Tolak Perayaan Valentine, 200 Pemuda Gowa Gelar Long March

128
Tolak Perayaan Valentine, 200 Pemuda Gowa Gelar Long March
Aksi Tolak Valentine : Gabungan pemuda Makassar menolak perayaan hari valentine atau yang biasa disebut hari pemberian kasih sayang oleh sebahgian masyarakat, selain memang spanduk bertuliskan tolak valentine, mereka juga melakukan loongmars dijalan raya. (Fhoto Uni Nur Wahyuni foor zonasultra.com
Tolak Perayaan Valentine, 200 Pemuda Gowa Gelar Long March
AKSI TOLAK VALENTINE : Gabungan pemuda Makassar menolak perayaan hari valentine atau yang biasa disebut hari pemberian kasih sayang oleh sebahagian masyarakat, selain memang spanduk bertuliskan tolak valentine, mereka juga melakukan long march dijalan raya. (Foto : Uni Nur Wahyuni for ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Sebanyak 200 orang pemuda yang tergabung dalam empat organisasi kepemudaan, masing-masing dari Himpunan Pemuda Galarrang Boroloe (Hipga), Ikatan Remaja Kreatif Sokkolia (Ikrar), Ikatan Pemuda Pakatto (IPP), dan Ikatan Pelajar Mohamadia (IPM) Bontomaranu, dan juga beberapa mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudian Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar aksi tolak valentine.

Aksi Long March ini dipimpin Yahya Pratama Putra dengan tujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang hari pemberian kasih sayang itu bukanlah peringatan yang wajib dilakukan, sebab menurutnya, pemberian kasih sayang tidak hanya dilakukan pada 14 Februari saja, melainkan setiap harinya.

Aksi Long March menolak hari Valentine.
Aksi Long March menolak hari Valentine

“Sebenarnya kami tidak menolak perayaan valentine itu, tetapi bagi kami pemberian kasih sayang itu tidak hanya di hari itu saja,” Kata Yahya kepada awak zonasultra.id via selulernya, Senin (13/2/2017)

Yahya mengaku, aksi ini juga menjadikan 14 Februari itu sebagai hari menutup aurat, sebab hal itu sangat dianjurkan dalam syariat agama, terutama agama Islam.

Aksi Long March ini dimulai dari depan Kepolisian Sektor (Polsek) Balang-Balang dan finis di depan kantor Desa Pakatto, dengan berjalan kaki menempuh perjalanan sekitar 8 kilo meter.

“Dalam aksi ini juga kami sertakan dengan gerakan pungut sampah, sebagai wujud kepedulian kami terhadap kebersihan lingkungan, karena bersih itu adalah bagian dari iman,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang peserta aksi, Uni Nur Wahyuni mengaku perayaan Valentine itu sangat merugikan dirinya, karena dalam keyakinannya perayaan tersebut tidak dianjurkan. Terlebih dengan adanya presepsi yang berbeda-beda tentang perayaan itu.

“Tolak valentine itu kami laksanakan karena kami tahu bahwa ketika kami rayakan valentine akan merugikan, karena kami orang islam,” ujarnya via messenger. (B)

 

Reporter : Restu Tabara
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini