Hadapi Serbuan Impor, Tenun Tradisional Harus Diperkuat

57
Hadapi Serbuan Impor, Tenun Tradisional Harus Diperkuat

Hadapi Serbuan Impor, Tenun Tradisional Harus DiperkuatPELATIHAN UKM – Bintang Puspayoga saat memberikan sambutan dalam Pelatihan Manajemen bagi Usaha Kecil Menengah (UKM), Senin (10/7/2017) di Makassar, Sulawesi Selatan. (Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, MAKASSAR – Tenun tradisional khas daerah harus diperkuat menyusul banyaknya gempuran tenun dari negara ASEAN, khususnya dari Vietnam, Myanmar dan Filipina.

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Bintang Puspayoga menerangkan, gempuran tenun dari luar negeri menjadi tantangan bagi industri tenun tradisional di Indonesia agar tetap produktif dan terjaga kelestariannya sebagai warisan budaya.

Menurutnya, tenun tradisional harus dipertahankan dari gempuran tenun asing yang mulai banyak masuk ke pasar dalam negeri. Hal ini dinilai penting untuk mempertahankan warisana budaya lokal.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Untuk itu, Bintang Puspayoga mengeskan bahwa pihaknya bersama Kementerian Koperasi dan UKM menjalin sinergi untuk melakukan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) kerajinan tenun tradisional.

Selain itu peran Pemerintah Daerah (Pemda) sangat strategis dalam melindungi para UKM termasuk yang berkecimpung dalam industri tenun tradisional.

“Kami minta agar Dekranas daerah aktif mengembangkan potensi tenun daerah yang dapat bersaing di dalam negeri dan manca negara,” pungkas Istri Menteri Koperasi dan UKM ini dalam pembukaan Pelatihan Manajemen bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (10/7/2017).

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Bintang mencontohkan Sulsel memiliki potensi tenun Sengkang yang sudah terkenal memiliki motif dan bahan baku yang sangat berkualitas sehingga berdaya saing tinggi menghadapi tenun impor. Ini tentu sangat prospektif untuk dikembangkan.

Begitu juga dengan daerah-daerah lain, seperti Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mempunyai motif tenun khasnya sendiri. Dengan memperkuat produknya agar dapat bersaing dengan tenun impor negara tetangga.

“Pengrajin umumnya memiliki keterbatasan modal dan pemasaran, maka diperlukan sinergi untuk melakukan pembinaan dan pengembangan usaha UMKM pengrajin dalam hal pemasaran, manajemen, permodalan, peningkatan mutu dan pemanfaatan teknologi,” pungkasnya. (B)

 

Reporter : Rizki Arifiani
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini