Warga Buton yang Diduga Diterkam Buaya Ditemukan Meninggal

165
Warga Buton yang Diduga Diterkam Buaya Ditemukan Meninggal
MENINGGAL - Tim Search and Rescue (SAR) Pos Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya berhasil menemukan Andri (30), korban tenggelam di bendungan di Sungai Umalaoge. Andri ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, Selasa (6/8/2019) sekira pukul 11.45 WITA. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tim Search and Rescue (SAR) Pos Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya berhasil menemukan Andri (30), korban tenggelam di bendungan di Sungai Umalaoge. Andri ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, Selasa (6/8/2019) sekira pukul 11.45 WITA.

Kepala Basarnas Kendari, Djunaedi mengungkapkan, jasad Andri berhasil ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi korban terakhir kali terlihat.

“Jasad korban sudah dievakuasi, selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga. Sebelum berhasil dievakuasi korban sempat terlihat, tapi masih dalam mulut buaya. Sehingga tim memutuskan untuk menunggu sampai korban terlepas,” terang Djunaedi.

Proses evakuasi jasad korban juga sempat terkendala kondisi bendungan yang dipenuhi potongan-potongan kayu. Akibatnya perahu karet sulit diturunkan.

“Tapi saat ini jasad korban sudah diserahkan ke pihak keluarga. Dengan ditemukannya korban tersebut maka pada pukul 12.30 WITA operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup,” kata Djunaedi

(Baca Juga : Warga Lasalimu Buton Diduga Diterkam Buaya)

Sebelumnya, Andri (30) warga Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton ini diduga menjadi korban terkaman buaya saat mengambil air di bendungan di Sungai Umalaoge, Senin (5/8/2019).

Kejadian itu bermula saat korban bersama istri dan ibu mertua pergi ke Bendungan Umalaoge sekira pukul 17.30 WITA. Korban berniat mengambil air untuk menyiram sayur di kebunnya dengan menggunakan ember cat besar.

Saat turun ke pinggir bendungan, korban tiba-tiba terjatuh ke dalam bendungan dan tenggelam. Sejumlah warga sempat melihat korban dalam gigitan buaya tidak jauh dari tempat kejadian. (b)

 


Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini