450 Gadis Buton Ikut Posuo Massal

77

ZONASULTRA.COM, PASARWAJO – Dalam menyambut dan mensukseskan Festival Budaya Tua Buton 2015, pemerintah daerah (Pemda) Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), akan menggelar ritual yang masih bermasyarakat di daerah tersebut.  Diantaranya ritual peralihan seorang gadis dari masa remaja ke dewasa atau dalam Bahasa Buton di sebut Posuo yang akan diikuti 450 peserta.

“Festival ini akan digelar mulai hari ini, Kamis (21/8/2015), hingga 25 agustus mendatang,” ungkap Sekretaris daerah (Sekda) Buton Iksana Maliki kepada awak zonasultra.id.

Posuo merupakan tradisi yang bertujuan sebagai simbol masa transisi atau peralihan status seorang gadis, dari remaja atau kabuabua menjadi dewasa atau kalambe serta untuk mempersiapkan mentalnya dalam membina rumah tangga.

Ada 3 tahap yang mesti dilalui oleh para peserta pasuo agar mendapat status sebagai gadis dewasa. Pertama sesi puncura atau pengukuhan peserta sebagai calon peserta posuo, kedua parika menyampaikan 2 pesan yaitu menjelaskan tujuan dari diadakannya upacara posuo, diiringi dengan pembacaan nama-nama para peserta upacara dan memberitahu kepada seluruh peserta dan juga keluarga bahwa selama upacara berlangsung, para peserta diisolasi dari dunia luar dan hanya boleh berhubungan dengan “Bhisa” atau pemimpin upacara Posuo yang bertugas menemani para peserta yang sudah ditunjuk oleh pemangku adat.

Selama upacara posuo ini diiringi dengan gendang dan nyanyian dalam Bahasa Wolio. Pemukulan gendang atau Paganda tersebut juga merupakan ujian bagi kesucian atau keperawanan peserta posuo. Jika dalam pemukulan gendang tersebut ada gendang yang pecah maka hal tersebut menjadi tanda bahwa diantara peserta Posuo ada yang sudah tidak perawan lagi.

Tahap ketiga atau terakhir adalah sesi mata kariya atau upacara selamat dengan mengundang sanak keluarga, saudara dan sahabat.
Dalam sesi upacara selamatan biasanya dimeriahkan dengan tarian  yang sering dipakai dalam upacara Posuo ini adalah tari kalegoa dan managaru atau manca. yang biasanya dihidangkan dengan masakan tradisional yang ada di Buton.

Selain Posuo  dalam festival itu juga akan ada ritual Pedole-dole yang akan diikuti ribuan bayi dan balita. Kemudian pekande-kandea  (menghidangkan makanan) sebanyak 2000 talang.

“Semua itu dilakukan untuk menjaga kelestarian budaya yang ada di Kabupaten Buton,” pungkas Iksana.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini