Polisi dan Satpol PP Disebut Tak Peduli Ibu-ibu Saat Bubarkan Pendemo

645
BENTROK - Ibu-ibu sedang khawatir dan kebingungan saat berupaya menyelamatkan diri ketika demonstran bentrok dengan polisi dan Pol PP di halaman kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (6/3/2019) (Foto: Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Salah seorang demonstran yang turun langsung menuntut pencabutan 13 izin usaha pertambangan (IUP) yang beroperasi di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Rili Estiani membeberkan peristiwa kebrutalan pihak kepolisian dan polisi pamong praja (Pol PP) saat membubarkan paksa massa aksi.

Rili menceritakan, saat bentrokan pecah, massa aksi masing-masing berlarian menyelamatkan diri. Di saat yang bersamaan, polisi juga langsung menembakkan gas air mata dan Pol PP melempar batu ke arah massa unjuk rasa di halaman kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (6/3/2019).

“Saat mulai ricuh, Pol PP tidak memandang itu perempuan, ibu-ibu, mereka melempari batu, kayu ke arah massa aksi, padahal kami berada di barisan paling belakang,” ungkap Rili Estiani saat konferensi pers Aliansi Masyarakat Sipil Sultra di salah satu warkop di Kendari, Jumat (9/3/2019).

(Baca Juga : Dikeroyok Saat Demo, Warga Wawonii Polisikan 6 Anggota Satpol PP)

Massa aksi kemudian terdesak mundur dengan berlari ke arah gerbang. Namun, lanjut Rili, mereka mendapati mobil yang mereka gunakan saat berorasi mundur dengan sendirinya. Ternyata pihak kepolisian yang membuat mobil itu mundur.

“Sehingga jenderal lapangannya jatuh ke tanah, terhambur semua massa aksi, jadi saya dan beberapa teman saya lari, tapi saya melihat ada ibu-ibu dia memanggil nama suaminya, tapi saat itu sudah kacau, saya panggil, ibu, bu kita harus pergi, tapi dia tidak mau pergi, katanya saya tunggu suamiku,” papar Rili.

BACA JUGA :  Usai Mabuk-mabukan, Polisi Ini Main Pistol Lalu Tembak Pacar Sendiri

“Saya bilang kita harus pergi sudah parah di sini, lalu saya tarik tangannya, kita lari, saat itu batu, kayu melayang di sana sini, polisi juga terus menembakkan gas air mata ke arah massa, kita terus lari, saya bawa ibu itu lari, akhirnya ada saya melihat bengkel, lalu ke bengkel itu untuk menyelamatkan diri,” tambah Rili

Akibat kejadian itu, sebanyak 22 demonstran dilaporkan terluka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Salah satunya Suharno (18). Melalui pengacaranya Muamar menjelaskan, massa aksi saat itu ditemui oleh Plt Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andi Azis.

(Baca Juga : Demo Tambang Berakhir Bentrok, Sejumlah Pendemo Luka-luka)

Setelah itu Kapolres Kota Kendari Jemi Junaidi memberi tahu kepada demonstran untuk bubar dan diberi waktu lima menit. Namun, pada saat massa sudah berdiri bersiap untuk bubar, Satpol PP langsung memukul secara membabi buta.

“Karena Suharno terkena pukulan dan mukanya sudah berdarah, dia menghindari kerumunan lalu pergi berbaring di bawah pohon pinus, belum sempat dia mau bangun, sudah dikerumuni oleh satpol PP, dipukul-pukul, dijolok-jolok pake tongkatnya itu, bahkan dikasi tendangan belakang, seperti di video,” terangnya.

Suharno kemudian melaporkan enam orang anggota Satpol PP Sultra ke Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (7/3/2019) siang. Berdasarkan laporan polisi Nomor: LP/138/III/2019/SPKT Polda Sultra.

BACA JUGA :  Polres Konut Amankan 10 Pelaku Peredaran Narkotika

Atas aksi membabi buta itu, Aliansi Masyarakat Sipil Sultra menuntut kepada Gubernur Sultra Ali Mazi untuk memecat Kepala Satuan (Kasat) Pol PP Sultra dan menindak tegas oknum staf yang melakukan pemukulan terhadap massa aksi.

“Menuntut kepada Kapolda Sultra untuk memproses dan menindak tegas sejumlah aparat kepolisian yang terbukti melakukan tindak kekerasan terhadap massa aksi. Menuntut Ketua DPRD Sultra untuk menindak staf dewan yang juga melakukan pemukulan terhadap kawan-kawan kami,” kata Koordinator Aliansi Masyarakat Sipil Sultra Hasmida Karim. (a)

Berikut daftar korban bentrokan di kantor Gubernur Sultra:

1. Suharno dirawat di RSUD Kota Kendari
2. Adi Maliano di rawat di Puskesmas Poasia.
3. Rizal alias Obama di rawat di Puskesmas Poasia.

Luka Ringan

1. Isal (mahasiswa)
2. Fitran (masyarakat)
3. Kandarman (masyarakat)
4. Abarudin (masyarakat)
5. Anton (masyarakat)
6. Rinta (masyarakat)
7. Mustamin (masyarakat)
8. Wilman (mahasiswa)
9. Wiwin Irawan (masyarakat)
10. Ichal (mahasiswa)
11. Nukman (mahasiswa)
12. Alam (masyarakat)
13. Agus (mahasiswa)
14. Anhar (mahasiswa)
15. Feby (mahasiswa)
16. Hilda (mahasiswa)
17. Gemal (masyarakat)
18. Salam (masyarakat)
19. La Iri (masyarakat).

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini