Dosen UHO Ajak Warga Kontunaga Kembangkan Nira Jadi Gula Kristal

515
Dosen UHO Ajak Warga Kontunaga Kembangkan Nira Jadi Gula Kristal
Dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, yang tergabung dalam Tim Program Penerapan Teknologi tepat guna ( PPTTG), mencoba mengembangkan nira aren menjadi gula kristal atau gula semut.

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Jika nira aren biasanya dibuat menjadi gula merah, maka kali ini berbeda. Dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, yang tergabung dalam Tim Program Penerapan Teknologi tepat guna ( PPTTG), mencoba mengembangkan nira aren menjadi gula kristal atau gula semut.

ketua Tim PPTTG UHO, Asranudin mengungkapkan, pada kegiatan yang berawal dari dana hibah Kemeristekdikti kepada UHO ini, ia bersama timnya yang terdiri dari staf pengajar di Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, menjadikan Desa Mabodo kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna sebagai daerah sasaran PPTTG.

Desa tersebut sendiri, berdasarkan informasi yang diperolehnya memiliki kerapatan tanaman aren mencapai 30-40 meter persegi. Kawasan tersebut sudah sejak lama diketahui sebagai sumber Kameko atau minuman fermentasi nira. Bahkan, beberapa diantaranya telah sukses menekuni pekerjaan sebagai penyadap atau mengolah bagian lain dari aren.

“Survei yang dilakukan oleh tim PPTTG UHO pada Juni 2019 lalu, melaporkan sekitar 500 Liter nira perhari yang tersadap yang selanjutnya diolah menjadi Kameko oleh warga sekitar,” ujarnya, Selasa (13/8/2019).

Potensi nira yang melimpah di daerah tersebut kemudian dinilai PPTTG sangat tepat jika diterapkan untuk membantu masyarakat menghasilkan produk turunan baru yang lebih menjanjikan yaitu menguapkan kandungan air nira menjadi gula krista atau gula semut.

“Kawasan Mabodo berpotensi seperti Kulonprogo Jawa Tengah yang telah sukses dengan gula semut nira kelapa yang sudah memasuki pasar nasional bahkan ekspor. Dalam acara sosialisasi dan diskusi dengan tokoh masyarakat beberapa waktu lalu, nampak bahwa seluruh masyarakat Mabodo berharap PPTTG akan menjadi titik awal kebangkitan ekonomi baru,” ujarnya.

(Baca Juga : Dosen UHO Dilatih Lebih Profesional dalam Proses Perkuliahan)

Pihaknya juga telah menjelaskan kepada masyarakat potensi tanaman aren yang dapat dikembangkan mulai dari akar hingga, daun sehingga masyarakat merasa telah kecolongan puluhan tahun tentang informasi tersebut.

Oleh karena itu, tim PPTTG UHO akan melakukan pendampingan yang komprehensif mulai dari menyerahan dan alih teknologi berupa penyerahan paket alat, pendampingan manajemen usaha UMKM, Good manufacturing production (GMP), pembuatan dan pendaftaran brand, bantuan kemasan hingga perijinan edar akan dilakukan oleh tim, agar kegiatan PPTTG tersebut berdampak pada kesejahteraan masyarakat Mabodo.

Selain nira, bagian lain dari aren seperti kolang-kaling dan pati akan diajarkan teknik pengolahan dan pembuatan produk turunannya. Terkait permintaan tersebut, ucap Asranudin warga sangat antusias, sehinggan meminta didampingi bagaimana cara mengolah aren ini supaya bisa jadi uang.

Ia menjelaskan, memang tujuan PPTTG ini adalah menerapkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Mabodo dan seluruh daerah dimana PPTTG ini diterapkan.

Dampak jangka panjang yang diharapkan adalah warga Muna akan mengembangkan aren sebagai tanaman seribu fungsi dan manfaat. Kalau di daerah lain bisa sukses dengan nira kelapa, kenapa tidak di desa Mabodo tidak sukes dengan nira aren.

Pihaknya sendiri, rencananya akan melakukan pelatihan kepada warga terkait pemanfaatan aren dalam waktu dekat ini. (b)

 


Kontributor : Sri Rahayu
Editor Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini