung Tikar, Kemenkop UKM Lakukan Pendampingan

139
Menkop UKM, Teten Masduki
Teten Masduki

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Usaha Kecil Mikro Kecil Menengah (UMKM) terancam gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), setelah September 2020 diperkirakan separuh dari pelaku UMKM di Indonesia akan gulung tikar akibat pandemi tersebut. Sementara jumlah UMKM pada tahun 2019 mencapai 64,1 juta unit usaha, atau 99,8 persen dari jumlah dunia usaha yang ada.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) berupaya melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM di Indonesia. Bentuk pendampingan di antaranya seperti kemudahan perizinan dan sertifikat hak cipta, pendampingan bagi pelaku UMKM mendapatkan akses pembiayaan hingga pelatihan peningkatan SDM agar lebih inovatif dan bisa bersaing dengan dunia global.

“Di tengah pandemi Covid-19 kita harap bisa reaktivasi kegiatan kantor, kegiatan usaha, industri dan pariwisata, supaya kita segera kembali pulih ekonominya, karena situasi ini tidak mudah,” kata Menkop UKM, Teten Masduki dalam pernyataan tertulis yang diterima awak Zonasultra.com, Sabtu (11/7/2020).

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Teten menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan agar keluar dari zona nyaman, sehingga perlu cari terobosan dan cara yang lebih tepat untuk menghadapi krisis panjang yang dialami dunia.

Ia menjelaskan agar tidak terjadi gelombang kemiskinan dan juga pengangguran yang kian melebar, maka diperlukan upaya reaktivasi kegiatan ekonomi, sosial dan budaya, dengan tetap menerapkan standar protokoler kesehatan sesuai. Hal itu penting dilakukan agar mata rantai virus Covid-19 bisa diputuskan, berbarengan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Pelatihan yang dilakukan oleh Kemenkop UKM secara masif di berbagai daerah diharapkan menjadi pemantik bagi pelaku usaha untuk bisa lebih meningkatkan branding produknya melalui, inovasi, dan juga disambungkan dengan media digital,” imbuh Teten.

UMKM yang dapat bertahan dari hantaman krisis rata-rata adalah mereka yang mau melakukan penyesuaian produk dengan permintaan pasar, dan juga yang mau mendigitalisasi usahanya. Saat ini UMKM yang terhubung dengan marketplace baru sekitar 13 persen atau 8 juta pelaku usaha, sementara target Kemenkop UKM 10 juta pelaku usaha atau lebih.

BACA JUGA :  Warga Sultra Bisa Tukar Uang Receh Koin di Bank atau Swalayan

“Makanya saat ini kita sedang siapkan infrastrukturnya dan pelatihan bagi UMKM agar banyak yang menguasai market digital. Keuntungan digitalisasi bukan sekedar akses pasar yang lebih besar, tapi juga akses ke pembiayaan akan lebih mudah ke depannya,” pungkasnya.

Teten berharap agar pemerintah daerah dapat mengidentifikasi potensi di wilayahnya, kemudian dipetakan agar bisa dilakukan pengembangan bersama dengan pemerintah pusat. Saat ini ada 18 Kementerian dan 40 lembaga yang menangani UMKM. Pihaknya sedang susun sistem one gate policy, yang nanti akan jadi acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menentukan arah pembangunan ekonomi. (a)

 


Reporter: Rizki Arifiani
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini