Aniaya 6 Siswa, Kepala SD 19 Kendari Dipolisikan

449
Aniaya 6 Siswa, Kepala SD 19 Kendari Dipolisikan
SURAT LAPORAN - Surat laporan polisi nomor: LP/57/II/2019/SPKT.C/Sek Mdg Res Kendari. (Fadli Aksar/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Seorang Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 19 Kendari Zainuddin dilaporkan oleh orang tua siswa di Kepolisian Sektor (Polsek) Mandonga pada 23 Februari 2019. Hal itu berdasarkan laporan polisi nomor: LP/57/II/2019/SPKT.C/Sek Mdg Res Kendari.

Zainuddin dilaporkan oleh orang tua korban berinisial S, yang merasa tidak terima dengan perlakuan kasar yakni dugaan penganiayaan terhadap 6 orang siswa. Salah satu yang dianiaya adalah anaknya, W (13) yang mengalami luka di kepala, dan 5 murid lainnya yang mendapat luka memar.

S menjelaskan, peristiwa itu bermula saat W hendak pulang bersama rekannya F. Namun, tiba-tiba F meminta bantuan W untuk berkelahi dengan murid kelas V di sekolah mereka, SD 19 Kendari, Jalan Pattimura, Kelurahan Watulondo, Kecamata Puuwatu, Jumat (22 Februari 2019).

W kemudian datang membantu. Menurut S, W hanya menendang kaki lawannya lalu kembali pulang ke rumah bersama F dengan menumpangi jasa ojek. Keesokan harinya, (Sabtu, 23/2/2019) datang orang tua korban yang dipukul oleh W, meminta pihak sekolah menangani masalah itu.

“Setelah didamaikan, orang tua korban pulang, enam orang siswa ini dipanggil masuk ke ruang guru, muncul kepala sekolah. Dia datangilah anak-anak ini, dijejer di tembok. Di situ tanpa tanya lagi langsung di tempeleng satu per satu, termasuk anak saya memar matanya, terbentur di tembok, yang satu kepalanya bocor mandi darah. Empat siswa lain memar hanya tempeleng bolak-balik,” ujar S, Jumat (8/3/2019) lalu.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

S baru mengetahui anaknya menjadi korban, ketika W pulang ke rumah. Saat masuk kamar, W berupaya menghindari pandangan agar tidak diketahui. Tapi justru ibu W yang mendapati wajah anaknya sudah memar. Keduanya tidak terima dengan perlakuan itu, maka langsung melapor ke Polsek Mandonga di hari yang sama.

“Anak itu saya dititip, saya persilahkan dibina, tapi itu bukan dibina tapi sudah dianiaya, kalau dibina seperti dicubit, tidak masalah justru saya berterima kasih, karena sudah bimbing anak saya,” tegas S.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Polsek Mandonga AKP Jupen Simanjuntak, membenarkan adanya laporan tersebut. “Benar, ada laporannya di Polsek Mandonga,” kata Jupen saat dihubungi via whatsapp, Senin (11/3/2019)

Sementara itu, Kepala SDN 19 Mandonga, Zainuddin, mengakui dirinya telah menampar 6 orang siswa. Ia juga sebagai manusia biasa dan memohon maaf atas kejadian yang menurut dia, di luar dugaannya. Namun, ia mengklaim tindakannya itu bukan penganiayaan.

“Saya mengakui itu, tapi saya hanya menempeleng, kalau ada yang bilang itu penganiayaan, saya tidak terima, luka di kepala itu bukan karena saya pukul, tapi saat saya mau pukul, dia langsung membuang kepalanya di tembok, ada paku kabel sehingga luka,” kata Zainuddin.

BACA JUGA :  Usai Mabuk-mabukan, Polisi Ini Main Pistol Lalu Tembak Pacar Sendiri

Dia mengungkapkan, penamparan itu terjadi setelah peristiwa pengeroyokan sekelompok siswa kelas 6 yang mengeroyok siswa kelas 5. Lalu orang tua siswa kelas 5 yang dikeroyok ini datang mengadu ke sekolah, karena anaknya dikeroyok kakak kelasnya.

Orang tua itu datang hendak membalas tindakan yang sama kepada enam orang siswa itu. Namun, guru yang menemui orang tua siswa itu memanggil keenamnya. Orang tua siswa yang dikeroyok itu juga hendak melapor ke polisi.

“Saya tidak menginginkan adanya laporan ke polisi terkait perbuatan siswa saya. Saya memanggil orang tua siswa yang melakukan pengeroyokan tapi hanya beberapa orang tua siswa saja yang datang,” tambahnya.

Menurut Zainuddin, alasan dirinya memanggil keenam orang anak yang melakukan pengeroyokan itu dengan tujuan untuk memberi pembinaan. Namun secara spontan dia menempeleng pipi siswanya itu.

“Saya akui saya menampar, saya cukup kooperatif untuk mempertanggungjawabkan perbuatan saya kepada anak didik saya, daripada orang tua murid yang dikeroyok ini yang bertindak,” pungkasnya. (A)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini