Jokowi : Kebebasan Itu Bukan Kebebasan Semau-Maunya

102
Jokowi : Kebebasan Itu Bukan Kebebasan Semau-Maunya
REMBUK NASIONAL - Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat menutup acara Rembuk Nasional Aktivis 98 di Hall Tengah, Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, Sabtu, (7/7/2018) (Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Kebebasan berekspresi dan berpendapat yang telah diperjuangkan oleh aktivis 98 mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kendati demikian, Jokowi mengingatkan bahwa kebebasan tetap terikat oleh aturan dan konstitusi.

Hal itu diungkap Jokowi dalam sambutannya saat menutup acara Rembuk Nasional Aktivis 98. Presiden mengucapkan terima kasih banyak kepada gerakan aktivis 98 yang telah memperjuangkan kebebasan berekspresi, berpendapat, dan kebebasan pers di Indonesia.

“Tetapi sekali lagi kebebasan itu bukan kebebasan yang semau-maunya. Kebebasan itu bukan kebebasan yang sebebas-bebasnya karena kita diikat oleh aturan, kita diikat oleh konstitusi kita,” kata Presiden dalam sambutannya saat menutup acara Rembuk Nasional Aktivis 98 di Hall Tengah, Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, Sabtu, (7/7/2018).

Jokowi : Kebebasan Itu Bukan Kebebasan Semau-Maunya

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan bahwa persatuan dan persaudaraan adalah aset besar bangsa Indonesia. Olehnya itu, kebebasan berpendapat bukan berarti kebebasan untuk saling mencela, mencemooh, dan mengadu domba saudara sebangsa dan setanah air.

“Aset besar bangsa Indonesia adalah persatuan, aset besar bangsa Indonesia adalah persaudaraan di antara suku-suku, di antara daerah-daerah yang berbeda-beda tradisi, adat, dan bahasa. Inilah yang harus kita sadari bersama,” lanjutnya.

Presiden mengimbau masyarakat dan aktivis yang hadir untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Jokowi : Kebebasan Itu Bukan Kebebasan Semau-Maunya

“Masyarakat jangan terpecah hanya karena perbedaan pilihan politik,” pungkas Jokowi.

Perbedaan pendapat dan pilihan politik adalah hal yang wajar. Namun perlu diingat bahwa semua rakyat Indonesia adalah saudara sebangsa dan setanah air.

“Jangan karena berbeda politik, berbeda pilihan politik saling mencela, saling mencemooh, saling menjelekkan. Itu bukan etika dan budaya bangsa kita Indonesia,” tutupnya.

Rembuk nasional aktivis 98 sendiri dihadiri tidak kurang dari 50.000 peserta, mereka semua merupakan perwakilan aktivis 98 dari 29 provinsi di Indonesia. (A)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini