Bupati Ajak Petani Kakao di Kolaka Mulai Berpikir Maju

145
Bupati Ajak Petani Kakao di Kolaka Mulai Berpikir Maju
BUPATI TEMU RAKYAT: Bupati Kolaka Ahmad Safei, menggelar acara Bupati Temu Rakyat di Kelurahan Lalamba, Kecamatan Kolaka, Sultra, Sabtu (6/1/2016). Dalam kesempatan itu Safei mengajak petani kakao untuk mulai berpikir maju dalam pengembangan tanaman kakao. FOTO: Kasbih Dara/Humas Pemda Kolaka.
Bupati Ajak Petani Kakao di Kolaka Mulai Berpikir Maju
BUPATI TEMU RAKYAT: Bupati Kolaka Ahmad Safei, menggelar acara Bupati Temu Rakyat di Kelurahan Lalamba, Kecamatan Kolaka, Sultra, Sabtu (6/1/2016). Dalam kesempatan itu Safei mengajak petani kakao untuk mulai berpikir maju dalam pengembangan tanaman kakao. FOTO: Kasbih Dara/Humas Pemda Kolaka.

 

ZONASULTRA.COM, KOLAKA- Bupati Kolaka, Ahmad Safei mengajak petani kakao untuk mulai berpikir maju dalam pengembangan tanaman kakao di Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Demikian diungkapkan Safei melalui Kasubag Pemberitaan Humas Pemda Kolaka, Kasbih Dara kepada ZONASULTRA.COM, Sabtu (6/2/2016).

Kasbih menjelaskan, pernyataan bupati itu disampaikan saat menggelar acara Bupati Temu Rakyat di Kelurahan Lalomba, Kecamatan Kolaka, Sabtu (6/1/2016). Bupati Temu Rakyat merupakan salah satu tools tagline SMS Berjaya (Strategi Mekongga Sejahtera, Bekerja dan Berkarya).

Menurut Safei, perkebunan kakao rakyat saat ini mengalami pasang surut. Ketika penggerek buah kakao (PBK), busuk buah dan hama lainnya menyerang tanaman kakao, petani pada awalnya nyaris tak berdaya. Produksi dan produksivitas anjlok hingga ke titik terendah. Keadaan itu diperburuk lagi oleh usia tanaman yang semakin tua.

“Profesionalitas dan komitmen petani yang masih rendah adalah faktor penting yang memberi kontribusi terhadap keterpurukan tanaman kakao di Kolaka,” jelasnya.

Bupati menilai, petani kakao di Kolaka kebanyakan belum optimal memelihara tanamannya. Mereka belum menyadari pentingnya tanaman kakao dibuatkan naungan (pelindung) agar tidak diterpa sinar matahari secarang langsung. Pemupukan juga cuma seadanya. Begitu pula pemangkasan, pembuatan rorak dan sanitasi belum dilaksanakan sesuai petunjuk.

Menurut data Kementrian Perdagangan Indonesia, hampir seluruh produksi biji kakao Indonesia, termasuk Sultra, dikenal sebagai kakao asalan, tidak memenuhi standar SNI.

Namun demikian, kakao Indonesia tetap dibutuhkan pasar dunia sebagai alternatif kakao berkualitas terbaik dunia dari Pantai Gading dan Ghana, Afrika. Amerika Serikat, misalnya, mengimpor kakao asalan dari Indonesia untuk industri minyak kakao dan bahan makanan ternak.

Dari sisi marketing, tercatat ada beberapa perusahaan eksportir yang memiliki gudang di Kolaka antara lain ADM Cocoa, OLAM, PT. Berdikari, Comextra.

“Sebelum Kolaka Timur terpisah dari Kolaka, Kabupaten Kolaka merupakan sentra kakao yang cukup penting,” ujar bupati.

Safei mengatakan, perlu upaya perbaikan mutu kakao rakyat yang sekaligus dapat meningkatkan nilai jual kakao bersangkutan. Hal ini penting dilakukan untuk mengatasi rendahnya mutu dan harga kakao.

 

Penulis : Abdul Saban

Editor  : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini