Refleksi Hari “SOEMPAH PEMOEDA”: Dari Pemuda Menuju Negara Beradab

31

Soempah Pemoeda. Kami Poetra-Poetri Indonesia bersoempah. (1) Bertanah air satoe, tanah air Indonesia. (2) Berbangsa satoe, bangsa Indonesia. (3) Berbahasa satoe, bahasa Indonesia. Itulah petikan kalimat sakral yang diucapkan pemuda dan pemudi bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai kalimat ikrar yang akan dipegang teguh oleh seluruh pemuda dan pemudi bangsa Indonesia di setiap zamannya sebagai bukti persatuan dan kesatuan di tengah segala perbedaan dan keragaman kehidupan pemuda. Paling tidak ada tiga substansi penting yang menjadi landasan berpikir kita dalam mengkaji kalimat sumpah tersebut. Tiga substansi ini lahir dari tiga kalimat ikrar yang pernah didengungkan pemuda-pemudi Indonesia kala itu.

Pertama, bertanah air satu yaitu Indonesia. Secara geografis, Indonesia merupakan Negara kepulauan yang membentang dari sabang sampai merauke. Hal ini menyebabkan wilayah Indonesia meliputi daratan (tanah) dan lautan (air) yang begitu luas. Jika dipandang secara negative maka lautan tersebut merupakan pemisah setiap pulau atau daratan di Indonesia yang menyebabkan masyarakat di setiap pulau pun terpisah dengan masyarakat di pulau lainnya.

Namun berkat bunyi sumpah pemuda yang pertama yang menyatakan bahwa kita bertanah air satu yaitu Indonesia, maka lautan pun seharusnya dimaknai sebagai penghubung antara masyarakat yang ada di setiap pulau-pulau yang berbeda. Ketika lautan tersebut dimaknai sebagai penghubung pulau-pulau di Indonesia, maka terbentuklah tanah air yang satu yaitu tanah air Indonesia.

Untuk mewujudkan makna tersebut menjadi suatu tindakan atau bagaimana cara menimplementasikan makna tersebut agar tidak terhenti sebagai pemaknaan semata tanpa implementasi, maka salah satu cara adalah dengan memaksimalkan fungsi laut di Indonesia sebagai jalur transportasi antar pulau. Pemerintah Indonesia harus meningkatkan sarana dan prasana transportasi laut seperti pengadaan kapal-kapal muatan dan pelabuhan-pelabuhan di setiap pulai di Indonesia. Secara historis, bangsa Indonesia merupakan bangsa maritime yang besar, sehingga sudah selayaknya transportasi laut harus dimaksimalkan.

Kedua, berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia. Secara demografis, penduduk Indonesia tersebar disetiap pulau-pulau yang ada di Indonesia yang menyebabkan kultur dan budaya local setiap penduduk di Indonesia berbeda-beda.

Inilah realitas kebhinekaan bangsa Indonesia, dimana banyak suku, budaya , adat istiadat, kultur serta ras masyarakat Indonesia hidup. Jika perbedaan ini dimaknai sebagai suatu sekat yang menyebabkan perkotak-kotakan dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat Indonesia akan hidup dalam kehidupan primodialisme sempit yang berujung pada perpecahan.

Namun berkat bunyi kalimat kedua sumpah pemuda, bahwa kita berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia maka perbeda-perbedaan itu dimaknai sebagai keberagaman dalam kehidupan berbangsa yang dipersatukan dalam satu bangsa yaitu indonesia. Untuk mewujudkan pemaknaan tersebut menjadi suatu tindakan ril agar tidak ternenti dalam pemaknaan belaka maka pemerintah dan seluruh element masyarakat Indonesia melakukan dialog lintas suku dan budaya dalam bingkai pluralism serta menjadikan budaya-budaya local di setiap daerah sebagai budaya nasional.

Ketiga, berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia. Sebagai suatu Negara kepulauan dengan bergam kultur dan budaya hidup di tengah realitas kehidupan masyarakat Indonesia maka menjadi suatu yang tak bisa dinafikkan pentingnya bahasa sebagai suatu alat komunikasi, baik itu komunikasi politik, komunikasi budaya, maupun komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai bahasa local hidup di daerah-daerah Indonesia sebagai alat komunikasi sesama masyrakat yang satu suku, bahkan setiap suku memiliki bahasa bebeda-beda. Untuk mewujudkan suatu persatuan bangsa, maka penting kiranya mengadakan suatu bahasa pemersatu sebagai alat komunikasi antara suku yang satu dengan suku yang lainnya. Maka pada bunyi sumpah pemuda yang ketiga, bahwa kita berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia menjadi suatu penegasan bahwa alat komunikasi antar suku adalah bahasa Indonesia.

Itu lah bahasa pemersatu kita dari beragamnya bahasa-bahasa daerah local di setiap daerah dan susku-suku di Indonesia. Untuk mewujudkan pemaknaan tersebut menjadia suatu tindakan nyata sehingga tidak berhenti dalam bahasa makna maka pemerintah bersma seluruh komponen masyarakat Indonesia mengembangkan tentang pengetahuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak meninggalkan budaya bahasa daerah yang menjadi asset kebudayaan berbahasa bangsa.

Setidaknya dengan tiga poin diatas sudah cukup untuk memaknai Hari Soempah Pemoeda kali ini. Tetapi apalah artinya suatu pemaknaan jika hanya berhenti pada tataran konsep dan pemaknaan, tetapi perlu penghayatan dan pengaplikasian maknanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tanah air, bangsa dan bahasa yang satu akan membentuk suatu Negara Indonesia yang beradab. Tanpa itu mustahil bagi Indonesia menjadi suatu Negara yang beradab ditengah kemajemukan, kepluralan atau keberagaman pulau, budaya, suku, kultur dan bahasa serta agama yang tak bisa dinafikkan.

Bukan untuk menyamakan perbedaan atau keberagaman tersebut, tetapi lebih kepada menyatukannya dalam satu keutuhan yang utuh yaitu Negara indonesia Sebagai suatu Negara bangsa (nation state), maka Indonesia sudah selayaknya menjaga keutuhan wilayah, budaya dan masyarakatanya melalui pemaknaan, penghayatan dan pengaplikasian sumpah pemuda. Semanagat itulah yang harus ditumbuh-kembangkan dalam diri pemuda saat ini sebagai pemegang estafet penentu pembangunan bangsa Indonesia ke depan. Bung Karno pernah berkata “siapa yang memiliki pemuda maka dialah yang memiliki masa depan”.

Ini berarti jika pemuda tidak diperdayakan sebagai mestinya pemuda, maka yakin dan percaya masa depan bangsa Indonesia akan suram dan buram. Selamat memperingati Hari Soempah Pemoeda ke-87, Tanggal 28 Oktober 2015.(***)

 

Falihin Barakati
Wakil Ketua PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sultra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini