Wakatobi Kembali Dilirik Sutradara Film

47

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Para investor perfilman dengan rumah produksi Semesta Production(SP) berkunjung ke Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), untuk melakukan observasi tempat wisata. Hal ini membuat Hugua selaku bupati di wilayah itu, yakin bakal ada film baru terbaik yang akan tayang dengan berlatar daerah yang terkenal dengan terumbu karangnya itu.

Pembuatan film maupun sinetron di Wakatobi memang bukan hal yang baru. Sebelumnya dua film terakhir sukses terutama film yang berjudul ” The Mirror Never Lies” yang mengangkat kisah perjalan hidup masyarakat Suku Bajo Wakatobi, telah mendapatkan nominasi terbaik ke-3 di negara tetangga Austaralia.

Dalam konferensi persnya, Kamis (25/6/2015), Hugua menjelaskan potensi Wakatobi terutama sebagai cagar biosfer bumi yang telah di anugerahkan UNESCO dan keanekaragaman sumber daya alam baik potensi laut dan budaya yang dimiliki, bakal menjadi potensi paling penting sebagai pendukung latar perfilman sehingga penting menjadi incaran para investor. Terutama yang memiliki gaya pola hidup menengah ke atas dan yang terbiasa melakukan perjalanan wisata.

”Awalnya terilhami oleh novel Kemistri Cinta karangan Dedi Uji, inilah awal mengapa ada rencana film ini,” terang Hugua.

Selain itu, menurut Fajar Kurniawan salah satu eksekutif produksi menyebutkan, jika dalam rencana pembuatan film tersebut selain mencari alternatif lain mengenalkan Wakatobi dalam dunia film juga menurutnya sebagai metode dan teknik yang dibuat secara modern, sehingga Wakatobi tidak hanya menjadi ajang promosi tetapi bisa hidup seperti perfilman pada umumnya.

Hal senada diungkapkan Rizaluddin Kurniawan selaku produser film Semesta Production, yang memahami banyak tentang promosi wisata melalui dunia film. Makanya kata dia penting agar dipahami bahwa suksesnya dunia barat saat ini, karena ditunjang dengan promosi perfilman.

”Film di dunia Barat menjadi promosi yang paling efektif”, tuturnya.

Namun demikian, menurut Beni Setiawan salah satu sutradara sekaligus penulis naskah mengungkapkan, bakal butuh waktu selama 8 bulan lamanya untuk menentukan judul apakah film yang direncanakan tersebut apakah menjadi film serial atau kisah drama romantis, dengan mengangkat semua potensi wisata dan budaya yang pada dasarnya akan kembali sesuai dengan hasil observasi yang mereka lakukan selama ini.

“Film ini tidak hanya memperlihatkan budaya dengan ciri perfilman dokumenter yang hanya ditonton terbatas orang, namun kurang lebih orang menonton tanpa sadar melihat keindahan. Orang ke Bioskop bukan hanya untuk itu tetapi bagaimana ceritanya menuntun penonton kesitu bukan settingannya,” urai Beni.

Dalam kesempatan itu, Beni juga menyebutkan dari kurang lebih 30 film yang diproduksinya telah tayang di Bioskop 21, yang merupakan salah satu bioskop film serial yang tayang dengan 2 Juta penonton per hari. Salah satu filmnya yang mendapatkan penghargaan Piala Citra Award terbaru diberi judul 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Saat ini ia tengah memproduksi judul film Toba Dream dan telah tayang 3 bulan berturut-turut di Sumatra.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini