Ini Cerita Dua Nelayan Suku Bajo Bertahan Hidup Selama Dua Hari di Laut

132
Ini Cerita Dua Nelayan Suku Bajo Bertahan Hidup Selama Dua hari di laut
Ini Cerita Dua Nelayan Suku Bajo Bertahan Hidup Selama Dua Hari di Laut
Ini Cerita Dua Nelayan Suku Bajo Bertahan Hidup Selama Dua hari di laut
NELAYAN HILANG : Nelayan Suku Bajo Desa Mola Selatan, Kecamatan Wangi-Selatan, Kabupaten Wakatobi Suryadi (48) dan Tosa (17) yang dilaporkan hilang saat melakukan aktifitas memancing ikan tuna diwilayah timur Wangi-Wangi. (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Kondisi Suryadi (48) dan anaknya Tosa (17) dua nelayan dari Desa Mola Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra) kini mulai membaik setelah keduanya tenggelam di lautan selama dua hari dua malam.

Dua suku laut Bajo bapak dan anak itu menceritakan kisahnya bertahan hidup selama dua hari dua malam dilautan bebas. Keduanya ditemukan tengah mengapung oleh La Yaya nelayan pencari gurita asal Mandati, sekitar pukul 11 pagi, 44 mil dari Selatan Pulau Wangi-wangi perairan Pulau Kaledupa pada Rabu (1/2/2017) kemarin.

Berita Terkait : Dua Nelayan Bapak Anak Yang Hilang Di Perairan Timur Wangi-Wangi Berhasil Ditemukan

Siang 29 Januari 2017 saat hendak pulang usai memancing, perahu yang ditumpangi Sunayadi dan Tosa goyah karena amukan badai yang disertai hujan deras. Seluruh tangkapan ikan tuna, perahu serta perlengkapan pemancingan lainya hilang ditelan ombak.

Ombak saat itu mencapai tiga meter. Tubuh Tosa yang mungil tak kuat menahan hantaman badai. Remaja itu terhempas ke laut. Tak pikir panjang Suryadi terjun ke laut untuk menolong anaknya dengan membawa pelampung sederhana berupa jerigen dan penutup gabus. Setelah berjuang melawan hantaman ombak Suryadi berhasil menyelamatkan Tosa.

“Kami menahan lapar dan haus dilaut dengan hanya mengandalkan satu tutup gabus ikan, satu buah jerigen dan seutas tali pancing yang saling diikatkan pada tangan kami agar tidak terpisah,” tutur Suryadi saat kepada awak Zona saat ditemui dirumahnya, Rabu sore.

Keduanya juga harus berenang puluhan bahkan ratusan meter dari Huma ke Huma atau rumah panggung tempat peristirahatan nelayan yang penyangga kayunya menancap ke dasar laut, berharap nelayan lain menemukan mereka.

Baca Juga : 10 Nelayan Wakatobi Hilang Diperairan Binongko

“Sudah lemah sekali kami kelelahan, kedinginan. Kami minum air hujan untuk ganjal perut karena kelaparan dna kehausan,” terang Suryadi sambil berkaca-kaca menceritakan kisahnya tenggelam bersama putra tercintanya.

Didampingi Tosa, Suryadi mengatakan saat berada dilautan dirinya sudah pasrah karena arus ombak yang begitu kencang bisa membawa mereka ke lautan bebas. Ditambah lagi kondisi mereka saat itu sudah lemah karena kelaparan dan dehidrasi. Untungnya pertolongan segera mereka dapatkan ketika seorang nelayan pencari gurita La Yaya melintasi Karang Kahedupa, nelaya dari Desa Mandati itu mendapati Suryadi dan Tosa mengapung dalam kondisi lemah.

“ Jam 11 pagi kami didapat jam 3 sore kami tiba di kampung, alhamdulillah dengan kondisi selamat,” terang Suryadi.  (B)

 

Reporter : Nova Eli Surya
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini