Walhi Sultra: Investor Tambang dan Perkebunan Turut Andil Penyebab Banjir di Konut

217
Kisran Makati
Kisran Makati

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Bencana banjir di kabupaten Konawe Utara (Konut) sudah cukup akrab dengan warga. Bagaimana tidak, setiap tahun di daerah itu selalu dilanda banjir besar.

Kisran Makati
Kisran Makati

Direktur Wahana Lingkungan (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra), Kisran Makati, mengatakan, bencana banjir biasanya terjadi hanya dua faktor yaitu alam dan akibat ulah manuisa itu sendiri.

Namun ia memastikan banjir di daerah itu adalah akibat ulah manusia. Hadirnya sejumlah investor perkebunan sawit dan pertambangan yang melakukan pembukaan lahan secara besar-besaran tanpa kontrol dan pengawasan yang ketat dari pemerintah setempat, menjadi salah yang turut andil paling besar dalam bencana alam ini.

“Di Konut itu, meskipun bukan musim penghujan mudah terjadinya banjir,” ungkap Kisran Makati melalui sambungan telpon seluler, Sabtu (16/7/2016).

Menurut Kisran, daerah sekitaran Andowia hingga ke Langgikima merupakan daerah yang telah dimiliki oleh pihak-pihak investor tambang dan perkebunan kelapa sawit. Dimana dapat dilihat cara kerja mereka yang tidak baik dengan menghabisi seluruh pohon yang berada di kawasan hutan untuk membuka lahan serta melakukan kegiatan tambang maupun perkebunan.

Akibatnya, daerah serapan air semakin berkurang yang menyebabkan Daerah Aliran Sungai (DAS) semakin buruk dan terjadi sedimentasi. Meskipun saat ini telah dilakukan perbaikan jalan dan pembuatan drainase yang baru, akan tetapi jika isi dalam hutan terus dihabiskan oleh para pihak investor maka tidak ada gunanya. Banjir ataupun longsor dapat saja dengan mudah terjadi.

(Artikel Terkait : Diguyur Hujan 4 Hari, Ratusan Rumah di Konut Terendam Banjir)

Oleh karena, ini merupakan tugas baru bagi pemimpin baru dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan tambang dan perkebunan di daerah rawan bencana tersebut. Pasalnya, untuk melakukan pemberhentian butuh waktu lama karena pihak investor telah memiliki surat izin untuk melakukan aktivitas. Sehingga hal utama yang harus dilakukan pemerintah kabupaten Konut adalah melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas investor.

“Tapi jika ingin mengembalikan kembali daerah resapan itu butuh waktu lama, dan sudah seperti inilah jika lingkungan tak dijaga dengan baik,” terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, banjir yang melanda Kecamatan Andowia dan sejumlah wilayah lainnya di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), diakibatkan meluapnya tiga sungai di wilayah itu. Ketiga sungai yang meluap itu yakni sungai Wonua, Amolame dan sungai Anggomate. Banjir disebabkan hujan deras yang terus menguyur daerah itu.

Banjir itu datang sekitar jam 03.00 Wita subuh disaat warga masih lelap tertidur. Sementara ketinggian air mencapai 2-3 meter. (B)

 

Repoter : Ilham Surahmin
Editor  : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini