Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Butur Meningkat

76

ZONASULTRA.COM, BURANGA – Kasus tindak kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai memprihatikan. 

Data dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Butur menyebutkan, selama tahun 2015 sudah terdapat tiga kasus kekerasan seksual terhadap anak.Kondisi tersebut dinilai sudah luar biasa. 
Pasalnya, pada tahun-tahun sebelumnya kekerasan seksual terhadap anak hampir tidak pernah ada. Oleh karena itu pemerintah setempat melalui BPPKB bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Butur intens melakukan sosialisasi gerakan kekerasan terhadap anak.Melihat persoalan tersebut, Wakil Bupati Butur Harmin Hari mengatakan bahwa tindakan pencegahan terjadinya kekerasan seksual terhadap anak harus semakin ditingkatkan.
Bukan hanya sosialisasi dari pemerintah, tapi semua elemen masyarakat harus bisa melakukan pencegahan. Khususnya di lingkup keluarga dan lingkungan sekolah.
 “Harus ada pencegahan nyata, sehingga bisa kita kurangi bahkan hilangkan kasus itu. Ini memerlukan kerjasama pihak sekolah, termasuk guru-guru, juga lingkungan keluarga dalam hal ini orang tua agar selalu mendidik anak dengan berlandaskan agama. Anak dari kecil diajarkan untuk selalu menutup aurat, ini juga salah satu model pencegahan,” kata Harmin usai menghadiri Sosialisasi Gerakan Tindakan Pencegahan Kekerasan Seksual Anak di Aula Bappeda Butur, Kamis (21/5/2015).
Kemudian, lanjut Harmin, para pelaku tindak kekerasan juga harus ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku tanpa ada kompromi. Tak hanya merusak masa depan korban, para pelaku juga telah menimbulkan trauma berkepanjangan bahkan mungkin seumur hidup.”Makanya harus dihukum seberat-beratnya, tanpa kompromi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (P2A) BPPKB Butur Husniati menjelaskan, kekerasan terhadap anak muncul karena penyerapan manfaat teknologi yang menyimpang. Kemajuan teknologi yang begitu pesat banyak disalahgunakan, ditambah gaya berpacaran yang tidak sehat alias seks bebas.
“Faktor-faktor itu muncul karena krisisnya moral. Nah persoalan ini yang perlu kita atasi, sehingga laju kasus kekerasan anak dapat dihentikan. Sehingga kedepan tidak lagi muncul kasus yang dapat merusak masa depan generasi penerus bangsa ini,” pungkasnya. (Darso)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini