Dinas Perikanan Kolut Kewalahan Hadapi Pelaku Pengeboman Ikan di Teluk Bone

266
Kadis Perikanan Kolaka Utara, Muhlis Usman
Muhlis Usman

ZONASULTRA.COM,LASUSUA – Dinas Perikanan Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mencatat telah terjadi peningkatan praktek pengeboman ikan di
sepanjang perairan Teluk Bone.

Kadis Perikanan Kolaka Utara, Muhlis Usman
Muhlis Usman

Kepala Dinas Perikanan Kolut, Muhlis Usman mengungkapkan sejak pengawasan kelautan menjadi kewenangan pemerintah provinsi Sultra, pihaknya sering menerima laporan dari masyarakat tentang maraknya penangkapan ikan mengunakan bahan peledak dan bahan kimia tertentu yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggubg jawab.

“Kami setiap hari menerima laporan sebagian nelayan yang melakukan bom ikan. Namun sejak kewenangan pengelolaan dan pengawasan laut tidak lagi berada di bawah Pemkab, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkap Muklis, Kamis (7/9/2017).

Diakui Muhlis, sejak dulu perairan laut khususnya Teluk Bone sangat rawan aksi pengeboman ikan dengan
menggunakan bahan kimia lainnya seperti potas. Tentunya, penangkapan ikan dengan cara-cara merusak itu dapat menyebabkan kerugian yang besar, terutama terhadap kelestarian ekosistem perairan.

Ia menduga, pelaku pengeboman bukan hanya nelayan dari Kolaka Utara, namun nelayan dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel)

“Bom ikan sejak dulu menjadi musuh besar perairan Kolut, namun perbuatan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab karena kebanyakan dari luar Kolut yang biasa menggunakan bahan peledak dengan kemampuan khusus seperti menggunakan bahan beracun untuk menangkap ikan,” kata Muklis

Ia menambahkan, meskipun kewenangan laut tidak berada lagi di bawah Pemerintah Kabupaten (Pemkab), namun pihaknya masih melakukan pengawasan namun tidak efektif seperti dulu.

“Setiap menerima laporan kami hanya dapat mengawasi dan memantau dari daratan,” ujar Muklis.

Sementara itu, salah satu warga Desa Lalume, Ramli (42) yang berprofesi sebagai salah satu pengumpul ikan mengungkapkan bahwa dirinya kerap menerima ikan nelayan dari hasil penangkapan yang diduga kuat menggunakan bom. Pasalnya, ikan-ikan yang diterima tidak lazim.

“Ikan biasa masuk itu hasil dari penangkapan memakai bom. Itu terlihat dari banyaknya ikan yang masuk serta jenis ikan dan ciri-ciri yang diambil dari hasil bom, seperti ikan putih dan ikan merah dalam jumlah banyak,” kata Ramli.

Ia menambahkan, nelayaan yang menjual ikan dengan kapasitas banyak yang menandakan ikan tersebut hasil dari bom ikan.

“Akhir-akhir ini ikan laut yang sering saya terima, kalau datang sekali banyak yang datang,” tandasnya. (B)

 

Reporter : Rusman
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini