Bagaimana Akuntansi Membentuk Pola Tingkah Laku???

338
Muhammad Aras Prabowo - Mas Aras
Muhammad Aras Prabowo

OPINI : Akuntansi adalah sebuah proses pengidentifikasian, pencatatan, pengelompokkan, mengihtisaran, dan pelaporan dalam menyusun keuangan suatu entitas. Ilmu akauntansi menjadi salah satu bidang yang memiliki peminat yang cukup banyak. Mengingat bidang akuntansi memiliki prospek kerja yang sangat luas. Setiap perusahaan membutuhkan akuntan, tidak terkecuali instansi pemerintahan.

Muhammad Aras Prabowo - Mas Aras
Muhammad Aras Prabowo

Akuntansi dalam proses pembelajarannya, salalu menjumpai angka keuangan yang begitu besar. Saat mahasiswa mengerjakan soal-soal latihan atau tugas yang diberikan oleh dosen, tidak jarang nilai keuangannya mencapai ratusan juta hinga milyaran. Padahal fisiknya tidak ada, jadi itu hanya angan-angan.

Akuntansi memiliki beberapa prinsip seperti, laporan keuangan harus dibuat secara tepat waktu, dapat diandalkan dan sesuai dengan aturan-aturan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Balance (seimbang) juga salah satu cara untuk mengetahui bahwa laporan yang dibuat akuntan sudah betul. Arti dari balance adalah sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan (debet/kredit) harus sama. Ketika debet dan kreditnya tidak sama atau tidak seimbang maka laporan tersebut mengalami kekeliruan. Tapi juga harus dipahami bahwa, seimbang juga belum tentu benar. Sehingga seorang akuntan harus memiliki ketelitian yang cukup tinggi agar terhindar dari salah saji dan pencatatat.

Sikap sistematis adalah salah satu yang diajarkan dalam ilmu akuntansi. Sebab untuk mendapatkan laporan keuangan yang dapat diandalkan, akuntan butuh bekerja secara sistematis. Mulai dari menganalisis transaksi, melakukan pencatatan, pengikhtisaran, dan pembuatan laporang keuangan harus dilakukan secara teratur, agar pembukuan yang ia buat sesuai dengan teransaksi yang terjadi dalam perusahaan.

Kedisiplinan adalah sikap yang diperlukan bagi seorang akuntan. Penyusunan laporan keuangan memiliki priode sesuai kewenangan perusahaan. Sehingga ketepatan waktu dalam menyusun laporan keuangan sangat penting, guna merumuskan keputusan-keputusan yang akan dijalankan oleh manajemen dipriode yang akan datang.

Keandalan juga membutuh kejujuran seorang akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Agar pencatatan sesuai dengan tansaksi yang terjadi disuatu entitas. Fraud (penyalagunaan) merupakan akibat dari ketidak jujuran akuntan dalam menyusun laporan keuangan.

Akuntansi, Kepribadian dan Kepemimpinan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan tempat ia tinggal. Apa yang menjadi kebiasaan atau budaya dilingkungan ia tinggal cenderung mempengaruhi kepribadian seseorang.

Allport ( Yusuf dan Juntika, 2007) mendefinisikan kepribadian sebagai “ dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to his environment” (kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya).

Pengertian menurut Allport bisa dijelaskan bahwa kepribadian berarti : (a) dynamic artinya kepribadian dari waktu ke waktu, situasi ke situasi merujuk pada perubahan kualitas perilaku (b) Organization artinya kepribadian merupakan keterkaitan antara struktur kepribadian  yang independen yang saling berhubungan dan saling berinterelasi (c) kepribadian terdiri atas kebiasaan, sikap, emosi, sentimen, motif, keyakinan, yang kesemuanaya merupakan aspek psikis, juga mempunyai dasar fisik dalam individu seperti syaraf, kelenjar, atau tubuh individu secara keseluruhan. (d) determine menunjukkan peran motivasional yang mendasari kegiatan yang khas, dan mempengaruhi bentuk-bentuknya. (e) unik, merujuk pada keunikan atau keragaman tingkah laku individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya.
Tulisan kali ini akan difokuskan, bagiamana ilmu akuntansi turut serta mempengaruhi kepribadian seorang akuntan. Seperti yang dijelaskan oleh Allport bahwa kepribadian dipengaruhi oleh kebiasaan, sikap, emosi, sentiment, motif, keyakina, yang kesemuanaya merupakan aspek psikis, juga mempunyai dasar fisik dalam individu seperti syaraf, kelenjar, atau tubuh individu secara keseluruhan.

Ketika dikaitkan mengenai prinsip-prinsip ilmu akuntansi, telah mengarahkan pola tingkah laku seorang akuntan,hal ini tidak terjadi diwaktu yang singkat. Melainkan, membutuhkan waktu yang lama, sehingga prinsip tersebut berubah menjadi sebuah nilai yang mempengaruhi kepribadian seorang akuntan. Awalnya hanya sebuah prinsip dalam ilmu akuntansi, tapi pada waktu yang cukup lama berubah wujud menjadi sebuah nilai dan teraplikasikan menjadi pola tingkah laku bagi akuntan.

Kuat tidaknya nilai tersebut dipengaruhi oleh seberapa lama ia bergelut dibidang akuntansi. Semakin lama ia mempelajari ilmu akuntansi dan secara terus menerus mengulang-ulangi prinsinsi dalam akuntansi, maka semakin kuat pula pengaruhnya kedalam tingkah lakunya.

Hal ini tidak hanya dijelaskan dalam sebuah teori, melainkan persepsi sebagian orang telah beranggapan bahwa seorang akuntan memiliki kepribadian yang jujur, disiplin dan sistematis. Anggapan ini sama seperti yang ada dipikiran presiden Joko Widodo, lewat mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan menteri yang berlatar belakang akuntan memiliki kelebihan dibanding menteri lain. Menurut dia, seseorang yang berprofesi sebagai akuntan dapat membantu Indonesia menuju good governance.

“Pemerintah percaya profesi akuntan bisa menciptakan corporate governance yang baik,” kata Jonan saat menjadi pembicara dalam Konferensi Akuntansi Internasional Airlangga di Hotel Bumi, Surabaya, Rabu, 3 Juni 2015.

Dalam sejarah Indonesia, Kabinet Kerja pemerintah Joko Widodo memiliki menteri berlatar akuntan terbanyak. Ada tiga orang yaitu, Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan), Menteri Energi Sumber Daya Mineral (Sudirman Said) serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Muhammad Nasir). ***

 

Oleh : Muhammad Aras Prabowo
Penulis adalah Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini