Kelangkaan BBM Terjadi di Wakatobi, Tembus Rp 50 Ribu Perliter

472
Ilustrasi bbm langka
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, WAKATOBI – Bakal calon (Balon) gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Hugua menemukan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sangat serius di Wakatobi. Hal itu diketahuinya saat kunjungan silaturahmi pada 28 – 29 Agustus 2017.

Ilustrasi
Ilustrasi

Hugua mengungkapkan harga eceran per liter yang dijual oleh warga di pinggir jalan berkisar antara Rp. 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Harga tersebut tergolong sangat mahal, namun secara terpaksa masyarakat harus membeli karena tidak ada alternatif lainnya.

Kelangkaan BBM selalu terjadi sewaktu waktu saja karena masalah rentan kendali antara Depot Pertamina yang terletak di Pulau Buton. Wakatobi sebagai daerah kepulauan terletak jauh di antara Laut Banda dan Laut Flores.

“Jadi, kalau ada masalah cuaca dan ombak besar atau kapal transportir terkendala operasi maka pasti menimbulkan masalah kelangkaan BBM di lapangan,” ujar Hugua melalui pers rilis yang diterima Zonasultra.com, Kamis (31/8/2017).

Hugua yang juga Ketua PDIP Sultra meyakini bahwa kelangkaan BBM ini akan teratasi dengan beroperasinya salah satu SPBU/APMS yang terletak di sekitar Bandara Matahora. SPBU/APMS itu kini dalam tahap finalisasi.

SPBU tersebut dalam desainnya dapat berfungsi sebagai Depot Mini Pertamina sehingga dapat menetralisir harga pasar jika ada kelangkaan BBM di lapangan. Sebab status SPBU/APMS tersebut masuk dalam skema BBM Satu Harga oleh Pertamina pusat.

Nelayan penangkap ikan cakalang di Desa Matahora, La Rahimu mengatakan sudah 7 hari tidak melaut kerena tidak ada bahan bakar bensin dan solar. Kalaupun ada BBM dengan harga tinggi dan tidak mungkin terbeli karena sudah dipastikan rugi.

“Yah sebaiknya saya istirahat saja nanti harga BBM stabil lagi baru melaut,” ujar La Rahimu.

Staff dari salah satu perusahaan penyelenggara Hotel dan Diving, Abd Rasyid mengatakan bahwa saat ini ada beberapa kapal dan kendaraan darat yang terpaksa tidak beroperasi karena ketiadaan BBM. “Ini sangat mengganggu bisnis kami,” ujarnya. (B)

 

Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini