Rupiah Melemah, BI Minta Masyarakat Tetap Tenang

34

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia meminta masyarakat untuk tetap tenang menyikapi pergerakan nilai tukar rupiah yang terus melemah hingga menembus level Rp 14.000 per dolar AS.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra), Dian Nugraha mengatakan, pelemahan nilai tukar dan bursa saham (pasar modal) dialami oleh hampir seluruh negara di dunia yang dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed Funds Rate/FFR) dan berlanjutnya sentimen negatif pasca devaluasi Yuan.

Ketidakpastian yang terus berlanjut itu, kata Dian mendorong “rush-to-safety” dari aset-aset Emerging Market menuju aset-aset di negara maju dan memberikan tekanan terhadap bursa saham pada kawasan regional sehingga mengalami penurunan yang signifikan, serta yield bond yang mengalami kenaikan.

Berbagai faktor di atas, lanjut dia telah menimbulkan sentimen negatif di pasar keuangan seperti pasar saham, pasar obligasi termasuk pasar valas, dan juga mengakibatkan rupiah terkoreksi cukup dalam, bahkan terlalu dalam.

“Masyarakat kiranya tetap tenang karena BI tetap bekerja dan terus -menerus mencermati perkembangan terkini di pasar keuangan baik domestik, regional, maupun global yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah,” kata Dian melalui pesan elektronik, Senin (31/8/2015).

Dalam jangka pendek, kebijakan BI akan fokus pada stabilisasi nilai tukar. BI secara konsisten telah dan akan terus berada di pasar valas dan Rupiah (pasar obligasi) untuk melakukan upaya stabilisasi.

“Hal ini ditempuh dengan memfokuskan kebijakan jangka pendek yang diarahkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan kecukupan likuiditas pada sistem keuangan, di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian perekonomian global, dengan mengoptimalkan operasi moneter baik di pasar uang Rupiah maupun pasar valuta asing,” ungkap Dian.

Selain itu, jumlah cadangan devisa selalu dimonitor agar mendukung perekonomian.

Dian mengakui langkah stabilisasi yang ditempuh BI akan memengaruhi cadangan devisa, namun BI telah memperhitungkan bahwa cadangan devisa tersebut cukup untuk mendukung kelangsungan perekonomian Indonesia.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada Juli 2015 sebesar 107,6 miliar dolar Amerika yang cukup untuk membiayai 7 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Koordinasi dengan otoritas lain, khususnya menjaga stabilitas sistem keuangan juga akan terus menerus dilakukan.

“BI akan terus memperkuat sinergi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar, dan stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan perekonomian. BI juga secara aktif terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan otoritas lainnya dalam rangka mencari solusi yang tepat di tengah-tengah situasi saat ini,” terang Dian.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini