Wakatobi Wakili Indonesia Timur Penilaian Kabupaten Kreatif

390
Wakatobi Wakili Indonesia Timur Penilaian Kabupaten Krea
DISKUSI - Kementerian Pariwisata saat menggelar diskusi kelompok terpumpun uji petik PMK3I, di aula Patuno Resort, Kecamatan Wangiwangi, Minggu, (19/9/2021). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), satu-satunya kabupaten/kota yang mewakili Indonesia Timur pada Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).

Hal itu diungkapkan Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Hariyanto, dalam diskusi kelompok terpumpun uji petik PMK3I, di aula Patuno Resort, Kecamatan Wangiwangi, Minggu (19/9/2021).

Dikatakannya, untuk Wakatobi merupakan kesempatan yang luar biasa karena dari sejak 2016 kabupaten/kota kreatif yang sudah ditetapkan oleh pemerintah belum ada yang mewakili wilayah Indonesia Timur.

Menurutnya, hal itu tidak luput dari komitmen Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi terhadap kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang sangat tinggi.

“Sudah menjadi bagian dari komitmen kami dari Kemenparekraf untuk mendorong seluruh kabupaten/kota agar memiliki ikon atau sektor unggulan yang menjadi lokomotif dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang ada di masing-masing kabupaten/kota,” katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Wakatobi Eliati Haliana berharap agar hasil uji petik yang telah dilakukan oleh tim uji petik dapat menjadikan Wakatobi salah satu yang ditetapkan sebagai kabupaten/kota kreatif di Indonesia.

BACA JUGA :  PLN Terus Upayakan Pemulihan Kondisi Kelistrikan di Wangiwangi

“Semoga antusias, semangat dan kerja keras dari teman-teman pelaku ekonomi kreatif dapat mewujudkan Wakatobi sebagai kabupaten kreatif,” harapnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Wakatobi Nadar menjelaskan, Wakatobi diberikan kesempatan untuk mengikuti proses ini, mulai dari melakukan pendaftaran pengisian borang, sosialisasi dan konsolidasi ekosistimnya.

“Alhamdulillah Pak Direktur bersama tim hadir ke Wakatobi untuk dilakukan uji petik. Untuk kita ketahui bahwa proses uji petik penilaian kabupaten/kota kreatif Indonesia ini melibatkan tim yang independen untuk melakukan kurasi. Sehingga hasilnya akan berdasarkan pada penilaian yang objektif setelah dilakukan peninjauan langsung uji petik di lapangan, bertemu dengan pelaku kreatif kita. Kemudian mereka menggali terkait seperti apa potensi yang kita miliki dan peluang pengembangannya ke depan,” jelasnya.

Menurut Nadar, dari sisi kelayakan, ia yakin dan optimis bahwa Wakatobi punya modal resourches yang mendukung. Baik dari sisi kreatif people-nya, sumber daya alam, juga modal kultural yang sudah dimiliki Wakatobi.

Yang paling penting ke depan, kata dia, bahwa kata kunci utama dalam pengembangan ekonomi kreatif itu adalah kemampuan dalam membangun ekosistim. Sinergitas antara semua stakeholder yang ada agar potensi yang dimiliki dapat optimalkan untuk mendorong pengembangannya,” paparnya.

Melalui pengembangan kabupaten/kota kreatif ini, beberapa indikator yang ada menunjukan bahwa secara umum direktur dan tim melihat adanya semangat yang besar dari para pelaku kreatif agar Wakatobi bisa terealisasi menjadi salah satu kabupaten kreatif di Indonesia.

Dari 64 kabupaten/kota di Indonesia yang telah diuji petik, pada saat nanti ditetapkan oleh Menteri Sandiaga Uno ada 10 kabupaten/kota kreatif yang baru di Indonesia, diharapkan salah satunya adalah Kabupaten Wakatobi.

“Dari sejak pengisian borang, jumlah pelaku kreatif yang berpartisipasi bahwa kita yang paling cepat merespon dan juga paling banyak. Nah ini modal kita yang inshaallah menambah keyakinan dari tim bahwa Wakatobi memiliki semangat, potensi serta peluang untuk pengembangan menjadi kabupaten/kota kreatif,” pungkasnya. (b)


Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini