Ketahanan Pangan Harus Dimulai dengan Kemandirian Benih

122

Demikian dikemukakan Prof Dr Gusti Ayu Kade Sutariati dalam pidato ilmiahnya yang berjudul “Teknologi Bio-Invigorasi Benih Pratanam: Faktor Kunci Peningkatan Produktivitas Tanaman Mendukung Ketahanan

Demikian dikemukakan Prof Dr Gusti Ayu Kade Sutariati dalam pidato ilmiahnya yang berjudul “Teknologi Bio-Invigorasi Benih Pratanam: Faktor Kunci Peningkatan Produktivitas Tanaman Mendukung Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Indonesia pada upacara senat terbuka pengukuhannya sebagai guru besar di bidang Ilmu Agroteknologi/Teknologi Benih Fakultas Pertanian di Auditorium Mokodompit UHO, Kamis (29/1/2015). Bersamanya ikut pula dikukuhkan Prof Dr Ir Bahari dalam bidang Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian dengan judul pidato “Contract Framing Sebagai Upaya Penguatan Petani Kecil dalam Sektor Pertanian di Indonesia.
Menurut Gusti Ayu, meskipun telah diketahui pentingnya kemandirian benih, namun keberadaaannya kadang disepelekan begitu saja dan kurang mendapatkan perhatian. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai masalah baik dari sisi produsen maupun konsumen benih yakni keterbatasan benih sumber, kesinambungan distribusi benih, rendahnya mutu benih dan daya beli konsumen.
“Berbagai permasalahn bibit ini harus segera diatasi jika Indonesia menargetkan pencapaian swasembada pangan karena suatu hal yang mustahil untuk mencapai swasembada pangan tanpa melalui kemandirian benih,” kata Gusti Ayu dalam pidatonya.
Lebih lanjut Gusti Ayu memaparkan, pemenuhan pangan sebagai hak dasar masyarakat Indonesia masih bermasalah. Kecukupan dan mutu pangan masih terbatas, pangan yang layak dan memenuhi syarat gizi bagi masyarakat miskin belum terpenuhi, kemampuan daya beli rendah, stabilitas ketersediaan pangan secara merata masih rentan, masih ketergantungan tinggi terhadap makanan pokok beras, kurangnya diversifikasi pangan dan masih ketergantungan terhadap impor pangan.
“Mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan di Indonesia bukan hal mudah. Diperlukan komitmen bersama semua pihak, baik pemerintah, akademisi, swasta maupun masyarakat, melalui upaya-upaya nyata yang dimulai dengan membangun kemandirian pangan. Inovasi teknologi harus dikembangkan secara komprehensif dari hulur sampai hilir dan salah satu prioritas pengembangan inovasi teknologi pada sektor hulu adalah pemantapan teknologi perbenihan untuk pencapaian target sumber benih yang mampu meningatkan ketahanan pangan,” jelas Gusti Ayu
Sementara itu Rektor UHO, Usman Rianse dalam kata sambutannya mengungkapkan bahwa rapuhnya pertanian tidak hanya disebabkan oleh kegagalan dalam menerapkan penggunanan bibit yang baik atau unggul tetapi juga disebabkan oleh dinamika politik pertanian. Elit politik di daerah ini tidak serius menempatkan pertanian sebagai garda terdepan dalam menyelesaikan permasalahn berbangsa dan bernegara dalam konteks pembangunan berkelanjutan. (Jumriati)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini