Tarian Lariangi Diusulkan Jadi Warisan Dunia

179

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tarian Lariangi, tarian tradisional asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) diusulkan masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO.

Ketua Tim Pengusulan Lariangi sebagai WBTB UNESCO, Sulistyo Tirto Kusuma mengungkapkan, pengusulan Lariangi sebagai WTWB Unesco karena keunikan gerak dan syair lagu yang dinyanyikan penari dan mengandung makna yang dalam.

“Tarian ini seperti sedang melakukan ritual di atas gelombang, saat melihat langsung tarian ini, hati dan mata saya terpesona,” jelas Sulistyo di Kendari, Selasa (11/8/2015) pada Workshop Lariangi, Usulan Kekayaan Budaya Indonesia ke UNESCO di Kendari.

Bupati Wakatobi Hugua yang turut hadir dalam acara tersebut, menuturkan Tari Lariangi bermula sebagai tari persembahan, yang ditujukan kepada raja pada masa Kesultanan Buton.

Tari ini dipersembahkan oleh 12 orang penari wanita dan seorang penari laki-laki, disertai 3 orang pemain musik.

“Sambil menari, mereka juga menyanyi dengan menggunakan bahasa Kaledupa Kuno,” kata Hugua.

Menurut dia, keunikan Tari Lariangi ini, antara lain gerakan penarinya halus dan lemah gemulai. Selain itu, ada makna simbolik yang diperlihatkan dari gerakan para penari tersebut.

Riasan wajah dan rambut para penari itu, kesemuanya, katanya melambangkan gerak pertahanan dan penyerangan dalam peperangan.

Hugua juga menjelaskan bahwa Tari Lariangi menyimpan cerita sejarah lokal, yang berperan dalam membentuk Indonesia masa kini.

Pada November 2013 lalu, tari Lariangi sudah diakui sebagai WBTB tingkat nasional. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan tari tersebut.

“Kami sangat mendukung Tari Lariangi didaftarkan ke UNESCO, agar dunia juga tahu tentang keberadaannya,” ungkap Hugua yang memimpin Wakatobi dua periode ini.

Saat ini UNESCO baru mengakui 6 WBTB budaya Indonesia yakni keris, batik, angklung, tari Saman, wayang dan noken.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini