ZONASULTRA.COM,WANGGUDU – Bupati Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruksamin melaporkan langsung ke Presiden Republik Indonesia (RI) tentang kerusakan jalan penghubung antara Kabupaten Konawe dan Konut tepatnya di Kecamatan Morosi.
Laporan tertulis diajukan langsung melalui Gubernur Bank Indonsia (BI) saat melakukan pertemuan di Jakarta Kamis, (27/7/2017). Jalan nasional itu masuk dalam pengawasan dan tanggung jawab PPK 10 PJN Wilayah ll Sultra Balai XIV Palu, kini semakin bertambah parah dan kian terisolasi. Akibatnya, perekonomian ekonomi masyarakat kian terpuruk.
Melalui via WhatsApp (WA) pribadinya, Ruksamin mengatakan, tindakan itu dilakukan karena sangat prihatin dengan masyarakatnya yang menjadi korban dari imbasnya kerusakan jalan trans Sulawesi itu. Bahkan, dirinya terus mendapat laporan baik dari RSUD Konut maupun Puskesmas, jika ada pasien yang hendak dirujuk ke rumah sakit di Kendari mengalami kesulitan sehingga memakan waktu 12 jam yang sebelumnya hanya sekitar 3 jam saja.
“Saya laporkan secara tertulis kepada Bapak Presiden melalui Gubernur BI, Perihal perkembangan ekonomi di Konut beserta kenaikan inflasi yang naik secara spontan sejak bulan Mei yang diakibatkan mandegnya pekerjaan jalan paket ruas di wilayah Morosi. Masalah ini saya tidak akan tinggal diam,” ungkap Ruksamin.
Laporan tersebut, lanjutnya, diajukan atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Konut mendapat respon baik dan segera akan ditindaklanjuti untuk meminta pertanggung jawaban pihak-pihak terkait dengan perbaikan jalan tersebut. Pihaknya berharap agar pertemuan khususnya itu segera terealisasikan demi kenyamanan masyarakat Konut.
Seperti diketahui, sejak bulan Mei jalan poros penghubung menuju Kabupaten Konut di dua titik yakni Kecamatan Morosi dan Meluhu Kabupaten Konawe kian bertambah parah. Hujan yang terus turun membuat jalan yang dalam pekerjaan dangan anggaran ratusan miliyar itu berlumpur dan berlubang hingga digenangai air setinggi setengah meter.
Kerusakan jalan terus bertambah parah hingga menimbulkan longsor tepatnya menuju Kecamatan Meluhu, karena tidak memiliki drainase atau tempat pembuangan air sehingga hujan yang turun langsung mengenangi badan jalan.
Akibatnya, sejumlah kebutuhan warga seperti Elpiji , BBM, sayuran dan sembako naik drastis dua kali lipat dari harga normal. Bahkan, sering kosong lantaran para distributor yang hendak masuk memasokkan barangnya di wilayah penghasil nikel dan sawit itu sering mengalami hambatan. (B)
Penulis : Jefri Ibnu
Editor : Kiki Andi Pati
