Cerita Pasien Asal Kota Kendari Berhasil Sembuh dari COVID-19

628
826 Rapid Test Didistribusikan ke Kabupaten dan Kota di Sultra
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – FA (25) akhirnya dapat bernapas lega, setelah dirinya dinyatakan negatif atau bebas dari virus corona atau COVID-19. Senyum sumringah terpancar dari wajah FA setelah berhasil melewati masa-masa kritis melawan Covid-19.

FA merupakan pasien yang sempat dinyatakan positif Covid-19, pada 19 Maret 2020, dan telah dinyatakan sembuh dan bebas dari Covid-19.

Setelah hampir sebulan menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Kendari. Pada, Rabu, 8 April 2020, sekitar pukul 15.00 wita, ia akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah dan dijemput oleh keluarganya.

Kepada awak media, FA mengaku, mendapat perlakuan baik selama menjalani masa isolasi di RSUD Bahteramas. Ia pun mendapatkan perawatan intensif dari tim medis RS tersebut. Ia bercerita, awal dirinya sadar terpapar Covid-19, yakni pada 4 Maret 2020.

Saat itu, ia mengalami demam tinggi, sakit pada tenggerokokan, pilek, batuk, dan menggigil. Menyadari itu, ia lalu memeriksakan dirinya ke salah satu klinik di bilangan Anduonohu dan langsung mendapatkan rujukan ke RSUD Bahteramas.

(Baca Juga : Kisah La Jara, ODP Corona Asal Buton yang Isolasi Diri di Kebun)

“Saya adalah salah satu pasien yang pernah positfi Covid-19, dan sekarang sudah dinyatakan negatif berkat pemeriksaan dan perawatan intensif tim medis RSUD Bahteramas. Gejala awalnya itu seperti yang saya sebutkan tadi, pas periksa di dokter langsung di rujuk. Karena saya ada riwayat perjalanan keluar negeri,” ungkapnya.

Setelah menjalani pemeriksaan di RSUD Bahteramas, pada 9 Maret 2020, FA langsung dibawa ke ruang isolasi oleh tim medis lantaran memiliki riwayat perjalanan umroh. FA mengaku sempat khawatir, bila hasil tes swabnya positif Covid-19. Walau pada akhirnya ia benar-benar dinyatakan positif, FA akhirnya menguatkan diri dan tak ingin menyerah.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

“Perasaan waktu dirawat sebetulnya cukup khawatir, apakah positif betul atau tidak. Tapi setelah dinyatakan positif juga tidak merasakan yang bagaimana sakitnya, maksudnya karena kalau dalam kategori saya masuk kategori ringan. Tidak berat, jadi proses penyembuhannya juga cepat,” katanya.

Selama proses masa penyembuhan, FA mengisi waktunya dengan membaca buku, bermain game. Juga sesekali memberi kabar kepada keluarga dan teman-temannya, terkait kondisinya. Ia pun merasa bersyukur, sebab selalu mendapat dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Ia juga mengaku, tidak mengalami stres selama berada di ruang isolasi.

“Tidak stres karena kalau stres katanya imun tubuh turun, jadi usahakan tidak stres. Hal parah yang saya alami itu demam tinggi, tapi itu waktu masih di rumah, itu gejala awanya,” ucapnya.

FA pun berpesan, agar masyarakat tidak perlu resah dan mengucilkan orang yang positif Covid-19. Baginya, orang yang positif Covid-19 bukanlah aib, yang harus dijauhi terlebih dikucilkan. Ia menegaskan, bahwa virus tersebut bisa disembuhkan, dengan tetap menjaga pola hidup bersih dan berpikir positif untuk menjaga imun tubuh serta daya tahan tubuh.

“Tidak ada orang yang mau terkena virus ini, semua ingin sehat. Dan kalau mau tetap sehat dan terhindari dari virus ini, pesan saya ikuti instruksi pemerintah. Lakukan sosial distancing, physical distancing. Jaga diri, jaga orang lain, virus ini bukan aib. Dan bisa disembuhkan,” tegasnya.

(Baca Juga : Lawan Covid-19, Seorang Pasien Positif Olahraga di Ruang Isolasi)

Usai dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, FA mengaku, bila dibutuhkan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan Covid-19, dirinya siap menjadi relawan.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Sementara, ibu FA, Sri mengucapkan, terima kepada dokter dan perawan RSUP Bahteramas yang selama ini merawat anaknya sampai sembuh. Ia sangat bersyukur, sebab anaknya telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah.

“Jadi biar Allah saja yang mebalas segalanya, semoga para tenaga medis dan dokter diberi kekuatan dan perlindugan sama Allah dan disehatkan semuanya,” harapnya.

Selama anaknya menjalani perawatan dan hampir sebulan tidak bertemu, ia mengaku hanya dapat berkomunikasi lewat telepon ataupun panggilan video.

“Jadi setiap saya sujud, tidak ada yang lain sebenarnya saya lakukan. Saya hanya pasrakan segalanya sama Allah dan ini menjadi kekuatan kami. Dan anak saya fitri tidak ada henti-henti saya kasih semangati dia, supaya dia jangan dia doun dan jangan putus asa agar dia tetap semangat,” ucapnya..

Ditempat yang sama, dr Iwan RSUD Bahteramas yang intes merawat Fa mengukapkan, FA pertama masuk Rumah Sakit (RS), pada 9 Maret 2020, dengan gejala panas, batuk dan sakit tenggorokan yang sama gengala Covid dirinya langsung mendapatkan perawatan.

“Sebetulnya dari sisi medis nona FA ini dua tiga hari dirawat sebetulnya sudah boleh dirawat jalankan. Cuman karena adanya masalah wabah Covid tersebut kami tetap memeriksakan kepastiannya dan seminggu tiba hasilnya. Dan saat itu saat dia ada gejala bantuk kita kasih obat batuk begitupun juga deman,” jelasnya.

Irwan menjelaskan, selama masa perawatan FA sangat kooperatif, dan mengikuti seluruh instruksi tim medis sejak awal hingga akhir. Katanya, tim medis hampir tidak mendapatkan kendala selama merawat FA.

 


Reporter : Randi Ardiansyah
Editor : Rosnia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini