Penguatan Lembaga Adat Diperlukan Untuk Menjaga Kebudayaan Nusantara

250

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Masih dalam rangkaian Festival Keraton Nusantara dan Masyarakat Adat Asean ke-3 yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) hari ini, Jumat (13/11/2015), digelar Seminar Internasional bertajuk Penguatan Lembaga Adat se-Asia Tenggara Dalam Menghadapi Globalisasi Budaya Dunia di Hotel Grand Clarion, Kendari.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra Lukman Abunawas saat membuka seminar ini mengatakan, pelestarian adat budaya sangat dibutuhkan untuk mendukung program-program nasional. Karena itu, berbagai adat budaya harus terus dilestarikan dan dikembangkan.

“Kebudayaan kita sangat beragam. Lantas apa yang harus kita lakukan dengan keberagaman itu. Tugas kita adalah mengembangkan kebudayaan tersebut dan melestaraikannya agar tidak punah,” kata Lukman.

Menurut dia, kesultanan, kerajaan ataupun lembaga adat di tanah air harus berperan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Banyaknya kasus pelanggaran (pidana) yang terjadi di sekitar kita saat ini, khususnya yang dilakukan oleh para generasi muda adalah sebuah cerminan bahwa mereka (para pelaku) sebenarnya telah jauh dari nilai-nilai budaya,” ujar Lukman.

Dia berharap para Sultan, Raja, Ratu, Permaisuri dan sesepuh adat yang hadir dalam seminar ini bisa saling berbagi informasi dalam rangka mengembangkan, menjaga dan memanfaatkan keanekaragaman budaya nusantara.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini yang menjadi salah satu pemateri mengatakan, budaya global bisa menjadi ancaman bagi budaya nusantara jika tidak disaring dengan baik. Budaya global juga bisa menggilas budaya nusantara jika tidak dijaga dan dilestarikan.

“Pemerintah setempat juga harus memberikan perlindungan jika budaya dan adat isitiadat kita mendapatkan ancaman dari luar, terutama penguatan lembaga adat. Lembaga adat dan pemerintah harus terus bersinergi dalam melestarikan kebudayaan, baik pengembangan, pelindungan maupun pemanfaatan budaya itu sendiri,” ungkap Sri.

Kebudayaan, lanjut Sri merupakan satu wadah penguat dan pengikat rasa kebersamaan, penguat dan pengikat cita-cita bangsa serta penguat dan pengikat rasa kebangsaan. Oleh karena itu, kebudayaan nusantara, apapun wujudnya harus tetap terus dilestarikan.

Selain Sri, seminar ini juga menghadirkan beberapa pakar kebudayaan lainnya seperti Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN Kemenlu JS George Lantu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Muhammad Asdar, Dosen Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Ruliah Ariehidayah dan Perwakilan Forum Pengurus Keraton Nusantara KPH Edi Wirabumi.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini