Dana Cair 100 Persen, Pembangunan MCK Belum Kelar

403
Dana Cair 100 Persen, Pembangunan MCK Belum Kelar
BANGUNAN MCK- Tampak terlihat bangunan Mandi,cuci,kakus(MCK) yang berada di desa Laimeo kecamatan sawa kabupaten Konawe Utara(Konut) yang bersumber dari dana Bantuan Bansos 2014 Dinas Pekerjaan Umum PU dengan jumlah dana 200 juta rupiah dan sudah di salurkan 100 persen oleh Dinas terkait,namun pekerjaan tersebut yang di kelola oleh Ketua LPM laimeo hingga saat ini belum selesai dan belum bisa di pakai dan di gunakan warga yang seharusnya paling lambat kelar di bulan desember tahun 2015 lalu.(JEFRI/ZONASULTRA.COM)
Dana Cair 100 Persen, Pembangunan MCK Belum Kelar
BANGUNAN MCK- Tampak terlihat bangunan Mandi,cuci,kakus(MCK) yang berada di desa Laimeo kecamatan sawa kabupaten Konawe Utara(Konut) yang bersumber dari dana Bantuan Bansos 2014 Dinas Pekerjaan Umum PU dengan jumlah dana 200 juta rupiah dan sudah di salurkan 100 persen oleh Dinas terkait,namun pekerjaan tersebut yang di kelola oleh Ketua LPM laimeo hingga saat ini belum selesai dan belum bisa di pakai dan di gunakan warga yang seharusnya paling lambat kelar di bulan desember tahun 2015 lalu.(JEFRI/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU- Warga Desa Laimeo, Kecamatan Sawah, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara, mengeluhkan lambannya pembangunan fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) umum di wilayahnya. Sementara pemerintah daerah setempat telah mengucurkan dana pembangunan fasilitas umum itu melalui bantuan sosial (Bansos) yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2014.

Dana proyek itu digelontorkan melalui dinas Pekerjaan umum(PU) sekitar Rp 200 juta, namun dana disalurkan 100 persen diduga telah diterima ketua pelaksana kegiatan yaitu ketua LPM Laimeo, Hermansyah.

Sesuai aturan harusnya proyek itu kelar paling lambat bulan Desember 2015 lalu. Namun di lokasi para pekerja proyek sudah tidak terlihat bekerja lagi.

Hal tersebut diungkapkan seorang warga Laimeo berinisial AM. Ia menjelaskan, dalam kegitan tersebut juga sama sekali tak ada transparansi, dan usyawarah desa.

“Ini pembangunan MCK sama sekali tidak ada transparansi juga musyawarah di desa, bahkan dalam pembamgunan MCK ini tak mencantumkan papan proyek,dan juga tidak dikerjakan oleh swadaya masyarakat, tapi orang luar desa semua yang datang kerja. Tapi sampai sekarang sudah menyebarang tahun ini MCK terbengkalai dan belum bisa di pakai.” Kata AM, Sabtu (6/2/2016).

Hali itu juga dibenarkan oleh seorang warga Laimeo AW, saat di konfirmasi oleh awak media. Sesuai aturannya dana bantuan MCK tersebut dikerjakan oleh kelompok masyarakat (Pokmas), namun yang didatangkan pekerja dari luar desa laimeo dengan upah yang cukup besar.

“Kita di sini bisa kerja, tapi yang kita herankan kenapa semuanya yang kerja orang dari luar semua, baru gajinya sekitar 20 juta. Kami masyarakat di Laimeo ini merasa sangat dirugikan karena selain tidak menggunakan swadaya masyarakat setempat, sampai sekarang ini pembagunan MCK belum juga selsai,” kata AW warga laimeo yang meminta namanya diinisialkan.

Oleh karena itu, warga berharap agar pemerintah terkait segara turun untuk memeriksa pembangunan MCK di desa tersebut, karena dinilai telah merugikan masyarakat.

Hingga berita ini dinaikan belum ada konfirmasi dari ketua LPM desa Laimeo yang juga sebagai ketua pelaksana kegitan tersebut. Kepala Desa Laimeo saat ditemui di kediamannya mengatakan, tak tahu persis permasalahan MCK tersebut, begitu juga bendahara kegiatan, sampai saat ini belum bisa dimintai klarifikasi.

 

Penulis : Jefri

Editor  : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini