Warga Desa Lakarinta Muna Kini Punya Pembakaran Batu Gamping Baru

565
Warga Desa Lakarinta Muna Kini Punya Pembakaran Batu Gamping Baru
PEMBAKARAN BATU GAMPING - Warga di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini telah memiliki dua buah tempat pembakaran batu gamping yang baru, Sabtu (7/9/2019). (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Warga di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini telah memiliki dua buah tempat pembakaran batu gamping yang baru. Pembakaran ini bisa mempercepat proses pembuatan kapur tohor.

Pembuatan tempat pembakaran ini merupakan hasil dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang diketuai mantan Wakil Rektor III UHO, La Ode Ngkoimani dan dua dosen lainnya, yakni Jahidin dan Suryawam Asfar.

Salah satu anggota tim pengabdian, Jahiddin mengungkapkan, program ini berawal setelah melihat di sekitar Desa Lakarinta terdapat banyak batu gamping. Batu gamping ini biasanya diolah oleh warga sekitar menjadi kapur tohor. Kegiatan ini merupakan salah satu usaha penunjang ekonomi masyarakat di desa tersebut.

“Kapur tohor yang mereka buat itu kemudian mereka jual ke pihak yang memerlukan misalnya pertanian sebagai pupuk tanaman, usaha ikan untuk menghilangkan tingkat keasaman dan pengusaha lainya yang terkait,” kata Jahiddin ditemui di Kendari, Sabtu (7/9/2019).

Selama ini, kata Jahiddin, pembuatan kapur tohor dilakukan di ruang terbuka dengan menggunakan bahan bakar kayu yang diambil dari lingkungan sekitar. Cara ini membutuhkan waktu lama karena proses pembakaran batu gamping tidak berlangsung secara optimal akibat pemanasan yang banyak dipengaruhi udara luar.

Warga Desa Lakarinta Muna Kini Punya Pembakaran Batu Gamping BaruUntuk itu, ia bersama tim pengabdiannya berinisiatif membuat tempat pembakaran yang lebih efektif, yang dapat digunakan oleh kelompok masyarakat karang taruna untuk meningkatkan dan mempercepat kegiatan produksi kapur tohor.

“Pembakarannya itu ada dua, sudah kami kerjakan bersama-sama dengan masyarakat. Pada pembakar yang kami buat ini terdapat penyimpan panas di dalamnya, sehingga pembakaran bisa lebih cepat dan tidak bergantung pada udara luar karena tempatnya tertutup,” ujar dia.

Pembakaran itu sendiri bentuknya menyerupai kubus yang terbuat dari beton dan pada bagian depan terdapat lubang persegi. Di bagian dalam terdapat boks besi yang berfungsi sebagai penyimpan panas.

Jahiddin berharap kegiatan ini bisa meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pembuatan kapur tohor yang lebih efektif, serta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Lakarinta. (b)

 


Kontributor: Sri Rahayu
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini