ZONASULTRA.COM, UNAAHA– Keinginan masyarakat untuk dihentikannya aktifitas PT Cahaya Moderend Metal Industri (CMMI) di Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), mendapat respon DPRD setempat. Perusahaan pemurnian nikel ini dinilai tidak memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah tempat beroperasinya perusahaan itu.
Ketua DPRD Konawe Gusli Topan Sabara mengaku, pihaknya akan mengeluarkan rekomendasi penutupan jika perusahaan tersebut terbukti tidak mensejahterakan masyarakat Puriala dan Konawe pada umumnya.Kata dia, sejak berdirinya perusahaan itu pihaknya sering mendapat keluhan dari masyarakat, mulai dari janji corporation sosial responsibility (CSR) yang tak kunjung diberikan sebagaimana yang sudah dijanjikan perusahaan tersebut, hingga tidak sesuainya upah karyawan sampai kepada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan pekerja yang mayoritasnya adalah masyarakat lokal. (Artikel terkait Gaji Tak Dinaikkan, Karyawan PT. CMMI Ancam Mogok Kerja)
“Kami sangat respon permintaan tersebut, kalau perusahaan ini tidak memberikan nilai tambah terhadap daerah kita, untuk apa kita pertahankan. Kalau masyarakat menginginkan penutupan tersebut kita akan segera rekomendasikan itu kepada pemerintah untuk dilakukan penutupan,” kata Gusli di ruang kerjanya, Rabu (11/08/2015).
Meski begitu, Gusli belum bisa memastikan kapan rekomendasi penutupan itu dikeluarkan.
Sebelumnya masyarakat Kecamatan Puriala melalui Asosiasi Kerukunan Antar Desa (AKAD) meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) Konawe untuk segera menghentikan aktifitas PT CMMI karena dinilai tidak mampu memberikan kontribusi besar bagi kemajuan pembangunan di daerah itu. Bahkan janji CSR yang ditawarkan perusahaan sebelum memulai aktifitas penambangan tidak pernah direalisasikan hingga saat ini. (Artikel terkait : Tuntut Kenaikan Gaji, Ratusan Karyawan PT. CMMI Demo di Kantor DPRD Konawe)
Data terakhir yang berhasil dihimpun zonasultra.id dari beberapa sumber termasuk pihak PT CMMI, terdapat ratusan karyawan yang terpaksa dirumahkan dengan alasan ketidak stabilan keuangan perusahaan.
