Viral Video Kadis Dikmudora Koltim Marahi Kepsek, Keluarga Tuntut Permohonan Maaf

9161
Viral Video Kadis Dikmudora Koltim Marahi Kepsek, Keluarga Tuntut Permohonan Maaf
KEPSEK- Potongan video berdurasi 17 detik, saat istri Bupati Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikmudora) setempat Surya Adelina Hutapea yang memarahi kepala sekolah (kepsek) SDN 2 Putemata Herman, Selasa (4/2/2020) lalu. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM,TIRAWUTA– Video Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikmudora) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) Surya Adelina Hutapea yang memarahi kepala sekolah (Kepsek) SDN 2 Putemata menjadi viral dan perbincangan publik di dunia maya facebook.

Dalam video berdurasi 17 detik tersebut, Surya dengan nada keras menyuruh Herman berdiri lalu kemudian bermaksud memfotonya. Bukannya foto, Surya justru merekam Herman yang tengah berdiri dengan ponsel pribadinya.

“Ko berdiri mi situ sa fotoko kau. Koliat, kotornya, kotornya ko punya sekolah ini. Luar biasa kotornya ini. Tidak ada satu pun ruanganmu yang bersih ini. Ini pinggir jalan. Liat ini, ini pinggir jalan ini. Coba liat,” ungkap Surya Hutapea yang juga merupakan istri Bupati Koltim, dalam video itu.

Herman tak berkutik sama sekali bahkan tak bersuara sedikitpun saat Surya Hutapea menegurnya dengan kata-kata.

Herman mengakui, orang yang ada dalam video tersebut adalah dirinya, yang direkam langsung oleh Surya Adelina Hutapea, pada Selasa (4/2/2020) lalu.

“Saat itu ibu Kadis merekam saya di depan guru-guru dan siswa saya. Karena saya tidak rapi, sekolah saya kotor, itu alasannya ibu Kadis menegur sambil merekam saya. Saya ditegur seperti itu didengar langsung anak saya yang kondisinya dalam keadaan sakit. Saya sangat malu,” ujar Herman, saat ditemui, Kamis (6/2/2020).

(Baca Juga : Rencana Penambahan Indomaret di Koltim, Pedagang Kecil: Omzet Kami Menurun)

Herman mengutarakan bahwa dirinya tidak berpenampilan rapi saat itu, sebab sedang memperbaiki lampu sekolahnya. Dirinya harus melepas sepatu dan baju dinasnya agar tidak kotor.

Ia bercerita, saat memperbaiki listrik salah satu bangunan sekolah, tiba-tiba Kadis Dikmudora datang. Karena menaruh hormat pada atasannya itu, spontan Herman bergegas menemui. Ia pun sudah tak sempat lagi memperbaiki penampilannya, karena tidak ingin membuat istri bupati menunggu.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Namun perlakuan yang kurang baik malah ia dapatkan, dirinya dimarahi sekaligus direkam secara langsung. Padahal, menurutnya apabila dia ditegur, ia akan menerimanya dengan lapang tapi karena hal tersebut dirinya sangat menyangkan.

Kesal atas perilaku Kadis Dikmudora, Herman mengunggah video tersebut di akun Facebook pribadinya dengan nama Herman khosanah pada Jumat (7/2/2020). Dalam postingannya itu Herman menuliskan “Teruntuk Anaku di Selatan, jangan menangis nak. Belajar yang baik. Bapak tidak bersalah. Mungkin hanya manusia berhati iblis yang akan salahkan bapak”.

Kadis Dikmudora Koltim Surya Adelina Hutapea yang dikonfirmasi pihak Zonasultra melalui sambungan pesan WhatsApp, Jumat (7/2/2020) pukul 16.04 Wita belum memberikan respon terkait penjelasan video tersebut. Kemudian, sekitar pukul 20.00 Wita melalui telepon seluler, kontak dari Kadis Dikmudora tidak aktif dan berada di luar jangkauan sebanyak 6 kali. Upaya lain melalui pesan singkat/SMS juga dilakukan tim Zonasultra sekitar pukul 21.07 Wita, namun hingga berita ini diterbitkan juga belum ada respon.

Sementara itu, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Koltim, Agustinus Sidupa mengakui sudah melihat video tersebut. Meski demikian, mereka belum bisa melakukan tindakan apa-apa, apalagi Herman belum datang mengadu ke pengurus PGRI.

“Kita itu ada tingkatan, ada PGRI cabang (level kecamatan), kabupaten dan provinsi. Sejauh ini, belum ada juga laporan yang masuk dari pengurus cabang, sehingga kita belum bisa mengambil sikap seperti apa,” katanya.

Pihaknya juga masih menunggu laporan dari pengurus cabang. Sebab, dirinya baru melihat sebatas video dan terlebih laporan resmi belum masuk.

Menurutnya, terjadinya peristiwa antara pimpinan dan bawahan seperti dalam video karena ada sebab akibat. Hanya saja, ia sangat menyayangkan sikap Kadis Dikmudora tidak melakukan pembinaan di dalam ruangan, dan sampai merekam kejadian tersebut.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

”Bagusnya kan kalau di ruangan. Kalau di tengah umum kurang baguslah dilakukan antara atasan kepada bawahan. Apalagi bila disaksikan oleh guru dan anak murid. Kita harap tidak terulang lagi seperti itu. Kalau ada proses pembinaan sebaiknya dilakukan di tempat layak seperti di dalam kantor atau ruang kepala sekolah,” ujarnya.

#Anak Herman Ikut Geram

Insiden yang dialami Herman itu pun mengundang reaksi dari anak sulungnya bernama Ran Munandar. Ia menyatakan, mengecam tindakan kadis itu, sebab ayahnya diperlakukan secara tidak sopan. Menurutnya, wajar bila seorang atasan memarahi bawahan namun ada tata cara yang lebih baik dan tidak perlu sampai direkam seperti itu.

“Tanggal 5 Februari hari Rabu sore adek saya kirim video ke saya katanya kak lihat dulu ini bapak, trus saya buka ternyata ada video ayah saya yang sedang dimaki oleh ibu itu. Sebagai anak cukup-cukup emosional melihat orang tua kami diperlakukan tidak manusiawi,” Ran Munandar menjelaskan.

Pria berusia 28 tahun itu mengaku, sampai saat ini pihak keluarga masih menunggu klarifikasi dari kadis terkait video tersebut, yang telah beredar ke publik. Pihak keluarganya juga masih menunggu permintaan maaf secara terbuka kepada ayahnya.

“Saya pikir masalah ini tidak perlu di perbincangkan kalau ada niat dan itikad baik mau meminta maaf. Tapi sampai saat ini, malah saya dengar dari ayah saya, dia malah makin memojokan ayah saya, jadi itu yang saya tidak terima sebagai seorang anak. Kalau tidak ada tanggapan sama sekali, baru saya mau melaporkannya ke Polda bersama keluarga dan meminta kepada LBH (Lembaga Bantuan Hukum) untuk membantu kami,” jelasnya. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin & Samrul
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini