Kisah Iswatin, Balita di Konut Melawan Maut Sebelum Meninggal

212
Kisah Iswatin, Balita di Konut Melawan Maut Sebelum Meninggal
KORBAN PEMBAKARAN - Iswatin balita 3 tahun saat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Langkikima. Akibat luka bakar 90 persen yang di deritanya. Iya dan ibunya dibakar oleh istri pertama ayahnya, Herstati pada minggu (19/11/2017) malam di kediamannya Kecamatan Langkikima.(Jefri/ZONASULTRA.COM).

Kisah Iswatin, Balita di Konut Melawan Maut Sebelum MeninggalKORBAN PEMBAKARAN – Iswatin balita 3 tahun saat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Langgikima. Akibat luka bakar 90 persen yang di deritanya. Ia dan ibunya dibakar oleh istri pertama ayahnya, Herstati pada minggu (19/11/2017) malam di kediamannya Kecamatan Langgikima.(Jefri/ZONASULTRA.COM).

 

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU– Ma, ma, ma. itulah jeritan kesakitan dari Iswatin balita perempuan berumur 3 tahun yang menjadi korban pembakaran oleh Herstati (48) yang tak lain istri pertama dari ayahnya, Amir. Balita mungil ini tersungkur di lantai kamar dengan kondisi badan yang telah terbakar. Ia bersama ibunya menjadi korban pembakaran oleh Herstati di kediamannya Desa Molore, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Balita itu merintih menahan sakit ketika api membakar kulit halusnya pada Minggu (19/11/2017) malam. Iswatin berusaha meminta pertolongan ibunya. Namun, balita manis ini tak mampu diraih sang ibu karena keadaan yang sama juga terjadi padanya. Kejadian naas malam itu, Tepat di depan pintu kamarnya, Herstati yang kini jadi tersangka menyiram bensin lalu membakar kamar saat ibu dan anak itu.

Api yang melalap malaikat kecil ini membuat wajah cantik, tangan dan kakinya gosong dengan kondisi kulit terkupas dan memerah. Teriakan kesakitan Iswatin saat memanggil ibunya terus keluar hingga suaranya lirih karena kondisi tubuh yang terus melemah. Ibu Iswatin yang juga terbakar hanya mampu mendengar tanpa bisa menolongnya.

Kisah Iswatin, Balita di Konut Melawan Maut Sebelum Meninggal

Berita Terkait : Cemburu, Wanita Ini Bakar Anak Madunya yang Masih Balita

Selang beberapa waktu, Iswatin berhasil diselamatkan dari kobaran api setelah tim dari Polsek Wiwirano tiba di lokasi tempat kejadian perkara (TKP).

Iswatin menangis memanggil sang ibu tempatnya mendapat kasih sayang dan pelukan. Namun, lagi-lagi itu tak terwujud. Dibawa penanganan anggota kepolisian balita malang ini dilarikan ke Puskesmas Langgikima untuk mendapatkan perawatan medis.

Balita polos ini kembali menangis meminta susu ibunya dan air minum kepada tim medis yang merawatnya. Dia hanya diberi air minum oleh salah seorang bidan yang menggendongnya, usai luka bakar yang dideritanya di bersihkan.

“Saya peluk dan gendong dia waktu saya temukan di rumahnya, Almarhuma keliatan sangat segar padahal luka bakarnya 90 persen. Sempat menangis panggil ibunya terus dia diam dan saya langsung bawa ke puskemas. Di situ dia langsung diberikan penanganan medis. Almarhuma sempat duduk dan minta air susu ibunya dan air minum,”ucap Inspektur Dua (Ipda), Musmuliadi anggota Polsek Wiwirano saat mengulang kisah tragis yang menimpa bocah malang itu.

Berita Terkait : Anak dan Istrinya Dibakar, Ini Cerita Lengkap Amir

“Waktu anak ini tertunduk lemas saya sempat salawatkan di telinganya dan kepalanya kembali terangkat. Saya pikir anak ini akan hidup karena saya lihat dia kuat. Setelah ibunya juga dibawa ke puskesmas dan di rawat dari situ langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Kabupaten Konut,” tambahnya.

Sekitar pukul 23.30 Wita, Iswanti bersama ibunya langsung dirujuk ke RSUD Kabupaten Konut untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Saat tiba, di balik wajah Iswatin yang telah hancur karena api dia masih nampak kuat bertahan menerima penanganan tim medis. Para dokter, perawat dan bidan yang terus mencoba memasang infus untuk menambah cairan tubuhnya gagal karena kondisi badan yang terbakar.

Tak menyerah sampai disitu, para petugas kesehatan terus berupaya bekerja maksimal memberikan pertolangan.

“Berkali-kali kami mau pasangkan imfus untuk menambah cairnnya tidak bisa karena kondisinya. Kami pasangakan oksigen 02 untuk membantu peranapasannya. Juga membersihkan luka bakarnya,” kata Hasrawan, selaku Direktur RS Kabupaten Konut.

Berita Terkait : Sebelum Dibakar, Korban Sempat Minta Perlindungan Polisi

Selang beberapa waktu kondisi fisik balita malang ini mulai menurun. Iswanti kritis akibat kekurangan cairan. Berjuang hidup melawan maut Iswanti terlihat terus kuat dan sabar tanpa merintih kesakitan walau badanya tak bisa lagi digoyangkan. Matanya masih terbuka akan tetapi terlihat sayup.

Kondisi semakin buruk, balita yang dikenal lincah ini menghembuskan nafas terakhirnya tepat Pukul 04.45, Senin subuh di RS Kabupaten Konut. Tangis histeris keluargapun pecah melihat Iswanti telah menutup matanya dengan tubuh terbujur kaku akibat kebringasan wanita itu.

“Kondisinya semakin menurun karena kekurangan cairan. Kita terus bantu dengan maksimal menggunakan alat medis, kita pacu jantungnya tapi tetap tidak bisa tertolong. Pada saat kritis dia masih buka matanya tapi tidak lama kemudian diaja meninggal dunia,” tutupnya.

Iswanti telah kembali ke pangkuan Ilahi, dia dimakamkan di kampungnya sementara ibunya kini menjalani perawatan di RS Baheteramas Kota Kendari untuk menjalani oprasi. Sementara, Herstati pelaku pembakaran harus berhadapan dengan proses hukum di Polres Konawe.

Berita Terkait : Rencanakan Pembunuhan, Pelaku Pembakaran Ibu dan Anak di Konut Dijerat Pasal Berlapis

Iswatin (3) dan Saijah (40) ibu dan anak ini dibakar hidup-hidup oleh Harstati (48) yang tak lain istri dari Amir yang juga suami dari Saijah. Peristiwa itu terjadi pada Minggu, (19/11/2017) pukul 20.45 malam di kediaman Saijah Desa Molore, Kecamatan Langgikima.

Sementara Amir tak berada di rumah. Kejadian tragis itu membuat Iswatin balita perempuan meninggal saat menjalani perawatan medis di RS Kabupaten Konut akibat luka bakar mencapai 90 persen. (B)

 

Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini