Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya Presiden

896
Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya Presiden
HPS 2019 - Lokasi HPS ke -39, di Desa Pudambu, Kecamatan Angata, Konawe Selatan (Konsel). (Randi Ardiansyah/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Masyarakat desa Pudambu, kecamatan Angata, kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tengah dilanda perasaan was-was. Cemas, bercampur suka cita jadi satu di dalam benak dan perasaan.

Tidak terkecuali bagi Latif Saranani, Plt Kepala Desa Pudambu. Ia bahkan sudah terlihat sangat sibuk sejak sebulan terakhir. Mempersiapkan berbagai macam hal, disebuah lokasi yang berjarak 3 kilometer dari jalan poros desa.

Nyaris hampir setiap saat, Latif bolak balik di sana. Menembus jalan terjal beralaskan tanah kuning yang dihimpit pepohonan Kakao (Coklat) dan sejumlah tumbuhan lain. Meski letih, terik dan bermandikan debu, Latif nampak semangat di usianya yang tak lagi muda.

Soal ini, bagai pertaruhan hidup dan mati. Bila sukses, membuatnya bangga sekaligus haru. Sebab untuk kali pertama dalam sejarah kampung halamannya, bakal dikunjungi ribuan orang dari mancanegara bahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Singkatnya, desa Pudambu telah dipilih sebagai lokasi pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke -39. Tentulah, itu mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat di desa itu. Terlebih di desa itu, juga dikenal sebagai desa penghasil Kakao (Coklat). Olehnya desa Pudambu yang akhirnya dipilih menjadi lokasi pelaksanaan gelar teknologi sebagai puncak pelaksanaan HPS ke -39 yang dilaksanakan di Sultra.

Ada ratusan hektar lahan yang telah tanami kakao di desa itu, pun beberapa telah siap untuk dipanen. Oleh Presiden Jokowi nantinya, pada puncak pelakasanaan HPS nanti. Pun sebuah landasan helikopter telah disiapkan, untuk menyambut orang nomor satu di negeri ini.

Begitulah Latif bercerita, pada awak media ini saat ditemui dikediamannya, di desa Pudambu, kecamatan Angata, Konsel, Sabtu 26 Oktober 2019. Ia sangat antusias dengan pelaksanaan HPS ini, saban hari sejumlah pejabat penting dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konsel silih berganti mengunjungi rumahnya, untuk sekadar memastikan kesiapan lokasi pelaksanaan kegiatan akbar itu.

“Kebutalan hari ini ada pak Sekda Konsel, tadi pagi kita bersama-sama mengecek lokasi. Juga melihat landasan helipet yang telah dikerjakan, dan sudah siap semuanya,” beber Latif.

Gotong Royong Masyarakat Desa Sukseskan HPS

Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya Presiden

Latif mengaku, untuk mempersiapkan dan melancarkan pelaksanaan HPS ke -39 ini. Ia bersama dengan warganya saling bergotong royong membersihkan dan menata lokasi acara. Mulai dari melakukan pembersihan lokasi, menata, hingga mempersiapkan segala aspek yang diperlukan. Tentu juga dengan bantuan pemerintah, baik pusat, provinsi dan daerah.

“Kita bersama dengan warga sini sudah jauh-jauh hari bekerja, siang malam. Kita tata semuanya, juga tentu dibantu pemerintah. Kita bersukur, karena desa kami dipercaya untuk menjadi tuan rumah,” ucapnya.

Tidak hanya gotong royong menyukseskan perhelatan itu, Latif mengungkapkan, bahwa sejumlah rumah milik warganya juga terbuka untuk seluruh tamu-tamu nantinya. Bahkan beberapa rumah telah ditempati tinggal, oleh sejumlah tamu baik dari pihak kementerian yang datang mengecek lokasi hingga nantinya untuk tamu undangan yang kesulitan menemukan tempat untuk beristirahat.

“Kami siapkan rumah-rumah warga, untuk tamu-tamu kita. Kami bersama warga juga membuat kamar mandi umum dilokasi. Kita ingin tamu-tamu yang datang bisa nyaman berada di sini, karena suatu kebanggan bagi kami dipilih menjadi tuan rumah,” akunya.

Total, kata Latif, terdapat sekitar 100 an rumah layak huni milik warga setempat yang siap menjamu para tamu-tamu HPS, mulai dari makan, hingga lokasi untuk menginap. Fasilitas itu pun diberikan secara cuma-cuma tanpa mengharap bayaran sepeser pun.

Kata Latif, itu sebagai bentuk apresasi dan rasa syukur atas terpilihnya desa Pudambu sebagai lokasi pelaksanaan puncak HPS ke -39.

“Jangankan rumah, tanaman saja di gratiskan untuk digunakan pemerintah. Mereka siap, yang penting presiden hadir di tengah tengah masyarakat di Pudambu. Karena selama ini masyarakat hanya melihat Prisiden dari tv,” harapnya.

Latif bersama warganya, pun telah menyiapkan berbagai prosesi penjemputan. Mulai dari pemasangan umbul-umbul disepanjang jalan utama, hingga penyambutan dengan menggunakan tarian adat.

Mewakili warganya, Latif berharap, Presiden Jokowi dapat hadir dalam pelaksanaan HPS nanti. Harapan itu sekaligus diharapkan dapat membukakan jalan bagi desanya agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat. Utamanya dalam bidang infrastruktur, irigasi saluran pertanian, bantuan bibi, pupuk dan memajukan petani Kakao di daerah itu.

Tak hanya Latfi, salah satu warga desa Pudambu, yakni Yurnianti juga merasakan kebahagiaan lantaran desanya yang akhirnya mampu melaksanakan event nasional seperti HPS. Terlebih kebahagiaan itu bertambah, tatkala Presiden Jokowi dikabarkan yang akan membuka secara langsung perhelatan hari pangan itu.

“Kita bangga sekali, pak Jokowi mau datang di sini. Apalagi sebagai salah satu orang penting, dan mudah-mudahan apa yang kita mau diperbaiki. Seperti ekonomi masyarakat diutamakan, dan bisa lebih maju dan merasa lebih baik lagiâ,” harapnya.

Penghasil Kakao Sejak 1970 an

Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya Presiden

Tanaman kakao bukan hal baru bagi masyarakat desa Pudambu. Sebab sejak tahun 1970 an, tanaman kakao telah telah tumbuh subur di desa itu. Meski kala itu, pertumbuhannya tidak signifikan dan belum mendapat perhatian khusus.

Untuk di desa itu saja, ada sekitar 7000 ribu hektare lahan yang ditanami kakao. Hasilnya pun telah banyak di kirim ke berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Sekda Kabupaten Konsel, Sjarif Sajang mengaku, untuk di Konsel sendiri lahan kakao tersebar di sejumlah kecamatan di Konsel, seperti kecamatan Moramo, Angata,Lipulipu, Mata Bondo hingga kecamatan Bonoa.

“Dan memang masyarakat di Konsel itu, 90 persen bercocok tanam. Utamanya kakao. Makanya kita berharap, dengan HPS ini bisa membukakan jalan, bagi petani kakao di sini. Agar mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, baik dari segi perbaikan infrastruktur, irigasi, pupuk, bibit unggul,” harapnya.

Terkait dengan penyambutan tamu HPS, Ia mengaku, pihaknya telah menyiapkan sejumlah pertunjukan budaya. Seperti persembahan musik bambu Tolaki, Bali Ganjur, Reok, serta Angklung. Proses penyabutan pun akan mulai dilakukan dari Bandara Haluoleo, hingga ke lokasi acara.

Ia pun, mewajibkan masyarakat yang ada disepanjang jalan dari kecamatan Ranomeeto, Landono, Mowila dan Angata untuk memasang umbul-umbul dan bendera merah putih sebagai ucapan selamat datang dan suka cita.

“Apalagi kita, Konsel menjadi daerah ke tiga dengan penghasil kakao terbesar di Indonesia. Kita hanya kalah dari Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tengah (Sulteng). Sedangkan Indonesia, berada di urutan ke tiga penghasil kakao di dunia. Tentu ini suatu kebanggaan tersendiri untuk kita, secara umum masyarakat Sultra,” terangnya.

Meski begitu, 2 hari menuju hari puncak pelaksanaan HPS di Angata. Pemerintah masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus dikebut. Salah satunya ruas jalan dari Bandara Haluoleo hingga ke Angata, yang sebagian besar masih rusak. Tetapi, ia optimis hal itu bisa terselesaikan sehari sebelum puncak pelaksanaan HPS.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Bina Marga Sultra, Abdul Rahim. Rahim mengaku, soal infrastruktur jalan menuju Angata, dipastikan selesai pada Kamis, 31 Oktober 2019 malam. Optimisme itu disampaikan Rahim, lantaran proses pengerjaan jalan terus dilakukan pihaknya.

“Kamis malam kita pastikan sudah selesai semua, apalagi kita ada dua tim yang mengerjakan jalan. Jadi insya allah semua bisa kita kebut pengerjaannya,” tegasnya.

Untuk menuju desa Pudambu, kecamatan Angata, Konsel, membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari ibu kota Provinsi Sultra yakni Kota Kendari. Sedang dari Bandara Haluoelo, membutuhkan waktu sekitar 1 jam atau berjarak sekitar 45 kilometer. Perjalanan menuju desa Pudambu pun, bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor maupun mobil.

Dalam perjalanan menuju desa Pudambu, para tamu HPS akan dimanjakan dengan sejumlah pemandangan elok. Mulai dari perbukitan, hamparan sawah nan hijau hingga perkebunan kakao yang tertata dengan baik. Suasana desa-desa yang dilalui juga memberi ketenangan, disepanjang sabar dan kegemberiaan menuju lokasi HPS.

Gelar Teknologi Kakao di Pudambu

Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya Presiden

Perayaan HPS ke -39 di Pudambu, Angata Konsel sedianya bakal di buka secara langsung oleh Presiden Jokowi. Pembukaan HPS pun, akan dilaksanakan dengan proses panen kakao (Coklat) yang dilakukan oleh Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian, Gubernur Sultra serta sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Tidak sekadar panen kakao, tetapi akan langsung di olah menjadi berbagai macam olahan coklat. Seperti dalam bentuk bubuk, jeli, pasta hingga berbentuk coklat silverquin. Sebuah rumah produksi bernama Rumah Produksi Olahan Kakao pun telah disiapkan di lokasi HPS.

Di dalam rumah produksi itu, terdapat sejumlah peralatan pengolahan kakao juga telah disediakan. Bila Presiden Jokowi benar-benar hadir dalam perayaan HPS, maka mesin-mesin olahan itu akan dipergunakan secara langsung oleh Presiden.

“Setelah panen coklat, akan dipaparkan teknologi. Kemudian kita gelar pengolahan coklat tadi sampai menjadi bubuk, jeli dan pasta. Hasilnya nanti akan seperti silverquen, dan itu adalah produk lokal yang diolah sendiri dengan menggunakan mesin dan peralatan yang ada,” terang Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perternakan (Distanak) Sultra, Ari Sismanto.

Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya PresidenUsai membuka secara resmi HPS di Konsel, lanjutnya, Presiden Jokowi bakal menggelar temu wicara dengan para petani kakao yang ada di Angata, Konsel.

“Setelahnya lagi, baru pak Presiden langsung bertolak ke Bandara Halu Oleo untuk langsung bertolak ke Jakarta. Kalau untuk di MTQ di Kendari, itu hanya pembukaan pameran. Di sana sudah kita siapkan 266 pot lokal indor, dan 70 out dor untuk pameran,” bebernya.

Untuk gelar teknologi pengolahan sagu di Besulutu, Konawe, hanya akan dihadiri oleh para diplomat dari mancanegara. Di sana para diplomat akan diperlihatkan proses pengolahan sagu, termaksud juga akan mengunjungi lokasi budidaya kebun sagu.

“Dari sana baru bertolak ke Kebun Raya Kendari, untuk melakukan penanaman pohon. Kita memilih menonjolkan coklat dan sagu, karena tanaman coklat Indonesia ini masuk tiga besar negara penghasil coklat di dunia. Jadi harapannya kita akan tingkatkan produksi untuk bisa menguasai pasar produksi,” ucapnya.

Sementara untuk sagu, sebab menurutnya, sagu merupakan komoditi pangan alternatif dan sangat tahan dan rentan terhadap perbuhan iklim dan cuaca. Tidak hanya itu, sagu juga memiliki manfaatnya dan dapat dijadikan berbagai olahan makanan.

HPS di Sultra Momentum Kebangkitan Pangan Sagu dan Kakao

Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya Presiden

Perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke -39 yang dilaksanakan di desa Pudambu, Angata, Konsel diyakini menjadi momentum terbaik, utamanya bagi kebangkitan tidak hanya bagi Kakao, tetapi juga bagi komuditas sagu di Sultra. Bagaimana tidak, peringatan HPS kali ini tidak hanya diikuti oleh pemerintah se Indonesia, namun juga seluruh anggota PBB ikut berpartisipasi.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Prihasto Setyanto menjelaskan, terpilihnya Sultra sebagai tuan rumah HPS menjadi momen kebangkitan komuditas kakao dan sagu.

“Soal Kakao, di Indonesia terdapat 1,7 juta hektare lahan produksi Kakao. Sedang untuk di Sulawesi sebanyak 1 juta hektare, serta terkhusus di Sultra sekitar 260 ribu hektare. Meski begitu, produktivitas Kakao sendrii masih rendah, sehingga hal itu yang nantinya akan menjadi tantangan pemerintah dalam menerapkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas Kakao di Indonesia,” terangnya.

Soal sagu, lanjutnya, merupakan komoditas sumber karbohidrat pangan alternatif masa depan, dan menjadi tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim.

“Berbeda dengan tanaman sumber pangan lainnya, yang mudah terpengaruh perubahan iklim. Artinya kebutuhan akan pangan utama bisa diperoleh dari komoditas ini, dan kita perlu perhatikan teknologi pasca panennya. Karena sagu sangat potensial, sagu yang ada di Papua, Maluku, Sumatera dan Kalimantan itu luar biasa. Indonesia kaya akan aneka macam panganan sagu. Ini adalah kearifan lokal yang kita miliki dan prospektif,” ucap Anton dalam releasenya, Rabu (30/10/2019).

Ia pun berharap, mindset bahwa sagu hanya menjadi masakan orang timur harus diubah. Sebab berbicara lumbung pangan dunia, jangan hanya berbicara beras, akan tetapi terdapat sagu, ubi, jagung bahkan sukun. Pangan-pangan tersebut nantinya akan ikut disajikan pada perayaan HPS di Sultra. Utamanya terhadap aneka olahan sagu yang menjadi dijadikan berbagai jenis olahan panganan. Terlebih dari berbagai segi kesehatan, sagu lebih baik dari nasi.

Anton menambahkan, penyelenggaran HPS tahun ini memberikan manfaat yang luar biasa. Di lokasi acara puncak pelaksanaan HPS terdapat beberapa gelar teknologi, yang tentunya bisa menjadi referensi bagi para petani mengembangkan teknologi tepat guna.

Selain itu terdapat rangkaian kegiatan berupa seminar, temu bisnis, pameran dan aneka lomba yang berguna bagi petani dan masyarakat umum. Ditambah lagi kegiatan festival pangan lokal yang menampilkan produk komersial yang berbahan baku pangan lokal dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.

“Itu bertujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi, dalam membuat olahan pangan lokal yang menarik, bercita rasa tinggi, bernilai gizi, ekonomis. Dan puncak acara dilaksanakan pada tanggal 2 November 2019 dengan menampilkan komoditas utama yaitu kakao dan sagu,” bebernya.

Tamu HPS Diperkirakan Capai 2804 Orang

Ada Nadi Pada Kakao di Pudambu, HPS dan Kerinduan Hadirnya Presiden

Sebanyak 2804 orang tamu undangan, bakal memadati pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke -39 di Sulawesi Tenggara (Sultra). Kepastian itu disampaikan Ketua tim Liaison officer (LO), Sarifuddin Safaa dalam rapat pemantapan pelaksanaan HPS bersama dengan Gubernur Sultra dan Wakil Gubernur Sultra, di kantor Gubernur Sultra, Selasa (29/10/2019).

Menurut Sarifuddin, dari total itu sebanyak 2604 orang merupakan tamu undangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sementara sisanya, merupakan tamu dari luar Indonesia termaksud Duta Besar (Dubes).

“Dari Kementerian itu ada sekitar 205 orang, kalau untuk gubernur ada 14 Gubernur dari 33 gubernur di Indonesia yang sudah mengkorfimasi akan hadir langsung,” bebernya.

Ke 14 Gubernur itu, lanjutnya, Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Gubernur Riau, Gubernur, Jawa Tengah (Jateng), Gubernur Yogyakarta, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Gubernur Kalimantan Utara (Kalut), Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Gubernur Bali serta Gubenur Maluku Utara (Malut).

“Sementara 19 Gubernur lainnya yakni seperti Sulawesi Barat (Sulbar), Kalimantan Timur (Kaltim), Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Barat dan lainnya bakal di wakili. Dan kita juga masih menunggu konfirmasi lanjutan,” terangnya.

Terkait masalah penginapan tamu-tamu VVIP, Ia mengaku telah menyiapkan sejumlah hotel di Kota Kendari. Tidak hanya itu, sejumlah Kementerian juga telah mengkorfimasi kehadirannya di Sultra dalam rangka pelaksanaan HPS tanggal 2-5 November nanti.

Seperti Kementerian Pertanian dengan jumlah rombongan 167 orang, Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kekominfo), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendesa), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kejaksaan Agung (Kejagung).

Gubernur Sultra, Ali Mazi pun meminta, agar seluruh panitia pelaksanaan HPS di Sultra bekerja maksimal dalam menyukseskan pelaksanaan HPS.

“Kita ingin agar pelaksanaan HPS ini berjalan sukses, saya tidak mau ada image yang jelek setelah pelaksanaan ini. Olehnya saya minta semua bekerja maksimal, terlebih pelayanan terhadap seluruh tamu-tamu kita,” tegasnya.

Untuk diketahui, kegiatan HPS ke-39 ini bakal digelar di tiga daerah yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Konsel. Puncak acara pelaksanaan bakal dilaksanakan di Desa Pudambu, kecamatan Angata, Konsel pada, 2 November 2019.

Sedianya, HPS ke -39 bakal di buka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di sana Presiden Jokowi bakal melaksanakan panen raya kakao, dan temu wicara dengan petani kakao.

Kemudian, acara lainnya yakni di Kota Kendari yakni seminar di Hotel Claro Kendari dan upacara peringatan HPS ke-39 di lapangan apel Kantor Gubernur Sultra dan pameran di Eks MTQ Kendari. Terakhir lokasi HPS juga ada di Kabupaten Konawe, yakni di kecamatan Besulutu, yakni pengembangan sagu.

 


Penulis : Randi Ardiansyah
Editor : Abd Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini