Masalah Eks Buruh PT DJL, Gubernur dan Kadis Sosial Surati 2 Pemkab Ini

75

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Kondisi eks buruh perkebunan sawit PT Damai Jaya Lestari (DJL) dan PT Mulya Tani dari hari ke hari semakin memprihatinkan di penampungan Dinas Sosial Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hingga kini belum ada penyelesaian dari pemerintah provinsi Sultra maupun pemerintah kabupaten (Pemkab) Konawe Utara (Konut) dan Konawe, tempat buruh itu bekerja. (Baca Juga : Kondisi Eks Buruh PT. DJL Makin Parah, Dua Pemda Ini Diminta Segera Turun Tangan)

Ketua Komisi IV DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo mengatakan, langkah solutif dari DPRD sudah dilakukan sebelumnya dengan mengadakan hearing, investigasi di lapangan dan sudah ada juga rekomendasi.

Hanya saja memang masalah buruh asal NTT itu cukup kompleks dan butuh peran dari pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Konut dan Konawe sebagai tempat lokasi perkebunan sawit.

“Gubernur Sultra Nur Alam sudah bersurat di dua kabupaten itu agar masalah itu diselesaikan secara hubungan industrial. Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Sosal Sultra juga sudah bersurat agar warga asal NTT itu ditarik kembali ke Konut dan Konawe karena sudah ber-KTP daerah setempat,” kata Yaudu di ruang komisi IV, Senin (16/11/2015).

Pemkab Konut dan Konawe tidak boleh lepas tangan begitu saja terhadap masalah eks buruh kebun sawit itu. Kata Yaudu, dengan adanya KTP setempat maka meskipun eks buruh itu berasal dari NTT tetap saja dalam catatan kependudukan sudah menjadi warga Konut dan Konawe. (Baca Juga : Janji Manis PT. DJL di Konut, Petani Sawit : Kami Mau Mengadu Kemana Lagi)

“Kami mendukung bila itu untuk penyelesaian terbaik masalah eks buruh perkebunan sawit itu. Kami akan terus memantau dan mengawasi perkembangan sudah sejauh mana langkah-langkah yang dilakukan kedua pemkab,” ujar Yaudu.

Untuk diketahui, jumlah eks buruh sawit yang berada di penampungan Dinas Sosial Sultra mencapai 204 orang jiwa, diantaranya 84 orang laki-laki, 49 orang perempuan dan 71 anak-anak. Jika terus dibiarkan maka kondisi terburuk kemanusiaan dipastikan akan terjadi seperti kematian dan busung lapar bagi anak-anak.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini