Alasan Ruangan Sempit, Asrpri Bupati Wakatobi Larang Wartawan Liputan

142
Alasan Ruangan Sempit, Asrpri Bupati Wakatobi Larang Wartawan Liputan
LARANG MELIPUT - Suwarno alias Bobi saat mencoba larang wartawan meliput dengar pendapat antara Forum Komunikasi Mahasiswa Hukum Wakatobi (FKMH -W) dengan Arhawi, Bupati Wakatobi, Rabu (5/7/2017). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

Alasan Ruangan Sempit, Asrpri Bupati Wakatobi Larang Wartawan LiputanLARANG MELIPUT – Suwarno alias Bobi saat mencoba larang wartawan meliput dengar pendapat antara Forum Komunikasi Mahasiswa Hukum Wakatobi (FKMH -W) dengan Arhawi, Bupati Wakatobi, Rabu (5/7/2017). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Tindakan menghalang-halangi tugas jurnalistik dialami sejumlah wartawan yang bertugas di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hanya karena ruangan sempit, Asisten Asisten Pribadi (Aspri) Bupati Wakatobi, Suwarno yang akrab disapa Bobi, melarang wartawan yang hendak meliput dengar pendapat antara Forum Komunikasi Mahasiswa Hukum Wakatobi (FKMH -W) dengan Arhawi, Bupati Wakatobi.

Deni, salah seorang wartawan yang keberatan dengan sikap Bobi itu mengatakan, kejadian itu bermula ketika beberapa orang wartawan yang tergabung dalam GAWAD Wakatobi hendak masuk ke ruang Bupati, setiba diruangan secara mendadak Bobi, datang dan meminta para awak media ini keluar dan tidak boleh meliput pertemuan tersebut.

“Media, kalian keluar dulu di luar, nanti sebentar baru konferensi pers,” kata Deni, menirukan ucapan Boby.

Deni menilai, sikap arogansi Aspri Arhawi itu tidak paham dengan kerja jurnalistik. Dia pun menyayangkan perlakuan Bobi itu dan meminta Arhawi untuk segera mengevaluasi kinerja Asprinya.

“Tidak ada salahnya teman-teman wartawan meliput pertemuan itu, itu kan aspirasi yang harus diketahui oleh masyarakat, wajarlah kalau mereka meliput. Ada apa kah, sampai wartawan tidak boleh meliput pertemuan itu,” tukas Deni.

Sementara itu, Bobi yang dimintai klarifikasi terkait hal itu membantah jika ia melarang wartawan melakukan peliputan.

“Bukan melarang. Saya hanya ingin agar proses penerimaan aspirasi berjalan dengan lancar. Tadi itu semua teman-teman mahasiswa diterima bupati. Lagi pula kondisi ruangan yang semput akan membuat tidak nyaman karena sesak, jadi saya sampaikan teman-teman wartawan untuk menunggu selesainya diskusi nanti bupati akan konferensi pers. Dan menyampaikan hasil dari pertemuan tersebut. Biasanya juga selalu ada wawancara dengan wartawan,” kilah Bobi melalui telepon selulernya, Kamis (6/7/2017).

Ia juga menepis jika hal yang dilakukannya bukan karena perintah Bupati, tapi untuk menjaga nyamannya penerimaan aspirasi.

Bobi juga membantah kalau dirinya tidak kooperatif dengan wartawan. Dia mengaku, selama ini hubungan dia dengan pekerja pers selalu baik. (B)

 

Reporter : Nova Ely Surya
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini