BMKG Sebut Wilayah Kendari Aman Dari Tsunami

359
GLADI RUANG – Para peserta Gladi Ruang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Penguatan UPT BMKG dan BPBD yang digelar BMKG Stasiun Geofisika Kelas IV Kendari di Hotel Plaza Inn, Senin (18/4/2016). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para stakeholder untuk mengurangi resiko bencana. (JUMRIATI/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) secara keseluruhan tidak masuk dalam kategori wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami. Meski begitu, bukan berarti wilayah Kendari bebas dari tsunami.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Pusat, Masturyono mengatakan, tingkat kerawanan tsunami di Provinsi Sulawesi Tenggara secara umum berada di level menengah ke bawah. Artinya, dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, potensi tsunami di Sultra sangat rendah.

Hal itu, kata Masturyono disebabkan karena wilayah Sultra bukan merupakan daerah sumber gempa berskala besar. Meski begitu, bukan berarti Kendari bebas dari tsunami. Sebab, salah satu sumber gempa di Indonesia adalah Laut Banda yang sangat dekat dengan wilayah Sultra.

“Tahun 1992 ketika terjadi gempa di Flores, salah satu daerah di Sultra juga terdampak tsunami meski relatif kecil,” kata Masturyono saat membuka acara “Gladi Ruang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Penguatan UPT BMKG dan BPBD” yang digelar BMKG Stasiun Geofisika Kelas IV Kendari di Hotel Plaza Inn, Senin (18/4/2016).

Dia melanjutkan, meski tingkat kerawanan tsunami di Kendari tingkatnya menengah ke bawah, namun pemahaman kepada masyarakat terkait bencana gempa bumi dan tsunami harus terus ditingkatkan untuk mengurangi resiko bencana.

Menurut Masturyono, pelaksanakaan gladi ruang yang dilakukan oleh BMKG ini merupakan salah satu langkah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan seluruh stekholder terkait mengenai persoalan deteksi dini yang berkaitan dengan gempa bumi dan tsunami.

Meski di Kendari potensi bencana tersebut tidak terlalu besar, kata Masturyono, namun para stekholder serta masyarakat tetap harus mengerti apa yang harus dilakukan pada saat terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami.

“Karena itu koordinasi antara para stakeholder masih dibutuhkan untuk mengurangi resiko bencana ke depan,” kata dia.

Kegiatan Ruang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Penguatan UPT BMKG dan BPBD ini dihadiri perwakilan kelompok BPBD Kota Kendari dan provinsi, TNI dan POLRI, PMI, lurah, sekolah dan media.

 

Penulis : Jumiati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini