Wilayah Lumbung Beras di Sultra Rawan Kekeringan

213
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sultra Muhammad Nasir
Muhammad Nasir

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Muhammad Nasir mengatakan daerah atau wilayah yang rawan kekeringan di Sultra merupakan lumbung beras di Bumi Anoa.

Pria berkacamata ini menyebutkan wilayah di Sultra yang rawan kekeringan akibat kemarau seperti Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Konawe, Muna Barat (Mubar), dan Buton yang kontribusinya cukup lumayan.

“Ini menjadi persoalan karena daerah yang rawan kekeringan dan rawan banjir adalah lumbung beras kita,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/9/2018).

Menurutnya, di daerah tersebut terdapat pengairan tetapi berasal dari irigasi desa. Di Kabupaten Konawe pun tidak semua beririgasi teknis. Dari hampir 138 ribu hektar, masih ada 28 ribu hektar yang nonirigasi.

“Inilah yang terancam kekeringan. Kita tentunya menyiasati masalah ini, karena bukan pekerjaan tiba-tiba,” tegasnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Oleh karena itu, pihaknya pun tidak tinggal diam, perlu ada antisipasi untuk menghadapi kekeringan tersebut. Salah satunya mengedukasi petani dalam menghadapi situasi iklim yang ekstrim baik kekeringan maupun banjir melalui sekolah lapang di beberapa kabupaten.

Selain itu, Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan pompa air. Hanya saja yang menjadi persoalan di lapangan saat ini, air yang akan dipompa sudah sangat berkurang. Jika terjadi banyak kendala dan masalah dari saluran primer dan sekunder, maka air tidak bisa menjangkau lahan pertanian. Kalau pun ada yang sampai paling hanya sedikit.

Menyikapi kendala itu, pihaknya memberikan surat imbauan agar dinas teknis lainnya memperhatikan masalah lingkungan ini. Olehnya itu, perlu ada kerjasama dari Kehutanan, Lingkungan Hidup, Pekerjaan Umum, untuk secara terintegrasi dan bersinergi membangun pertanian di wilayah Sultra semakin baik ke depan.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

“Pertanian tidak bisa jalan sendiri, pertanian hanya menggunakan air tetapi yang menyediakan sarana prasarana itu dari pekerjaan umum (PU),” imbuhnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Sultra tersebut akan berlangsung hingga November 2018 mendatang. Namun, sekitar wilayah Kolaka diprediksi baru akan memasuki musim hujan pada akhir Oktober.

Karena itu, masyarakat Sultra diimbau untuk tetap mewaspadai adanya potensi kekeringan, khususnya di wilayah Muna dan Buton, mengingat hingga Selasa (12/9/2017) hasil monitoring hari tanpa hujan berturut-turut di wilayah tersebut sudah memasuki kategori panjang. Artinya, sudah tidak mengalami hujan selama 21-30 hari. (B)

 


Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini