Siswi Pingsan di Kelas, DPRD Konut : Sekolah Harus Tanggung Jawab

83
Ketua Komisi C DPRD Konut Samir
Samir

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), Samir, mengaku kecewa dengan sikap pihak SMA Negeri 1 Sawa yang tidak tanggap dalam penanganan dini ketika salah satu muridnya jatuh pingsan apalagi hingga memuntahkan darah.

“Harusnya pihak sekolah apalagi guru-gurunya punya tanggungjawab. Apalagi sementara belajar baru dibiarkan, ini yang menjadi pertanyaan kita,” kesal Samir, Selasa (29/11/2016).

Siswi Pingsan di Kelas, DPRD Konut : Sekolah Harus Tanggung Jawab
Samir

Menurut politisi asal partai Hanura itu, semestinya pihak sekolah melakukan tindakan secepat mungkin, dengan membawa murid ke puskesmas terdekat agar untuk ditangani tim medis. Sebab, musibah tersebut terjadi dalam lingkungan sekolah maka secara otomatis guru-guru adalah orang tua sang murid.

“Kan dekat dengan puskesmas, kenapa tidak langsung dibawa. Tanggungjawablah, masa anakmu sudah mau mati ko biarkan. Disini sebenarnya persoalan moral,” katanya dengan nada geram.

Menindaklanjuti hal tersebut, selaku pimpinan komisi yang membidangi pendidikan, Samir menegaskan, akan memanggil pihak sekolah, Rabu (30/11/2016) besok. Hal itu dilakukan untuk mempertanyakan kelalaian pihak sekolah.

“Kita akan panggil dan sampaikan ke bupati langsung. Kita sudah siapkan memang mau panggil,” ujarnya.

Dia menambahkan, meski saat ini kewenangan untuk tingkat SMA telah diambil alih oleh provinsi, sehingga pihak sekolah kecenderungan memiliki prinsif jika pihak sekolah tidak lagi bertanggungjawab kepada pemerintah kabupaten.

“Nda bisa juga, biarpun mereka di provinsi. Kepala dinas provinsi kalau sudah begitu sikap guru atau kepala sekolah pasti akan lebih marah itu kalau melihat perilaku mereka seperti itu,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, keluarga Sri Jayanti, siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sawa Kecamatan Sawa, Konawe Utara (Konut), mengaku kecewa dengan sikap pihak sekolah yang terkesan cuek dan menutup mata.

Pasalnya, Sri Jayanti tiba-tiba pingsan saat mengikuti pelajar di sekolahnya. Mirisnya, keadaan itu terkesan dibiarkan guru dan tidak melakukan tindakan kesehatan dengan membawa sang murid ke puskesmas terdekat.

Salah satu rekan Sri Jayanti, Septiwahyuni menuturkan, sebelumnya sedang berlangsung proses belajar mengajar, sekitar pukul 13.00 Wita tiba-tiba Sri Jayanti keluar ruangan kelas untuk muntah. Namun, tak berselang lama dia pun kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. (B)

 

Penulis : Murtaidin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini