Warga Kolaka Keluhkan Harga Gas Elpiji 3 Kilogram Capai Rp50 Ribu

889
ilustrasi gas elpiji, elpiji melon, elpiji 3kg
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Sejumlah warga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kilogram di wilayah otoritas Ahmad Safei dan Muhammad Jayadin.

Salah satu penjual gorengan di Kelurahan Watuliandu, Kolaka, Darma mengatakan seharian ini ia mencari gas elpiji 3 kilogram. Dia mendapatkan gas tabung melon tersebut dengan harga mencapai Rp40.000 per tabung, yang biasanya Rp17.900 per tabung di pangkalan dan Rp20.000 – Rp25.000 per tabung di pengecer.

Kata dia, tabung melon tersebut dibeli di pengecer dengan harga Rp40.000 per tabung. Pengecer tersebut beralasan jika membeli dengan harga Rp21.000 per tabung di pangkalan. Sementara, bila harus membeli di pangkalan selalu kehabisan, karena selalu diserbu pembeli.

“Saya kalau beli segitu terus harganya rugi juga kita jualan. Ini hari saja hampir mi tidak menjual karena keliling cari tidak dapat. Gas ini saya beli Rp40.000. Tidak mungkin mau menggoreng pakai tungku,” jelasnya ditemui di Kolaka, Senin (22/6/2020).

Salah seorang Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Lamokato, Kolaka, Sulis juga mengeluhkan hal yang sama. Tingginya harga gas elpiji 3 kilogram dan sulitnya mendapatkan gas bersubsidi tersebut, kata dia, mau tidak mau harus beli gas karena mesti memasak untuk sehari-hari.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

“Kita ke pangkalan selalu kehabisan, mau tidak mau ke pengecer, akan tetap di beli karena digunakan memasak. Mau pake kayu juga tidak ada sekarang, apalagi kita ini di kota,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan zonasultra.id, harga gas tabung melon yang melambung tinggi hampir sepekan ini terjadi di tingkat pengecer. Di antaranya, pengecer di seputaran Kelurahan Watuliandu harga gas bersubsidi itu berkisar mulai Rp40.000 sampai Rp50.000.

Sementara itu, Admin PT Kolaka Putra Gas, Ahmad Aksari mengatakan, pihaknya berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan gas elpiji ini. Menurutnya, kelancaran proses penyaluran gas elpiji bersubsidi ke masyarakat, bergantung pada kecepatan SPBE dalam melakukan pengisian ke agen-agen untuk selanjutnya disalurkan ke pangkalan.

Diberitakan sebelumnya, pendistribusian dan pengiriman elpiji dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPBE) Kendari ke SPBE Kabupaten Kolaka terlambat. Akibat dari terlambatnya pendistribusian dan pengiriman tersebut menyebabkan ketersediaan elpiji di wilayah Kolaka mengalami kekosongan.

Sales Branch Manager Rayon VI Sulseltra, Agung Wijaya mengatakan keterlambatan pengiriman elpiji karena empat unit mobil tangki berisi elpiji tujuan SPPBE PT Havid Kolaka Migasindo masih berada di Desa Landono (Poros Kendari – Motaha), Konawe Selatan (Konsel).

Agung menjelaskan bila mobil tangki berisi elpiji bersubsidi tidak bisa jalan akibat adanya mobil truk ekspedisi yang tertanam di jalan berlumpur. Sejauh ini, kosongnya gas elpiji 3 kilogram di Kolaka, bukan karena langka, tetapi karena distribusi yang terlambat akibat jalan rusak tersebut.

“Dari tadi pagi, Mbak. Sampai sekarang belum jalan. Sementara supir truk lagi menunggu alat berat untuk tarik truk ekspedisi,” jelasnya dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (18/6/2020).

Sehari sebelumnya, dari Kolaka ke Kendari pun, mobil tangki juga harus terjebak di area yang sama di Desa Landono, Konsel. Sekiranya lima jam lamanya mobil tangki tersebut terjebak tidak bisa melakukan pergerakan. (a)

 


Kontributor : Sitti Nurmalasari
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini