Kiprah Fandi Hasib, News Anchor Muda Asal Sultra

1785
Kiprah Fandi Hasib, News Anchor Muda Asal Sultra
Fandi Hasib

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Wajahnya sudah tak asing lagi bagi pecinta program berita di salah satu stasiun televisi nasional, INews Tv. Kehadirannya di layar kaca selalu ditunggu. Dia adalah Fandi Hasib, salah satu news anchor muda bertalenta Indonesia.

Mungkin tak banyak yang tahu jika Fandi Hasib adalah putra asli daerah Sulawesi Tenggara (Sultra). Pria kelahiran Kendari, 16 Desember 1988 ini sudah akrab dengan dunia jurnalistik sejak duduk di bangku kuliah 2008 silam. Saat itu Fandi tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Kiprah Fandi Hasib, News Anchor Muda Asal Sultra
Fandi Hasib

Fandi memulai karirnya sebagai penyiar radio di Suara Kendari. Tak hanya menjadi penyiar, Fandi juga merambah dunia presenter. Pada tahun 2009 ia bergabung dengan TVRI Sultra dan menjadi presenter hingga tahun 2012. Semua itu digeluti Fandi sambil menyelesaikan kuliahnya. Ia pun diganjar sebagai alumni terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHO saat itu.

Duta Wisata Kendari (Anandonia) Intelegencia 2011 ini kemudian hengkang dari TVRI dan memilih bergabung dengan Sindo Tv Kendari sebagai news presenter hingga 2014. Meski telah sibuk sebagai presenter, Fandi tak lantas meninggalkan begitu saja dunia radio. Ia tetap aktif sebagai penyiar radio hingga tahun 2014.

Bagi anak bungsu dari lima bersaudara ini, jurnalis adalah profesi yang mulia. Jurnalis bisa memasuki berbagai bidang kehidupan manusia. Itulah yang membuatnya betah bekerja di dunia jurnalis.

“Apa, yah. Dunia jurnalis itu sudah seperti passion lah buat saya,” kata Fandi saat ditemui di salah satu cafe di Kendari, awal pekan ini.

BACA JUGA :  Dorong Peningkatan Kualitas Event Pariwisata, Dispar Sultra Launching KEN 2024

Karena sudah menjadi passion, Fandi merasa tak betah jika bekerja di bidang lain. Terbukti ia hanya mampu bertahan 3 bulan bekerja di Bank Sultra, yang saat itu masih bernama Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Menjadi jurnalis bukan tanpa tantangan. Duta Bahasa 2011 ini mengaku jika orang tuanya sempat menentang ia menjadi jurnalis dan menginginkannya menjadi PNS, mengikuti jejak sang ayah yang menjadi abdi negara.

“Waktu kuliah orang tua baik-baik saja (jadi jurnalis), mereka pikir buat nyambi saja, kuliah sambil kerja, tapi setelah selesai kuliah orang tua mulai ragu kalau pekerjaan sebagai jurnalis itu tidak memiliki masa depan,” kenang Fandi.

“Untuk menyenangkan orang tua saya akhirnya ikutan tes PNS, walaupun gagal. Ikutan tes di bank juga, diterima tapi hanya bertahan 3 bulan. Yah, saya merasa bukan passion sih di sana (di bank),” tambah Fandi sambil tertawa kecil.

Lantas apa yang membuat Fandi memilih berkarir di nasional?

Kiprah Fandi Hasib, News Anchor Muda Asal Sultra
Fandi Hasib

“Saya memang menantang diri untuk terjun ke nasional. Semacam targetlah, pencapaian karir saya di nasional harus lebih tinggi dari saat saya masih di lokal (Sultra). Tapi ini bukan berarti industri pertelevisian di Sultra tidak berkembang yah,” beber Duta Indonesian Youth Conference 2012 ini.

Baginya berkarir di lokal bukanlah masalah, namun jika ingin lebih berkembang, maka jalan satu-satunya adalah ke nasional. Namun, tetap harus memiliki target yang jelas.

Berkiprah di nasional bagi Fandi tak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada keberanian, kemampuan yang jelas, dan yang lebih penting adalah target yang akan diraih. Tak sedikit putra daerah yang memilih merantau ke Jakarta namun akhirnya kembali. Menurutnya itu karena mereka tak memiliki target.

BACA JUGA :  Mengenal Quick Count, Benarkah Akurat?

Keinginan Fandi untuk ‘naik level’ ke nasional juga tak semulus jalan tol. Lamarannya ke sejumlah stasiun tv ditolak. Beruntung lamaran yang dibuatnya saat masih di Kendari untuk stasiun Trans7 diterima. Ia harus melalui 7 tahapan tes sebelum benar-benar diterima sebagai bagian dari Trans7.

“Saya sebenarnya ke Jakarta itu untuk tes di salah satu tv berita juga, tapi gagal. Akhirnya sekitar 3 bulanan saya di Jakarta tidak melakukan apa-apa. Barulah ada panggilan di Trans7 setelah 7 bulan saya menunggu. Lamaran itu saya buat waktu masih di Kendari,” cerita Fandi.

Di Trans7 ia menjadi news reporter dan kembali terjun ke lapangan untuk mencari berita. Kesempatan ini dimanfaatkan Fandi untuk menambah jam terbang sebelum masuk ke studio.

Setahun kemudian, tepatnya tahun 2015, Fandi kembali mengikuti tes di INews TV. Ia kini didapuk sebagai news anchor sekaligus producer INews Tv.

Setiap pulang ke Kendari, Fandi yang kini terdaftar sebagai DCT Caleg Perindo dapil Sultra ini acapkali menyempatkan diri berbagi pengalaman dengan anak-anak muda Sultra, baik tentang jurnalistik maupun public speaking. Teranyar ia berbagi ilmu public speaking kepada mahasiswa jurnalistik UHO dan pelajar di Kabupaten Buton. (*)

 


Penulis : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini