Bangunan Kelas Roboh, SDN 74 Bombana Tetap Efektifkan Pembelajaran

145
Bangunan Kelas Roboh, SDN 74 Bombana Tetap Efektifkan Pembelajaran
SEKOLAH ROBOH - Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 74 Terapung, Desa Terapung, Kecamatan Poleang Tenggara, Bombana setelah diterjang angin puting beliung, Senin (28/1/2019). (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Sebuah Bangunan non permanen (darurat) Sekolah Dasar Negeri (SDN) 74 Terapung roboh diterjang angin puting beliung pada Senin, 28 Januari 2019 lalu. Meski demikian, aktivitas belajar mengajar sekolah yang ada di Desa Terapung, Kecamatan Poleang Tenggara, Bombana, itu tetap diefektifkan.

Jumlah siswa yang biasa menggunakan bangunan yang roboh itu 99 murid yang terdiri dari 53 murid kelas II dan 46 murid kelas III. Sementara yang tersisisa adalah dua bangunan permanen yang masih berdiri tegak, masing-masing diisi kelas I, IV,V, dan VI.

Salah satu alternatif mengefektifkan pembelajaran yakni dengan membagi empat sisa ruangan kelas itu untuk digunakan enam kelas. Adapun jumlah siswa keseluruhan 320 murid. Sesi pertama dijadwalkan untuk kelas I, II, III dan IV masuk pagi sedangkan kelas V dan VI diatur masuk siang.

“Kami hanya bisa pasrah dengan peristiwa kemarin, untung saja pada saat kejadian semua guru dan siswa sudah pulang ke rumah masing-masing,” ujar Kepala SDN 74 Bombana, Muliadi di Desa Terapung, Rabu (30/1/2019).

Muliadi mengakui dengan kondisi seperti itu membuat murid-murid kurang nyaman belajar karena tak seperti biasanya. Pemerintah daerah (pemda) diharapkan agar membantu penambahan sarana dan prasarana agar 12 guru dan murid yang ada bisa beraktivitas dengan baik.

“Niat kami adalah bagaimana mencerdaskan anak-anak kita di sini, kami sudah kerahkan segala kemampuan kami dengan menerapkan pembelajaran yang baik agar mereka bisa mendapat pendidikan yang layak. Makanya, kami sangat mengahapkan adanya uluran tangan dari pemerintah pusat maupun Pemda Bombana,” pungkasnya.

Muliadi bercerita, sebelum bangunan sekolah yang berdindingkan papan itu roboh, pihaknya menyaksikan dengan melihat angin puting beliung beberapakali hampir merebahkan pohon asam di sekitar sekolah tersebut.

“Awalnya kami pikir pohon asam yang mau tumbang, ternyata anginnya membelok menuju bangunan sekolah hingga pelan-pelan runtuh hingga rangka atap menyentuh lantai, ya mau di apa,” keluhnya. (B)

 


Kontributor: Muhammad Jamil
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini